BSSN Apresiasi Lembaga yang Memerhatikan Keamanan Siber
A
A
A
DENPASAR - Dalam rangkaian simposium Critical Information Infrastructure Protection Indonesia (CIIP-ID Summit) 2019 yang berlangsung di Denpasar Bali pada 28-29 Agustus lalu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama PT Xynexis International menggelar Chief Information Security Officers (CISO) Briefing di antara rangkaian simposium Critical Information Infrastructure Protection Indonesia (CIIP-ID Summit) 2019.Di ajang pertemuan yang baru pertama dihelat itu, juga dilakukan acara penganugerahan Cyber Security Awareness Awards bagi para peserta yang terpilih.
CISO Briefing merupakan wadah bagi para pengambil keputusan di setiap organisasi untuk bisa berkumpul, berbagi pengalaman dan juga menambah ilmu dengan adanya presentasi terkini baik dari pemerintah, industri, akademisi, maupun peneliti. Salah satu tujuan Ciso Briefing ialah memberi pemahaman pentingnya keamanan informasi atau keamanan siber pada top level management, mengingat posisinya yang begitu penting dalam pengambil sebuah keputusan, baik di sebuah organisasi/perusahaan.
Dalam forum ini juga dilakukan pertukaran informasi dari para top level yang bisa ditindaklanjuti pada level teknis per sektor industri. Terutama terkait aspek security pada jaringan infrastruktur penting (critical infrastructure) di perusahaan atau institusi hingga lebih luas pada Infrastruktur Kritis Nasional (IKN).
“Ciso Briefing diselenggarakan sekaligus menggoalkan sebuah forum teknis pada sector sektor lain seperti seperti ICT –ISAC yang sudah dulu ada di sektor telko,” papar Agung Nugraha, Plt Deputi Bidang Proteksi dan Deteksi BSSN, sekaligus Ketua Panitia CIIP-id Summit 2019.
Dalam kesempatan itu, Agung berharap ditahun mendatang kegiatan CIIP-ID bisa lebih meningkatkan partisipasi peserta di berbagai sektor industri, akademisi serta lembaga lembaga riset. Sehingga bisa lebih banyak mendapatkan masukan atau guideline dalam membuat sebuah kebijakan atau regulasi keamanan siber.
“Melihat antusias partisipan yang hadir, semoga ke depan peserta yang ikut berpartisipasi juga, bukan hanya dari sektor private atau industri saja. Namun juga keterlibatan akademisi pendidikan, komunitas IT dan siber, di mana di dalamnya ada team riset atau institusi litbang. Saat ini institusi litbang yang ada justru dari Rumania mewakili negara luar,” keluh Agung.
Terkait penganugerahan Cyber Security Awareness Awards, penghargaan yang tahun ini hanya pada kategori Awareness award. Ke depan diharapkan akan banyak kategori sehingga makin memperbesar tingkat kepedulian dan efek partisipasinya.
“Tahun ini metode pemilihan masih berupa surveI yang dilakukan dengan melihat cyber security maturatity level dan program cyber security awareness yang telah dilakukan, dan kedepan akan banyak kategori dilakukan,” ungkap Eva Noor, CEO PT Xynexis International.
Perusahaan yang mendapat award tersebut mewakili perusahaan BUMN, yaitu PT Telkom, Bank Mandiri, BRI, BNI, Perum Peruri, PT Antam, dan PT Pertamina. Mewakili perusahaan swasta adalah BCA, XL Axiata, dan Bank BTPN. Lalu yang mewakili pemerintahan, masing-masing Bank Indonesia, Dirjen Pajak, Depkes, Depkeu, dan Dephub.
Meskipun di Industri saling berkompetisi namun masalah keamanan siber harus duduk bareng dan berkolaborasi dalam hal lesson learn. “Menyikapi persoalan perlindungan data tentu tidak bisa BSSN duduk sendiri, namun harus ada kerjasama dan kolaborasi dari para pelaku industri," sebut Yohanes Glen Dwipajana, Vice president ICT Security Management Telkomsel.
CISO Briefing merupakan wadah bagi para pengambil keputusan di setiap organisasi untuk bisa berkumpul, berbagi pengalaman dan juga menambah ilmu dengan adanya presentasi terkini baik dari pemerintah, industri, akademisi, maupun peneliti. Salah satu tujuan Ciso Briefing ialah memberi pemahaman pentingnya keamanan informasi atau keamanan siber pada top level management, mengingat posisinya yang begitu penting dalam pengambil sebuah keputusan, baik di sebuah organisasi/perusahaan.
Dalam forum ini juga dilakukan pertukaran informasi dari para top level yang bisa ditindaklanjuti pada level teknis per sektor industri. Terutama terkait aspek security pada jaringan infrastruktur penting (critical infrastructure) di perusahaan atau institusi hingga lebih luas pada Infrastruktur Kritis Nasional (IKN).
“Ciso Briefing diselenggarakan sekaligus menggoalkan sebuah forum teknis pada sector sektor lain seperti seperti ICT –ISAC yang sudah dulu ada di sektor telko,” papar Agung Nugraha, Plt Deputi Bidang Proteksi dan Deteksi BSSN, sekaligus Ketua Panitia CIIP-id Summit 2019.
Dalam kesempatan itu, Agung berharap ditahun mendatang kegiatan CIIP-ID bisa lebih meningkatkan partisipasi peserta di berbagai sektor industri, akademisi serta lembaga lembaga riset. Sehingga bisa lebih banyak mendapatkan masukan atau guideline dalam membuat sebuah kebijakan atau regulasi keamanan siber.
“Melihat antusias partisipan yang hadir, semoga ke depan peserta yang ikut berpartisipasi juga, bukan hanya dari sektor private atau industri saja. Namun juga keterlibatan akademisi pendidikan, komunitas IT dan siber, di mana di dalamnya ada team riset atau institusi litbang. Saat ini institusi litbang yang ada justru dari Rumania mewakili negara luar,” keluh Agung.
Terkait penganugerahan Cyber Security Awareness Awards, penghargaan yang tahun ini hanya pada kategori Awareness award. Ke depan diharapkan akan banyak kategori sehingga makin memperbesar tingkat kepedulian dan efek partisipasinya.
“Tahun ini metode pemilihan masih berupa surveI yang dilakukan dengan melihat cyber security maturatity level dan program cyber security awareness yang telah dilakukan, dan kedepan akan banyak kategori dilakukan,” ungkap Eva Noor, CEO PT Xynexis International.
Perusahaan yang mendapat award tersebut mewakili perusahaan BUMN, yaitu PT Telkom, Bank Mandiri, BRI, BNI, Perum Peruri, PT Antam, dan PT Pertamina. Mewakili perusahaan swasta adalah BCA, XL Axiata, dan Bank BTPN. Lalu yang mewakili pemerintahan, masing-masing Bank Indonesia, Dirjen Pajak, Depkes, Depkeu, dan Dephub.
Meskipun di Industri saling berkompetisi namun masalah keamanan siber harus duduk bareng dan berkolaborasi dalam hal lesson learn. “Menyikapi persoalan perlindungan data tentu tidak bisa BSSN duduk sendiri, namun harus ada kerjasama dan kolaborasi dari para pelaku industri," sebut Yohanes Glen Dwipajana, Vice president ICT Security Management Telkomsel.
(mim)