Setelah Huawei, DJI Jadi Sasaran Daftar Hitam AS
A
A
A
BEIJING - Setelah Huawei, kini giliran produsen drone yang ada di dalam daftar hitam Pemerintah Amerika Serikat. Pasalnya, Departemen Keamanan Dalam Negeri atau DHS Amerika Serikat telah mengarahkan perhatian mereka kepada perusahaan pesawat tanpa awak buatan China.
Cybersecurity dan Infrastructure Security Agency (CISA) DHS memperingatkan kepada perusahaan AS untuk berhati-hati terhadap pesawat tanpa awak atau drone buatan China.
"Karena mereka mungkin mengandung komponen yang dapat membahayakan data Anda dan membagikan informasi Anda pada server yang diakses di luar perusahaan itu sendiri," bunyi peringatan tersebut, dikutip dari laman Gizmodo, Kamis (23/5/2019).
Saat ini DJI adalah perusahaan drone terbesar di dunia sejauh ini.
Peringatan Amerika Serikat atas drone buatan China itu sebenarnya bukan untuk pertama kalinya. Pada 2017, DHS juga melarang penggunaan drone. AS menuduh mata-mata China yang mungkin disusupkan pada DJI.
Sedangkan pada 2018 DJI bekerjasama dengan perusahaan Amerika untuk emlakukan analisis independen terhadap data dan praktik keamanan perusahaan.
Laporan dari Kivu Consulting yang berbasis di San Fransisco menyatakan penyimpanan data, catatan penerbangan, dan informasi pribadi DJI aman.
Peringatan ini keluar tak lama setelah perusahaan teknologi Huawei menjadi korban daftar hitam Pemerintah Amerika Serikat.
Karena masuk dalam daftar tersebut, beberapa perusahaan teknologi di negeri Paman Sam itu menangguhkan urusan bisnisnya, seperti Google, Intel dan Qualcomm.
Cybersecurity dan Infrastructure Security Agency (CISA) DHS memperingatkan kepada perusahaan AS untuk berhati-hati terhadap pesawat tanpa awak atau drone buatan China.
"Karena mereka mungkin mengandung komponen yang dapat membahayakan data Anda dan membagikan informasi Anda pada server yang diakses di luar perusahaan itu sendiri," bunyi peringatan tersebut, dikutip dari laman Gizmodo, Kamis (23/5/2019).
Saat ini DJI adalah perusahaan drone terbesar di dunia sejauh ini.
Peringatan Amerika Serikat atas drone buatan China itu sebenarnya bukan untuk pertama kalinya. Pada 2017, DHS juga melarang penggunaan drone. AS menuduh mata-mata China yang mungkin disusupkan pada DJI.
Sedangkan pada 2018 DJI bekerjasama dengan perusahaan Amerika untuk emlakukan analisis independen terhadap data dan praktik keamanan perusahaan.
Laporan dari Kivu Consulting yang berbasis di San Fransisco menyatakan penyimpanan data, catatan penerbangan, dan informasi pribadi DJI aman.
Peringatan ini keluar tak lama setelah perusahaan teknologi Huawei menjadi korban daftar hitam Pemerintah Amerika Serikat.
Karena masuk dalam daftar tersebut, beberapa perusahaan teknologi di negeri Paman Sam itu menangguhkan urusan bisnisnya, seperti Google, Intel dan Qualcomm.
(wbs)