Penjualan iPhone di Pasar Smartphone China Terus Memburuk
A
A
A
CUPERTINO - Produsen Apple beberapa bulan terakhir mengalami kesulitan untuk menjual ponselnya di China. Ini merupakan imbas dari perang dagang AS dan China.
Dilansir dari laman Phone Arena, Apple harus memasang sejumlah strategi yang berdampak negatif terhadap penjualan iPhone Apple di China selama setahun terakhir. Salah satu masalah adalah kekuatan USD terhadap Yuan.
Hal itu memaksa Apple untuk memberi harga ponselnya lebih tinggi di negara itu untuk mempertahankan margin keuntungannya. Sebagai contoh, kekuatan dolar memaksa Apple menentukan harga iPhone XR "yang lebih terjangkau" dengan harga lebih tinggi daripada Huawei Mate 20 Pro di China. Apple mencoba menebus kekuatan dolar dengan memotong harga grosir handset pada Januari lalu.
Perangkat iPhone memang belum masuk dalam daftar ekspor China yang dikenakan pajak begitu mereka mendarat di pelabuhan AS. Tetapi perang dagang telah melemahkan ekonomi China dan itu merusak kinerja penjualan handset Apple di sana.
Dan Apple tidak bisa melupakan kebangkitan nasionalisme yang terjadi di sana setelah penangkapan CFO Huawei, Wan Wan di Kanada. Penangkapan didasarkan pada surat perintah AS dan berdampak langsung bagi Apple.
Beberapa bisnis di China mulai menyubsidi pembelian smartphone yang dibuat oleh produsen sendiri sambil mendenda mereka yang membeli iPhone. Selama kalender kuartal pertama tahun 2019, Apple mengirimkan 30% lebih sedikit unit iPhone ke China dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
Pengiriman menurun dari 9,3 juta unit pada Q1 tahun 2018 menjadi 6,5 juta telepon tahun ini. Hal ini menyebabkan penurunan pangsa pasar perusahaan di China selama kuartal pertama dari 10,2% menjadi 7,4% tahun-ke-tahun.
Tapi sekarang segalanya bisa berbalik. Menurut 24/7 Wall Street seperti yang dilansir 9to5 Mac, analis UBS Tim Arcuri mengatakan penjualan iPhone di China turun 3% pada April lalu dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Kondisi itu dibandingkan dengan penurunan 61% tahun-ke-tahun dalam pengiriman iPhone China pada Maret. Dan untuk bulan Desember, Januari, Februari dan Maret, pengiriman iPhone di China anjlok rata-rata 66% secara tahunan. Data tersebut berasal dari analisis data penjualan ponsel cerdas bulanan dari Pemerintah China.
Arcuri mencatat, siklus penggantian iPhone sekitar tiga tahun di China. Ini yang akan membantu melanjutkan perputaran Apple di pasar ponsel pintar terbesar di dunia.
Sejauh ini, analis belum mendeteksi reaksi apa pun dari eskalasi perang perdagangan oleh Presiden Donald Trump. Baru minggu lalu Trump menaikkan tarif barang senilai USD250 miliar dan mengancam tarif 25% untuk barang lain senilai USD325 miliar dari China.
Selain memotong harga grosir iPhone di China awal tahun ini, bulan lalu mereka juga memotong harga eceran iPhone di negara tersebut sebanyak 6%. Tapi itu karena keputusan China untuk memotong pajak pertambahan nilai (PPN) untuk produsen menjadi 13% dari 16%.
Selain itu, ungkapan bahwa pasang naik mengangkat semua flagship tentu berlaku di sini. Pada bulan April, pengiriman smartphone secara keseluruhan di China naik 6% setelah menurun dalam 9 dari 10 bulan sebelumnya.
Secara berurutan, pengiriman smartphone secara keseluruhan naik 29% dari bulan Maret. Sementara pengiriman iPhone naik 19% dari bulan yang sama.
