Huawei Salip Apple Memperebutkan Pasar Smartphone
A
A
A
FRAMINGHAM - Huawei Technologies Co, Ltd menunjukkan kedigdayaan dalam persaingan memperebutkan pangsa pasar produk ponsel pintar.
Pada kuartal pertama tahun ini perusahaan telekomunikasi dan elektronik asal China tersebut berhasil menyalip Apple Inc. Dengan demikian, Huawei kini berada di posisi kedua di belakang Samsung Group.
Bersama Vivo, Huawei justru menunjukkan kinerja moncer di tengah kelesuan pasar smartphone global. Sesuai laporan International Data Corporation (IDC) Volume, penjualan ponsel secara keseluruhan menurun sekitar 6,6% pada kuartal pertama 2019 dibanding kuartal pertama tahun lalu atau menjadi sekitar 310,8 juta unit.
Penurunan itu terjadi secara beruntun dalam enam tahun terakhir. Tahun lalu penjualan menurun 4,1%. Tren negatif penjualan itu dinilai akan menjadi tanda memburuknya penjualan smartphone tahun ini di seluruh dunia.
Bahkan Samsung, Apple, Xiaomi, Oppo, dan yang lainnya mengalami penurunan sangat tajam. “Hal ini semakin jelas Hua wei memfokuskan pertumbuhan perusahaan pada peralatan mobile seperti smartphone,” ujar Ryan Reith, Wakil Presiden Program Worldwide Mobile Device Trackers dari IDC.
“Pasar ponsel sedang terpuruk di semua negara, tapi Huawei mampu menaikkan penjualan 50%.” Dengan angka kenaikan yang sangat tinggi, selisih penjualan antara Huawei dan perusahaan raksasa Samsung juga semakin tipis.
Kondisi yang terjadi pada kuartal pertama ini menjadi indikasi persaingan penjualan smartphone pada tahun ini akan kian ketat. Samsung, Huawei, dan Apple dituntut mampu membuat inovasi baru dan memperluas pasar ke wilayah lain agar bisa memenangkan pertarungan.
Dari kacamata bisnis, China akan tetap menjadi pasar yang besar dan kompetitif selama sisa tahun ini. Huawei merangkak naik setelah sukses mengalahkan penjualan Apple di China.
Namun, mereka menghadapi tantangan yang lebih rumit di Amerika Serikat (AS) menyusul adanya tarif baru di Negeri Paman Sam. IDC menyatakan penjualan smartphone di pasar AS menurun tajam 15% selama kuartal pertama dibanding semester pertama tahun lalu.
Tantangan tersebut tidak hanya dirasakan perusahaan asing seperti Samsung, LG, dan vendor papan atas lain, tapi juga perusahaan lokal seperti Apple. Penjualan iPhone di AS turun amat drastis.
“Pasar AS untuk penjualan teknologi tingkat tinggi sedang melambat pada kuartal per tama tahun ini,” kata Anthony Scarsella, Manajer Riset World wide Quarterly Mobile Phone Tracker IDC. “Para pembeli lebih senang dengan ponsel lama mereka dibanding ponsel baru karena spesifikasinya tidak be gitu berbeda jauh.”
Scarsella menambahkan, smart phone keluaran terbaru juga memiliki banderol yang sangat mahal dan dianggap konsumen tidak sebanding dengan spesifikasi. Menurut dia, salah satu teknologi yang mungkin akan kembali mendongkrak pen jualan smartphone ialah 5G.
Teknologi tersebut dilaporkan akan dirilis pada 2020. “Kalau melihat kondisi sekarang, saya kira Huawei akan berada di depan Apple sampai akhir 2019,” kata pengamat teknologi dari Counterpoint, Shobhit Srivastava, dilansir Forbes.com.
Pernyataan Srivastava bukan tanpa alasan. Huawei saat ini merilis banyak produk baru, sedangkan Apple fokus melakukan pembaruan. Penjualan iPhone menurun di China sejak kuartal keempat 2018.
