Palapa Ring: Proyek Belasan Tahun yang Baru Terealisasi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akhirnya meresmikan pengoperasian Palapa Ring. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan bahwa Palapa Ring bukanlah konsep baru.
“Ini bukan konsep baru. Tapi konsep 2005. Tapi belum pernah tereksekusi. Nah setelah 2015 baru kita mendapatkan struktur yang pas menggunakan KPBU (yaitu) kerjasama pemerintah dan badan usaha,” katanya di Istana Negara, Senin (14/10/2019).
Rudiantara memastikan bahwa dengan adanya pembangunan Palapa Ring ini maka tak ada kabupaten yang tidak terkoneksi internet. Dia mengibaratkan Palapa Ring sebagai jalan tol untuk internet kecepatan tinggi.
“Jadi mulai saat ini, Agustus kemarin, dari 514 kabupaten/kota, tidak ada yang tidak dihubungkan oleh jalan tol tadi. Ini Kominfo beserta teman-teman operator yang membangun jaringan tulang punggung tadi,” ungkapnya.
Dia mengakui bahwa Pembangunan Palapa Ring untuk wilayah Timur mengalami keterlambatan. Seharusnya Palapa Ring Timur dituntaskan pada akhir kuartal II.
“Namun di Papua kondisi geografisnya yang tidak memungkinkan menyelesaikan tepat waktu. Sehingga baru selesai akhir Agustus kemarin bapak. Di Papua kami membangun di 30 kabupaten/kota baru yang tidak ada jaringan tulang punggung atau backbone internet kecepatan tinggi,” jelasnya.
Proyek Palapa Ring ini menggunakan fiber optic sepanjang 12.148 km dan total 55 hops microwaves links. Sementara pemerintah mengeluarkan alokasi anggaran untuk Palapa Ring sebesar Rp. 22 triliun.
“Ada namanya availability payment (AP). Jadi konsorsium yang bangun, konsorsium yang mengoperasikan, konsorsium yang memiliki asetnya sampai 15 tahun. Baru ditransfer. nah total kewajiban pemerintah itu sekitar Rp22 triliun untuk Palapa Ring,” katanya.
Ditanyakan berapa investasi pihak swasta di proyek ini, Rudiantara mengaku tidak hafal. Dia mengatakan bahwa besarannya tergantung masing-masing operator.
“Kalau private ya masing-masing operator gitu. Saya engga hafal. Tapi dari yang sudah ditandatangan sebesar Rp. 21 triliun berapa. Hampir Rp. 22 triliun,” ujarnya.
Terkait tarif, dia mengatakan bahwa hal tersebut fleksibel karena hal ini merupakan insentif bagi operator. Dia mengungkapkan saat ini sedang uji coba dari dua operator yakni Telkom dan Prima Com menggunakan Palapa Ring Timur.
“Ada 16 lagi yang sudah menyampaikan minatnya untuk menggunakan Palapa Ring Timur. Kalau Barat dan Tengah sih lebih banyak (operatornya),” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan dengan adanya pembangunan 4000 BTS tahun depan maka Indonesia bakal terbebas dari blindspot. Meskipun dia tidak menutup kemungkinan untuk area hutan dapat dijangkau.
“Tapi tentunya kalau di hutan ada desa, tak bisa seluruh hutannya terjangkau. Tapi kalau yang ada masyarakatnya itu bisa dikejar pakai sinyal seluler maupun akses internet,” ungkapnya.
“Ini bukan konsep baru. Tapi konsep 2005. Tapi belum pernah tereksekusi. Nah setelah 2015 baru kita mendapatkan struktur yang pas menggunakan KPBU (yaitu) kerjasama pemerintah dan badan usaha,” katanya di Istana Negara, Senin (14/10/2019).
Rudiantara memastikan bahwa dengan adanya pembangunan Palapa Ring ini maka tak ada kabupaten yang tidak terkoneksi internet. Dia mengibaratkan Palapa Ring sebagai jalan tol untuk internet kecepatan tinggi.
“Jadi mulai saat ini, Agustus kemarin, dari 514 kabupaten/kota, tidak ada yang tidak dihubungkan oleh jalan tol tadi. Ini Kominfo beserta teman-teman operator yang membangun jaringan tulang punggung tadi,” ungkapnya.
Dia mengakui bahwa Pembangunan Palapa Ring untuk wilayah Timur mengalami keterlambatan. Seharusnya Palapa Ring Timur dituntaskan pada akhir kuartal II.
“Namun di Papua kondisi geografisnya yang tidak memungkinkan menyelesaikan tepat waktu. Sehingga baru selesai akhir Agustus kemarin bapak. Di Papua kami membangun di 30 kabupaten/kota baru yang tidak ada jaringan tulang punggung atau backbone internet kecepatan tinggi,” jelasnya.
Proyek Palapa Ring ini menggunakan fiber optic sepanjang 12.148 km dan total 55 hops microwaves links. Sementara pemerintah mengeluarkan alokasi anggaran untuk Palapa Ring sebesar Rp. 22 triliun.
“Ada namanya availability payment (AP). Jadi konsorsium yang bangun, konsorsium yang mengoperasikan, konsorsium yang memiliki asetnya sampai 15 tahun. Baru ditransfer. nah total kewajiban pemerintah itu sekitar Rp22 triliun untuk Palapa Ring,” katanya.
Ditanyakan berapa investasi pihak swasta di proyek ini, Rudiantara mengaku tidak hafal. Dia mengatakan bahwa besarannya tergantung masing-masing operator.
“Kalau private ya masing-masing operator gitu. Saya engga hafal. Tapi dari yang sudah ditandatangan sebesar Rp. 21 triliun berapa. Hampir Rp. 22 triliun,” ujarnya.
Terkait tarif, dia mengatakan bahwa hal tersebut fleksibel karena hal ini merupakan insentif bagi operator. Dia mengungkapkan saat ini sedang uji coba dari dua operator yakni Telkom dan Prima Com menggunakan Palapa Ring Timur.
“Ada 16 lagi yang sudah menyampaikan minatnya untuk menggunakan Palapa Ring Timur. Kalau Barat dan Tengah sih lebih banyak (operatornya),” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan dengan adanya pembangunan 4000 BTS tahun depan maka Indonesia bakal terbebas dari blindspot. Meskipun dia tidak menutup kemungkinan untuk area hutan dapat dijangkau.
“Tapi tentunya kalau di hutan ada desa, tak bisa seluruh hutannya terjangkau. Tapi kalau yang ada masyarakatnya itu bisa dikejar pakai sinyal seluler maupun akses internet,” ungkapnya.
(wbs)