Perangi China, AS Yakin Huawei Malaikat Maut Google dan Apple

Jum'at, 31 Mei 2019 - 00:13 WIB
Perangi China, AS Yakin...
Perangi China, AS Yakin Huawei Malaikat Maut Google dan Apple
A A A
BEIJING - Perseteruan antara Amerika Serikat dan perusahaan teknologi China Huawei bukan hanya sebatas perang dagang akan tetap AS memandang Huawei bisa menjadi Malaikat Maut Google dan Apple.

China bertekad Huawei akan membuat teknologi China itu mencapai tingkat berikutnya, tindakan keras AS terhadap Huawei akan menjadi boomerang.

Seperti dilansir dari Daily Star, ini adalah perang geopolitik dan geoekonom, Strategi Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) tidak salah lagi menjabarkannya, China adalah pesaing strategis dan harus dikendalikan, tidak boleh setengah-setengah, di semua lini: ekonomi, militer, dan yang terpenting, teknologi.

Atas dasar itu, dilakukanlah serangan ofensif yang melintasi semua spektrum, mulai dari 5G dan teknologi kecerdasan buatan hingga gerakan yang berusaha mencegah datangnya globalisasi 2.0.

Semuanya saling berhubungan, perang dagang pemerintahan Trump, Google memblokir Huawei dari OS Android yang disempurnakan, demonisasi Belt and Road. Ini semua tentang kontrol rantai pasokan global dan infrastruktur teknologi.

Dari pengetahuan tekno-ilmiah hingga penelitian terapan dan solusi pasar kreatif, teknologi China menghadirkan “ancaman” bersama terhadap teknologi Amerika. Ini adalah jantung dari bentrokan geopolitik dan geoekonomi antara hegemon dan negara adikuasa.

Tekanan atas Jerman, Inggris, dan Italia, misalnya, berdasarkan pada konsep “agresi ekonomi” yang kabur, tidak akan memaksa negara-negara industri ini untuk mencekal Huawei, karena mereka dapat mengambil untung dari kepemimpinan Huawei dalam teknologi 5G untuk menciptakan kota ‘pintar’ atau kota aman mereka sendiri.

Memecah-mecah rantai pasokan global, seperti yang dituju oleh pemerintahan Trump—juga tidak akan berpengaruh, karena masih ada saling ketergantungan.

Sekitar 22 persen dari produk Huawei memiliki komponen AS, dan chip Snapdragon dari American Qualcomm ditampilkan di sebagian besar ponsel cerdas China.

Yang paling penting adalah bagaimana Made in China datang dengan paket total kreatif, mengistimewakan nilai tambah untuk bisnis, karena menargetkan banyak pelanggan global, swasta dan perusahaan.

5G akan membangun paradigma teknologi baru dalam robotika yang diterapkan pada produksi industri, operasi remote control, solusi transportasi baru yang digerakkan oleh AI, logistik distribusi, dan sejumlah bidang khusus lainnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0839 seconds (0.1#10.140)