Tantangannya semakin sulit menyusul pesatnya perkembangan dan pertumbuhan perusahaan telekomunikasi China seperti Huawei, Oppo, Vivo, dan Xiaomi. Petinggi Apple sendiri sempat pesimistis dan menyatakan akan menurunkan target penjualan di Negeri Panda.
Situasinya diperkirakan akan semakin buruk bagi Apple jika perusahaan sekelas Huawei mam pu menciptakan sistem operasi (operating system /OS) sendiri. Counterpoint Market Monitor menyatakan pangsa pasar Huawei di tingkat global telah mencapai titik tertinggi, 17%, pada semester pertama tahun ini.
Brand terkemuka China itu saat ini sedang mematangkan strategi dual-brand untuk memaksimalkan penjualan. Setelah memasuki pasar Asia Tenggara dan India, perusahaan seke las Huawei juga berencana melakukan ekspansi ke Eropa.
Baru-baru ini, Huawei memamerkan produk terbaru P30 selama pameran di Prancis. Huawei mengalami pertumbuhan 50,3% dengan volu me pen jualan 59,1 juta unit dan pangsa pasar 19%.
Di China, Huawei tidak hanya mengalami momentum positif untuk ponsel tingkat tinggi, tapi juga ponsel tingkat menengah dan bawah. Sebagian besar kesuksesan Huawei ditopang harga yang amat terjangkau. Sebaliknya, Samsung dan Apple mengalami penurunan masing-masing 8,1% dan 30,2%.
Samsung hanya mampu menjual 71,9 juta unit, sedangkan Apple 36,4 juta unit. Hasil itu masih membuat Samsung menguasai pasar. Namun, jika didasarkan pada tren saat ini, cepat atau lambat Huawei dapat menyalip posisi Samsung.
Sebelumnya, Huawei menggugat Pemerintah AS atas pembatasan akses bisnisnya di AS yang dianggap tidak sesuai konstitusi. Huawei mengajukan gugatan di Pengadilan Federal Texas untuk menolak Bagian 889 Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (ND AA) yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump. (Muh Shamil)
Pada kuartal pertama tahun ini perusahaan telekomunikasi dan elektronik asal China tersebut berhasil menyalip Apple Inc. Dengan demikian, Huawei kini berada di posisi kedua di belakang Samsung Group.
Bersama Vivo, Huawei justru menunjukkan kinerja moncer di tengah kelesuan pasar smartphone global. Sesuai laporan International Data Corporation (IDC) Volume, penjualan ponsel secara keseluruhan menurun sekitar 6,6% pada kuartal pertama 2019 dibanding kuartal pertama tahun lalu atau menjadi sekitar 310,8 juta unit.
Penurunan itu terjadi secara beruntun dalam enam tahun terakhir. Tahun lalu penjualan menurun 4,1%. Tren negatif penjualan itu dinilai akan menjadi tanda memburuknya penjualan smartphone tahun ini di seluruh dunia.
Bahkan Samsung, Apple, Xiaomi, Oppo, dan yang lainnya mengalami penurunan sangat tajam. “Hal ini semakin jelas Hua wei memfokuskan pertumbuhan perusahaan pada peralatan mobile seperti smartphone,” ujar Ryan Reith, Wakil Presiden Program Worldwide Mobile Device Trackers dari IDC.
“Pasar ponsel sedang terpuruk di semua negara, tapi Huawei mampu menaikkan penjualan 50%.” Dengan angka kenaikan yang sangat tinggi, selisih penjualan antara Huawei dan perusahaan raksasa Samsung juga semakin tipis.
Kondisi yang terjadi pada kuartal pertama ini menjadi indikasi persaingan penjualan smartphone pada tahun ini akan kian ketat. Samsung, Huawei, dan Apple dituntut mampu membuat inovasi baru dan memperluas pasar ke wilayah lain agar bisa memenangkan pertarungan.
