Begini Fakta dan Mitos Jaringan Internet Super Cepat 5G

Senin, 03 Juni 2019 - 12:01 WIB
Begini Fakta dan Mitos...
Begini Fakta dan Mitos Jaringan Internet Super Cepat 5G
A A A
JAKARTA - Ericsson merilis laporan Consumer Lab terbaru yang bertajuk 5G Consumer Potential. Laporan tersebut diklaim berisi soal pematahan mitos seputar nilai 5G untuk pelanggan dan menguraikan peluang yang tersedia bagi penyedia layanan komunikasi.

Head of ConsumerLab Ericsson Research Jasmeet Singh Sethi, mengatakan penelitian ini mematahkan empat mitos mengenai pandangan pelanggan terhadap 5G dan menjawab pertanyaan apakah fitur 5G perlu jenis perangkat baru.

"Atau apakah ponsel pintar akan menjadi silver bullet untuk 5G. Pelanggan secara jelas menyatakan bahwa ponsel pintar tidak akan menjadi solusi 5G satu-satunya," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta.

Temuan utama dari penelitian ini mencakup fakta bahwa pelanggan, termasuk mereka yang tinggal di Indonesia berharap agar 5G dapat membantu mengatasi kepadatan jaringan di perkotaan dalam waktu dekat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

Pasalnya, 6 dari 10 pengguna ponsel pintar menghadapi permasalahan jaringan di wilayah padat penduduk. Para responden juga berharap akan ada lebih banyak pilihan home broadband yang tersedia seiring dengan peluncuran 5G.

Laporan ini juga menghapuskan mitos bahwa industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) yang menyatakan bahwa pelanggan tidak ingin membayar premi untuk 5G. Faktanya, pengguna ponsel pintar secara global mengaku bersedia membayar 20% lebih banyak untuk layanan 5G, dan setengah dari para early adopter sanggup membayar lebih, sebesar 32%.

Namun disisi lain, empat dari 10 orang pengguna tersebut juga mengharapkan use case baru, mode pembayaran yang mudah, serta jaringan 5G yang aman, selain kecepatan internet yang tinggi dan konsisten.

Konsumsi video juga akan semakin meningkat seiring penggunaan 5G. Video akan bisa dinikmati dengan resolusi tinggi serta tayangan dengan format AR dan VR.

Dengan jaringan 5G, video bisa dinikmati empat jam lebih lama dalam seminggu. Penggunaan perangkat kacamata AR dan headset VR juga menjadi lebih lama satu jam tanpa ada jeda.

Pada laporan itu, konsumen Indonesia percaya jaringan 5G akan tersedia dua tahun lagi. Enam bulan dari sekarang mereka juga akan mengganti operator jika perusahaan telekomunikasi itu tidak ada layanan 5G.

Berdasarkan prediksi pola penggunaan yang dilakukan konsumen, rata-rata penggunaan data ponsel melalui perangkat 5G dapat meningkat hingga 60GB per bulan, dan pengguna ponsel pintar dengan konsumsi data yang besar dapat menghabiskan 110GB setiap bulannya.

Di Indonesia, konsumen mengharapkan pengalaman baru berinternet dengan 5G, yang dapat membawa dampak positif bagi berbagai sektor dari aplikasi untuk konsumen hingga industri otomotif.

Dalam kesempatan yang sama Head of Ericsson Indonesia, Jerry Soper mengungkap bahwa dengan mematahkan mitos-mitos industri ICT ini mereka menemukan fakta bahwa konsumen di Indonesia sungguh menantikan kehadiran 5G dan berharap generasi baru dari konektivitas mobile ini dapat menjadi game-changer.

"Bagi operator, hal tersebut menjadi keuntungan bagi pemain bisnis dan juga potensi bisnis berupa penambahan pendapatan sebesar 30 persen dari pasar 5G di tahun 2026,” tandasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8041 seconds (0.1#10.140)