Program Samsung Care:Bangun 46 Rumah di Bangka
A
A
A
Berkomitmen untuk secara aktif memberikan kebahagiaan dan meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan masyarakat, Samsung Electronics Indonesia bekerja sama dengan Habitat for Humanity (HFH) Indonesia, mengimplementasikan program ‘SamsungCare:
Building Homes and Community for Hope’, sebuah program revitalisasi dan pengembangan komunitas selama tiga tahun di dua desa di Pulau Bangka, yaitu Desa Penagan dan Pangkal Pinang. Di Desa Penagan, sebanyak 46 unit rumah telah dibangun hingga April 2019 dari total 108 unit rumah yang direncanakan, 98 akses air bersih, 1.132 meter saluran pembuangan juga telah dibangun dari 970 meter yang direncanakan, serta dua unit fasilitas umum air bersih dan sanitasi yang akan bermanfaat bagi 200 keluarga lainnya.
Sementara itu, di Pangkal Pinang pembangunan Samsung Smart Learning Class (SSLC) akan segera dimulai tahun ini sebagai komitmen Samsung dalam berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia dengan mendorong penggunaan teknologi pada kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan penerima manfaat adalah SMA Santo Yoseph Bangka dibawah naungan Yayasan Tunas Karya yang merupakan sebuah inisiasi Samsung kepada para guru dan murid dengan mengoptimalkan teknologi dan gadget untuk memberikan pengalaman belajar mengajar yang lebih inovatif, kreatif dan menyenangkan sehingga dapat menginspirasi para murid untuk mengejar mimpi dan cita-cita mereka.
“Kami selalu berusaha terlibat langsung dalam pembangunan komunitas, melalui inovasi dan teknologi, untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia. Sebelumnya di Desa Penangan, fasilitas umum air bersih dan sanitasi sangatlah terbatas, masyarakat harus berjalan kurang lebih 3 km untuk mendapatkan air dari sumber utama untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan dibangunnya dua unit fasilitas umum air bersih dan sanitasi, ditambah juga 98 akses air bersih untuk 98 keluarga dan 1.132 meter saluran pembuangan, memudahkan masyarakat Desa Penagan mendapatkan air bersih dan memiliki lingkungan lebih higienis. ” ujar Kang Hyun Lee, Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung Electronics Indonesia.
Sebelum para penerima manfaat mendapatkan kesempatan untuk merenovasi bangunan tempat tinggalnya, rumah mereka masih belum memenuhi standar kelayakan huni yang memadai, seperti lantai yang masih beralas tanah, pondasi yang tidak kuat, atap yang bocor, tembok masih terbuat dari bambu, dan sanitasi yang tidak layak. Kini, sebanyak 46 keluarga di Penagan telah menerima perbaikan bangunan rumah yang lebih layak huni yang mengikuti standar global yang ditetapkan oleh HFH, yaitu standar konstruksi dengan ketahanan sesuai rekomendasi pemerintah dan HFH, ketersediaan akses dan kuantitas air bersih yang memadai, sanitasi yang baik, serta desain rumah dengan luas kamar minimal 3,5m2/orang dan memiliki minimum dua ruang.
Wasdi dan Munawati adalah warga yang mendapat renovasi rumah yang bekerja sebagai petani, dulu mereka kesulitan menabung untuk biaya pendidikan anaknya karena hasil kerja yang selalu terpakai untuk memperbaiki rumah. Namun saat ini mereka dapat mengatur prioritas dengan lebih baik, karena dengan kondisi rumah yang sudah layak, upah hasil kerja dapat mereka sisihkan untuk kepentingan lainnya.
Selain Wasdi dan Munawati, ada juga Saparudin yang menempati rumah bersama istrinya, Hamidah. Saparudin adalah seorang pengajar Al-Quran dan membuka rumahnya untuk anak-anak di lingkungannya untuk mempelajari Al-Quran bersamanya. “Sebelum direnovasi, murid-murid saya selalu terganggu dengan banyaknya binatang dari dalam tanah dan serangga, sehingga lama-kelamaan murid saya semakin sedikit,” jelas Saparudin. Kini, Saparudin bersyukur,
“Kondisi rumah kini lebih layak dan nyaman untuk menerima murid. Saya yakin anak-anak senang dan akan lebih banyak anak datang belajar.” Progam ini disambut baik tidak hanya oleh Wasdi-Munawati atau Saparudin-Hamidah. Banyak penerima manfaat lainnya yang juga menyatakan mengalami peningkatan kualitas hidup yang signifikan, seperti privasi anta ranggota keluarga dan peningkatan kesehatan.