Dari kacamata bisnis, China akan tetap menjadi pasar yang besar dan kompetitif selama sisa tahun ini. Huawei merangkak naik setelah sukses mengalahkan penjualan Apple di China.
Namun, mereka menghadapi tantangan yang lebih rumit di Amerika Serikat (AS) menyusul adanya tarif baru di Negeri Paman Sam. IDC menyatakan penjualan smartphone di pasar AS menurun tajam 15% selama kuartal pertama dibanding semester pertama tahun lalu.
Tantangan tersebut tidak hanya dirasakan perusahaan asing seperti Samsung, LG, dan vendor papan atas lain, tapi juga perusahaan lokal seperti Apple. Penjualan iPhone di AS turun amat drastis.
“Pasar AS untuk penjualan teknologi tingkat tinggi sedang melambat pada kuartal per tama tahun ini,” kata Anthony Scarsella, Manajer Riset World wide Quarterly Mobile Phone Tracker IDC. “Para pembeli lebih senang dengan ponsel lama mereka dibanding ponsel baru karena spesifikasinya tidak be gitu berbeda jauh.”
Scarsella menambahkan, smart phone keluaran terbaru juga memiliki banderol yang sangat mahal dan dianggap konsumen tidak sebanding dengan spesifikasi. Menurut dia, salah satu teknologi yang mungkin akan kembali mendongkrak pen jualan smartphone ialah 5G.
Teknologi tersebut dilaporkan akan dirilis pada 2020. “Kalau melihat kondisi sekarang, saya kira Huawei akan berada di depan Apple sampai akhir 2019,” kata pengamat teknologi dari Counterpoint, Shobhit Srivastava, dilansir Forbes.com.
Pernyataan Srivastava bukan tanpa alasan. Huawei saat ini merilis banyak produk baru, sedangkan Apple fokus melakukan pembaruan. Penjualan iPhone menurun di China sejak kuartal keempat 2018.
Tantangannya semakin sulit menyusul pesatnya perkembangan dan pertumbuhan perusahaan telekomunikasi China seperti Huawei, Oppo, Vivo, dan Xiaomi. Petinggi Apple sendiri sempat pesimistis dan menyatakan akan menurunkan target penjualan di Negeri Panda.
Situasinya diperkirakan akan semakin buruk bagi Apple jika perusahaan sekelas Huawei mam pu menciptakan sistem operasi (operating system /OS) sendiri. Counterpoint Market Monitor menyatakan pangsa pasar Huawei di tingkat global telah mencapai titik tertinggi, 17%, pada semester pertama tahun ini.
Brand terkemuka China itu saat ini sedang mematangkan strategi dual-brand untuk memaksimalkan penjualan. Setelah memasuki pasar Asia Tenggara dan India, perusahaan seke las Huawei juga berencana melakukan ekspansi ke Eropa.
Baru-baru ini, Huawei memamerkan produk terbaru P30 selama pameran di Prancis. Huawei mengalami pertumbuhan 50,3% dengan volu me pen jualan 59,1 juta unit dan pangsa pasar 19%.
Di China, Huawei tidak hanya mengalami momentum positif untuk ponsel tingkat tinggi, tapi juga ponsel tingkat menengah dan bawah. Sebagian besar kesuksesan Huawei ditopang harga yang amat terjangkau. Sebaliknya, Samsung dan Apple mengalami penurunan masing-masing 8,1% dan 30,2%.
Samsung hanya mampu menjual 71,9 juta unit, sedangkan Apple 36,4 juta unit. Hasil itu masih membuat Samsung menguasai pasar. Namun, jika didasarkan pada tren saat ini, cepat atau lambat Huawei dapat menyalip posisi Samsung.
Sebelumnya, Huawei menggugat Pemerintah AS atas pembatasan akses bisnisnya di AS yang dianggap tidak sesuai konstitusi. Huawei mengajukan gugatan di Pengadilan Federal Texas untuk menolak Bagian 889 Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (ND AA) yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump. (Muh Shamil)
(nfl)