Schneider Electric Punya Solusi Transformasi Digital Industri Mamin

Kamis, 11 Juli 2019 - 16:00 WIB
Schneider Electric Punya Solusi Transformasi Digital Industri Mamin
Schneider Electric Punya Solusi Transformasi Digital Industri Mamin
A A A
JAKARTA - Schneider Electric mengungkap empat (4) area penting industri makanan dan minuman atau mamin dalam penerapan Industri 4.0 agar dapat memaksimalkan nilai bisnis perusahaan. Sekaligus menjawab tren dan tantangan masa depan industri mamin melalui solusi yang komprehensif.

Hal tersebut diungkapkan pada acara Schneider Electric Innovation Days: SmartFood Indonesia 2019 dengan tema “Embracing Digital Transformation to Deliver Economic Value to Your Business” yang diselenggarakan pada 10-12 Juli 2019 di Hotel Mulia, Jakarta.

“Transformasi digital di industri makanan dan minuman membutuhkan strategi yang komprehensif dan menyentuh setiap tahapan perjalanan produk untuk dapat menjawab tantangan masa depan dan menjadikannya sebagai nilai lebih dalam meningkatkan reputasi perusahaan," kata Luc Remont, Executive Vice President International Operations, Schneider Electric di Jakarta, Kamis (11/7/2019).Disebutkan Luc Remont, beberapa tantangan di masa depan bagi industri mamin di antaranya, konsumen kelas menengah yang semakin menuntut produk yang sehat dan ramah lingkungan; disrupsi digital yang merubah interaksi konsumen terhadap produk dan memberi peluang produsen lebih kecil dan inovatif untuk mengambil pangsa pasar yang signifikan; persaingan harga yang semakin ketat menuntut kontrol biaya Capex dan Opex yang lebih efektif; dan standar regulasi keamanan pangan dunia yang semakin tinggi termasuk pengawasan terhadap kualitas produk dan jaringan distribusi rantai pasok dapat dijawab dengan transformasi digital.

"Dan kami akan siap menjadi mitra dalam membantu pelaku industri makanan dan minuman dalam mempersiapkan strategi transformasi digitalnya,” ucapnya.

Dalam jangka panjang, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), tantangan industri makanan dan minuman adalah memastikan ketersediaan pasokan makanan dan minuman yang mana jumlahnya harus ditingkatkan hingga 60-70%. Peningkatan besar guna dapat memenuhi permintaan populasi global yang akan mencapai 9 miliar pada 2050. Untuk itu industri makanan dan minuman perlu lebih efektif dan akurat dalam proses produksinya untuk mengurangi produk cacat.

Stefanus Indrayana, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) dalam pemaparannya di acara pembukaan SmartFood Indonesia 2019 mengatakan, sektor mamin merupakan salah satu sektor penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sepanjang 2018, industri makanan dan minuman tumbuh 7,91% atau mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% di tengah-tengah berbagai tantangan ekonomi.

Namun berbicara tentang percepatan industri 4.0 di sektor ini, harus diakui bahwa transformasi digital masih didominasi oleh perusahaan besar. Sementara IKM masih membutuhkan lebih banyak edukasi karena kesan investasi teknologi yang mahal masih sangat melekat.

Padahal dengan digitalisasi, proses produksi lebih efisien 30-40%. Tidak hanya edukasi, diharapkan pemerintah dan perbankan juga dapat memberikan insentif bagi IKM berupa fasilitas pendanaan.

Melihat strategisnya industri makanan dan minuman ini, Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia mengajak pelaku industri makanan dan minuman di Indonesia untuk segera mengambil langkah berani dalam melakukan digitalisasi dan menekankan bahwa transformasi digital dapat dilakukan secara bertahap dan menggunakan solusi dengan platform terbuka.

Adapun empat area penting yang perlu menjadi fokus dalam transformasi digital di industri makanan dan minuman yaitu, smart manufacturing yakni meningkatkan efisiensi produksi sekaligus meningkatkan fleksibilitas dengan mengintegrasikan perangkat, mesin, dan proses dengan perangkat lunak inovatif sehingga staff dapat mengoperasikan proses produksi dengan lebih efisien, didukung oleh data real-time, sehingga memungkinkan perusahaan merespons kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.

Kemudian smart facilities guna memastikan bangunan dan sumber daya lainnya aman, tersedia, efisien, dan ramah lingkungan. Fasilitas pabrik yang pintar, aman dan efisien dengan fasiltias penyimpanan yang memadai dapat mengurangi jejak karbon perusahaan. "Karena fasilitas pabrik pintar memungkinkan penilaian performa peralatan mesin secara real-time, prediksi perawatan dan konsumsi daya untuk memastikan pasokan yang efisien," imbuhnya.

Sedangkan smart food safety bisa meminimalisir kesalahan manusia (human error), seperti kontaminasi dan kesalahan pelabelan. Sehingga dapat meningkatkan kepatuhan dan keterlacakan secara menyeluruh (end-to-end) untuk melindungi reputasi perusahaan dan mendapatkan kepercayaan konsumen

Terakhir, smart supply chain, yakni mengoptimalkan dan meningkatkan visibilitas rantai pasok. Mulai dari ketersedian bahan baku hingga distribusi produk ke tangan konsumen akhir sehingga dapat mengurangi biaya logistik perusahaan.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9472 seconds (0.1#10.140)