Building Homes and Community for Hope’, sebuah program revitalisasi dan pengembangan komunitas selama tiga tahun di dua desa di Pulau Bangka, yaitu Desa Penagan dan Pangkal Pinang. Di Desa Penagan, sebanyak 46 unit rumah telah dibangun hingga April 2019 dari total 108 unit rumah yang direncanakan, 98 akses air bersih, 1.132 meter saluran pembuangan juga telah dibangun dari 970 meter yang direncanakan, serta dua unit fasilitas umum air bersih dan sanitasi yang akan bermanfaat bagi 200 keluarga lainnya.
Sementara itu, di Pangkal Pinang pembangunan Samsung Smart Learning Class (SSLC) akan segera dimulai tahun ini sebagai komitmen Samsung dalam berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia dengan mendorong penggunaan teknologi pada kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan penerima manfaat adalah SMA Santo Yoseph Bangka dibawah naungan Yayasan Tunas Karya yang merupakan sebuah inisiasi Samsung kepada para guru dan murid dengan mengoptimalkan teknologi dan gadget untuk memberikan pengalaman belajar mengajar yang lebih inovatif, kreatif dan menyenangkan sehingga dapat menginspirasi para murid untuk mengejar mimpi dan cita-cita mereka.
“Kami selalu berusaha terlibat langsung dalam pembangunan komunitas, melalui inovasi dan teknologi, untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia. Sebelumnya di Desa Penangan, fasilitas umum air bersih dan sanitasi sangatlah terbatas, masyarakat harus berjalan kurang lebih 3 km untuk mendapatkan air dari sumber utama untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan dibangunnya dua unit fasilitas umum air bersih dan sanitasi, ditambah juga 98 akses air bersih untuk 98 keluarga dan 1.132 meter saluran pembuangan, memudahkan masyarakat Desa Penagan mendapatkan air bersih dan memiliki lingkungan lebih higienis. ” ujar Kang Hyun Lee, Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung Electronics Indonesia.
Sebelum para penerima manfaat mendapatkan kesempatan untuk merenovasi bangunan tempat tinggalnya, rumah mereka masih belum memenuhi standar kelayakan huni yang memadai, seperti lantai yang masih beralas tanah, pondasi yang tidak kuat, atap yang bocor, tembok masih terbuat dari bambu, dan sanitasi yang tidak layak. Kini, sebanyak 46 keluarga di Penagan telah menerima perbaikan bangunan rumah yang lebih layak huni yang mengikuti standar global yang ditetapkan oleh HFH, yaitu standar konstruksi dengan ketahanan sesuai rekomendasi pemerintah dan HFH, ketersediaan akses dan kuantitas air bersih yang memadai, sanitasi yang baik, serta desain rumah dengan luas kamar minimal 3,5m2/orang dan memiliki minimum dua ruang.
Wasdi dan Munawati adalah warga yang mendapat renovasi rumah yang bekerja sebagai petani, dulu mereka kesulitan menabung untuk biaya pendidikan anaknya karena hasil kerja yang selalu terpakai untuk memperbaiki rumah. Namun saat ini mereka dapat mengatur prioritas dengan lebih baik, karena dengan kondisi rumah yang sudah layak, upah hasil kerja dapat mereka sisihkan untuk kepentingan lainnya.
Selain Wasdi dan Munawati, ada juga Saparudin yang menempati rumah bersama istrinya, Hamidah. Saparudin adalah seorang pengajar Al-Quran dan membuka rumahnya untuk anak-anak di lingkungannya untuk mempelajari Al-Quran bersamanya. “Sebelum direnovasi, murid-murid saya selalu terganggu dengan banyaknya binatang dari dalam tanah dan serangga, sehingga lama-kelamaan murid saya semakin sedikit,” jelas Saparudin. Kini, Saparudin bersyukur,
“Kondisi rumah kini lebih layak dan nyaman untuk menerima murid. Saya yakin anak-anak senang dan akan lebih banyak anak datang belajar.” Progam ini disambut baik tidak hanya oleh Wasdi-Munawati atau Saparudin-Hamidah. Banyak penerima manfaat lainnya yang juga menyatakan mengalami peningkatan kualitas hidup yang signifikan, seperti privasi anta ranggota keluarga dan peningkatan kesehatan.
(wbs)