Google Ungkap Tiga Fakta Soal Penggunaan Password
A
A
A
MENLO PARK - Pada Februari lalu, Google meluncurkan Password Checkup extension untuk Chrome. Ini bertujuan mengamankan akun online pengguna dari peretasan. Diketahui bahwa 4 miliar nama pengguna dan kata sandi tidak aman karena pelanggaran data dari pihak ketiga.
Tapi sejak bulan pertama penerapan eksistensi itu ada, Google mengklaim sudah memindai 21 juta nama pengguna dan password serta 316 ribu di antaranya ditandai tidak aman.
Dirangkum dari laman Google Security Blog, Sabtu (17/8/2019) Google mengungkap hasil pembelajaran dan riset mereka dari rilis Password Checkup extension. Ada 3 fakta soal penggunaan password untuk akun online termasuk pengguna Password Checkup extension.
Akun paling beresiko
Hacker secara rutin berupaya masuk ke situs dimana web dengan kredensial diekspos oleh pelanggar pihak ketiga. Jika Anda menggunakan kata sandi yang kuat dan unik, resiko itu akan hilang.
Berdasarkan laporan telemetri anonimus oleh Password Checkup extension, pengguna menggunakan kredensial yang dilanggar maupun tidak aman untuk beberapa akun finansial, pemerintah dan email.
Risiko ini lebih umum terjadi di situs belanja online, berita dan hiburan. Dimana situs belanja online, biasa digunakan pengguna menyimpan detail kartu kredit di sana.
"Jika Anda menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk semua akun Anda, risiko ini menghilang," ujar pihak Google.
Password yang lemah diganti
Penelitian yang dilakukan Google ini menunjukkan bahwa 26% pengguna memilih untuk mengatur ulang kata sandi tidak aman yang telah ditandai oleh the Password Checkup extension.
Sekitar 60 persen password baru juga tercatat aman dari serangan atau butuh serangan seratus juta kali sebelum identifikasi sandi baru.
Meningkatkan Password Checkup extension
Google merilis dua fitur baru dari Password Checkup extension. Pertama mekanisme feedback langsung bagi pengguna, yang mana pengguna bisa memberitahu Google jika terjadi masalah melalui quick comment box.
Yang kedua memberi pengguna kontrol lebih besar atas data yang pengguna miliki. Ini memungkinkan pengguna untuk memilih keluar dari telemetri anonim yang dilaporkan ekstensi, termasuk jumlah pencarian yang memunculkan kredensial tidak aman, apakah peringatan mengarah ke perubahan kata sandi, dan domain yang terlibat untuk meningkatkan jangkauan situs.
Tapi sejak bulan pertama penerapan eksistensi itu ada, Google mengklaim sudah memindai 21 juta nama pengguna dan password serta 316 ribu di antaranya ditandai tidak aman.
Dirangkum dari laman Google Security Blog, Sabtu (17/8/2019) Google mengungkap hasil pembelajaran dan riset mereka dari rilis Password Checkup extension. Ada 3 fakta soal penggunaan password untuk akun online termasuk pengguna Password Checkup extension.
Akun paling beresiko
Hacker secara rutin berupaya masuk ke situs dimana web dengan kredensial diekspos oleh pelanggar pihak ketiga. Jika Anda menggunakan kata sandi yang kuat dan unik, resiko itu akan hilang.
Berdasarkan laporan telemetri anonimus oleh Password Checkup extension, pengguna menggunakan kredensial yang dilanggar maupun tidak aman untuk beberapa akun finansial, pemerintah dan email.
Risiko ini lebih umum terjadi di situs belanja online, berita dan hiburan. Dimana situs belanja online, biasa digunakan pengguna menyimpan detail kartu kredit di sana.
"Jika Anda menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk semua akun Anda, risiko ini menghilang," ujar pihak Google.
Password yang lemah diganti
Penelitian yang dilakukan Google ini menunjukkan bahwa 26% pengguna memilih untuk mengatur ulang kata sandi tidak aman yang telah ditandai oleh the Password Checkup extension.
Sekitar 60 persen password baru juga tercatat aman dari serangan atau butuh serangan seratus juta kali sebelum identifikasi sandi baru.
Meningkatkan Password Checkup extension
Google merilis dua fitur baru dari Password Checkup extension. Pertama mekanisme feedback langsung bagi pengguna, yang mana pengguna bisa memberitahu Google jika terjadi masalah melalui quick comment box.
Yang kedua memberi pengguna kontrol lebih besar atas data yang pengguna miliki. Ini memungkinkan pengguna untuk memilih keluar dari telemetri anonim yang dilaporkan ekstensi, termasuk jumlah pencarian yang memunculkan kredensial tidak aman, apakah peringatan mengarah ke perubahan kata sandi, dan domain yang terlibat untuk meningkatkan jangkauan situs.
(wbs)