Apple telah melihat semua perjuangan bisnisnya di China. Untuk kuartal kedua fiskal, Apple melaporkan pendapatannya di sana USD10,22 miliar, turun dari USD13,02 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu. Atau turun terjadi penurunan 22%. (Nabil Alfaruq)
Dilansir dari laman Phone Arena, Apple harus memasang sejumlah strategi yang berdampak negatif terhadap penjualan iPhone Apple di China selama setahun terakhir. Salah satu masalah adalah kekuatan USD terhadap Yuan.
Hal itu memaksa Apple untuk memberi harga ponselnya lebih tinggi di negara itu untuk mempertahankan margin keuntungannya. Sebagai contoh, kekuatan dolar memaksa Apple menentukan harga iPhone XR "yang lebih terjangkau" dengan harga lebih tinggi daripada Huawei Mate 20 Pro di China. Apple mencoba menebus kekuatan dolar dengan memotong harga grosir handset pada Januari lalu.
Perangkat iPhone memang belum masuk dalam daftar ekspor China yang dikenakan pajak begitu mereka mendarat di pelabuhan AS. Tetapi perang dagang telah melemahkan ekonomi China dan itu merusak kinerja penjualan handset Apple di sana.
Dan Apple tidak bisa melupakan kebangkitan nasionalisme yang terjadi di sana setelah penangkapan CFO Huawei, Wan Wan di Kanada. Penangkapan didasarkan pada surat perintah AS dan berdampak langsung bagi Apple.
Beberapa bisnis di China mulai menyubsidi pembelian smartphone yang dibuat oleh produsen sendiri sambil mendenda mereka yang membeli iPhone. Selama kalender kuartal pertama tahun 2019, Apple mengirimkan 30% lebih sedikit unit iPhone ke China dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
Pengiriman menurun dari 9,3 juta unit pada Q1 tahun 2018 menjadi 6,5 juta telepon tahun ini. Hal ini menyebabkan penurunan pangsa pasar perusahaan di China selama kuartal pertama dari 10,2% menjadi 7,4% tahun-ke-tahun.
Tapi sekarang segalanya bisa berbalik. Menurut 24/7 Wall Street seperti yang dilansir 9to5 Mac, analis UBS Tim Arcuri mengatakan penjualan iPhone di China turun 3% pada April lalu dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Kondisi itu dibandingkan dengan penurunan 61% tahun-ke-tahun dalam pengiriman iPhone China pada Maret. Dan untuk bulan Desember, Januari, Februari dan Maret, pengiriman iPhone di China anjlok rata-rata 66% secara tahunan. Data tersebut berasal dari analisis data penjualan ponsel cerdas bulanan dari Pemerintah China.
Arcuri mencatat, siklus penggantian iPhone sekitar tiga tahun di China. Ini yang akan membantu melanjutkan perputaran Apple di pasar ponsel pintar terbesar di dunia.
Sejauh ini, analis belum mendeteksi reaksi apa pun dari eskalasi perang perdagangan oleh Presiden Donald Trump. Baru minggu lalu Trump menaikkan tarif barang senilai USD250 miliar dan mengancam tarif 25% untuk barang lain senilai USD325 miliar dari China.
Selain memotong harga grosir iPhone di China awal tahun ini, bulan lalu mereka juga memotong harga eceran iPhone di negara tersebut sebanyak 6%. Tapi itu karena keputusan China untuk memotong pajak pertambahan nilai (PPN) untuk produsen menjadi 13% dari 16%.
Selain itu, ungkapan bahwa pasang naik mengangkat semua flagship tentu berlaku di sini. Pada bulan April, pengiriman smartphone secara keseluruhan di China naik 6% setelah menurun dalam 9 dari 10 bulan sebelumnya.
Secara berurutan, pengiriman smartphone secara keseluruhan naik 29% dari bulan Maret. Sementara pengiriman iPhone naik 19% dari bulan yang sama.
Apple telah melihat semua perjuangan bisnisnya di China. Untuk kuartal kedua fiskal, Apple melaporkan pendapatannya di sana USD10,22 miliar, turun dari USD13,02 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu. Atau turun terjadi penurunan 22%. (Nabil Alfaruq)
(mim)