Nokia 2.2 Versi Terbaru, Entry Level dengan Android Q Pertama
A
A
A
Nokia sudah merilis Nokia 4.2 di Indonesia dengan banderol Rp2.299.000 awal tahun ini. Lalu, Juni silam mereka kembali mengenalkan versi entry level yang lebih terjangkau. Yakni Nokia 2.2, yang memiliki banderol Rp1.800.000. Apa istimewanya?
Sebelum digunakan pun Nokia 2.2 sudah spesial. Sebab, HMD Global menjamin ponsel tersebut akan jadi ponsel entry level yang bisa mendapat update ke Android Q dan Android R sekaligus. Artinya, meski entry level tapi ponselnya akan selalu mendapat sistem operasi terbaru hingga 2 tahun depan. Dan jadi yang pertama mendapatkannya.
Ini penting, karena Android Q yang diluncurkan tak lama lagi mendapat banyak fitur baru. Yang membuat kegiatan berponsel lebih asyik. Misalnya pilihan sistem “dark mode” seperti di iPhone, kemudahan mengganti-ganti warna di seluruh User Interface (UI), hingga Live Caption yang bisa memberikan terjemahan di video hingga podcast.
Saat ini Nokia 2.2 menjalankan OS Android 9 Pie. Versi polos. Langsung dari Google. Tanpa ada modifikasi apapun. Ada sebagian orang yang suka UI seperti ini. Layar 5,7 inci beresolusi 720 x 1.520 piksel dengan aspect ratio 19:9 berkonsep waterdrop screen. Yang menampung kamera depan 5 megapiksel. Dan sudah dibekali fitur beautification untuk mempercantik hasil jepretan, serta kemampuan face unlock.
Tentu jangan berharap fingerprint scanner di rentang harga ini.
Layarnya sendiri lumayan cerah. Mencapai 400 nit. Tapi, di luar ruangan jadi redup. Karena masih LCD. Meski, fitur Adaptive Brightness dapat mempelajari dan otomatis menyesuaikan kecerahan layar berdasarkan lingkungan. Bezelnya memang sedikit tebal. Tapi, bukan sesuatu yang harus di ributkan di rentang harganya. Bodinya sendiri cukup apik.
Yakni polikarbonat padat yang terlihat kokoh. Dan cukup nyaman digenggam. Saya suka tombol volume dan powernya yang empuk dan tebal. Baterainya sendiri cukup besar, 3.000 mAh. Unik, karena bersifat removable atau bisa dilepas-pasang. Di belakang tersemat kamera tunggal 13 megapiksel dengan LED Flash. Ada pilihan menu seperti panorama, HDR, serta Google Lens.
Kualitas kameranya cukup lumayan. Sudah punya fitur AutoHDR. Sayangnya, ketika dipakai kameranya patah-patah. Jadi cukup mengganggu ya. RAM-nya terlihat kewalahan dengan fitur itu. Hasilnya pun tidak bisa disebut istimewa. Bisa menangkap foto bokeh, hanya saja fokusnya agak berantakan. Ada bagian yang tajam, ada bagian yang tidak fokus.
Detilnya pun kurang maksimal. Tapi ya sudahlah. Kemudian, yang saya rasakan ketika melakukan multitasking kok lag-nya lumayan mengganggu. Kurang responsif. Padahal belum banyak aplikasi yang saya install di dalamnya. Karena ponsel Nokia sangat terintegrasi dengan Google, ada tombol di sisi kiri untuk Google Asisstant.
Ketika ditekan, akan langsung memanggil asisten virtual Google. Jika Anda banyak memanfaatkan Google Assistant di keseharian, maka Nokia 2.2 akan optimal fungsinya. Tidak perlu lagi mengucapkan ”OK Google”. Cukup tekan tombol saja untuk memerintahkan Google mencari arah, menyeting alarm, atau lainnya. Bagi saya sih fitur ini berguna sekali.
Sektor dapur pacunya, diotaki chip MediaTek Helio A22 (MT6761). Lalu ada RAM 3GB dan memori internal 32 GB. Ada slot kartu SIM nano dan microSD yang mendukung kartu memori dengan kapasitas hingga 400GB. Sayangnya, ponsel ini masih memakai microUSB. Berdekatan dengan audio jack 3.5 mm.
Hanya ada satu warna untuk Nokia 2.2 yakni Tungsten Black (hitam). Penggemar Nokia, Android, dan Google bisa menjadikan Nokia 2.2 jadi pilihan. Terutama nanti ketika Android Q datang. Silahkan jadi orang yang pertama mencoba fitur-fiturnya. Di ponsel entry level. Dengan harga dibawah Rp2 jutaan.
Sebelum digunakan pun Nokia 2.2 sudah spesial. Sebab, HMD Global menjamin ponsel tersebut akan jadi ponsel entry level yang bisa mendapat update ke Android Q dan Android R sekaligus. Artinya, meski entry level tapi ponselnya akan selalu mendapat sistem operasi terbaru hingga 2 tahun depan. Dan jadi yang pertama mendapatkannya.
Ini penting, karena Android Q yang diluncurkan tak lama lagi mendapat banyak fitur baru. Yang membuat kegiatan berponsel lebih asyik. Misalnya pilihan sistem “dark mode” seperti di iPhone, kemudahan mengganti-ganti warna di seluruh User Interface (UI), hingga Live Caption yang bisa memberikan terjemahan di video hingga podcast.
Saat ini Nokia 2.2 menjalankan OS Android 9 Pie. Versi polos. Langsung dari Google. Tanpa ada modifikasi apapun. Ada sebagian orang yang suka UI seperti ini. Layar 5,7 inci beresolusi 720 x 1.520 piksel dengan aspect ratio 19:9 berkonsep waterdrop screen. Yang menampung kamera depan 5 megapiksel. Dan sudah dibekali fitur beautification untuk mempercantik hasil jepretan, serta kemampuan face unlock.
Tentu jangan berharap fingerprint scanner di rentang harga ini.
Layarnya sendiri lumayan cerah. Mencapai 400 nit. Tapi, di luar ruangan jadi redup. Karena masih LCD. Meski, fitur Adaptive Brightness dapat mempelajari dan otomatis menyesuaikan kecerahan layar berdasarkan lingkungan. Bezelnya memang sedikit tebal. Tapi, bukan sesuatu yang harus di ributkan di rentang harganya. Bodinya sendiri cukup apik.
Yakni polikarbonat padat yang terlihat kokoh. Dan cukup nyaman digenggam. Saya suka tombol volume dan powernya yang empuk dan tebal. Baterainya sendiri cukup besar, 3.000 mAh. Unik, karena bersifat removable atau bisa dilepas-pasang. Di belakang tersemat kamera tunggal 13 megapiksel dengan LED Flash. Ada pilihan menu seperti panorama, HDR, serta Google Lens.
Kualitas kameranya cukup lumayan. Sudah punya fitur AutoHDR. Sayangnya, ketika dipakai kameranya patah-patah. Jadi cukup mengganggu ya. RAM-nya terlihat kewalahan dengan fitur itu. Hasilnya pun tidak bisa disebut istimewa. Bisa menangkap foto bokeh, hanya saja fokusnya agak berantakan. Ada bagian yang tajam, ada bagian yang tidak fokus.
Detilnya pun kurang maksimal. Tapi ya sudahlah. Kemudian, yang saya rasakan ketika melakukan multitasking kok lag-nya lumayan mengganggu. Kurang responsif. Padahal belum banyak aplikasi yang saya install di dalamnya. Karena ponsel Nokia sangat terintegrasi dengan Google, ada tombol di sisi kiri untuk Google Asisstant.
Ketika ditekan, akan langsung memanggil asisten virtual Google. Jika Anda banyak memanfaatkan Google Assistant di keseharian, maka Nokia 2.2 akan optimal fungsinya. Tidak perlu lagi mengucapkan ”OK Google”. Cukup tekan tombol saja untuk memerintahkan Google mencari arah, menyeting alarm, atau lainnya. Bagi saya sih fitur ini berguna sekali.
Sektor dapur pacunya, diotaki chip MediaTek Helio A22 (MT6761). Lalu ada RAM 3GB dan memori internal 32 GB. Ada slot kartu SIM nano dan microSD yang mendukung kartu memori dengan kapasitas hingga 400GB. Sayangnya, ponsel ini masih memakai microUSB. Berdekatan dengan audio jack 3.5 mm.
Hanya ada satu warna untuk Nokia 2.2 yakni Tungsten Black (hitam). Penggemar Nokia, Android, dan Google bisa menjadikan Nokia 2.2 jadi pilihan. Terutama nanti ketika Android Q datang. Silahkan jadi orang yang pertama mencoba fitur-fiturnya. Di ponsel entry level. Dengan harga dibawah Rp2 jutaan.
(don)