Huawei Sangkal Ada 'Pintu Belakang' Tersembunyi di Perangkat Lunaknya

Jum'at, 03 Mei 2019 - 11:00 WIB
Huawei Sangkal Ada Pintu...
Huawei Sangkal Ada 'Pintu Belakang' Tersembunyi di Perangkat Lunaknya
A A A
BEIJING - Baru-baru ini, Bloomberg melaporkan Vodafone Telecom, operator terbesar di Eropa, mengungkap mereka telah menemukan "pintu belakang" tersembunyi di balik peralatan Huawei yang telah dibeli. Dikatakan juga, melalui pintu belakang ini Huawei dapat memasuki jaringan kabel Vodafone tanpa izin.

Selanjutnya, Huawei secara resmi merespons media. Dikatakan bahwa laporan Bloomberg "menyesatkan" dan ceritanya 'mengacu pada fungsi pemeliharaan dan diagnostik. Padahal masalah itu umum di seluruh industri, serta kerentanannya telah diperbaiki lebih dari tujuh tahun lalu. "Sama sekali tidak ada kebenaran dalam saran bahwa Huawei menyembunyikan pintu belakang di peralatannya," kata pernyataan resmi Huawei seperti dilansir laman Giz China.

Huawei menekankan bahwa ini adalah kerentanan perangkat lunak daripada backdoor atau pintu belakang. "Ini adalah kesalahan teknis perangkat kami. Setelah diidentifikasi dan diperbaiki, definisi 'backdoor' yang diakui adalah kerentanan yang dibangun dengan sengaja yang dapat dieksploitasi. Kerentanan ini bukan masalahnya, laporan mereka salah," respons Huawei.

Seorang juru bicara Huawei mengatakan, kerentanan perangkat lunak adalah tantangan bagi seluruh industri. Seperti setiap penyedia TIK, pihaknya memiliki proses yang berkembang dengan baik. Ketika kerentanan ditemukan, Huawei bekerja sama dengan mitra untuk mengambil tindakan korektif yang tepat.

Huawei mengatakan bahwa masalah yang ditemukan oleh Vodafone diselesaikan pada 2011 dan 2012, dan Vodafone mengonfirmasi hal ini. Namun beberapa mengklaim ini bukan pertama kalinya ketika Bloomberg mencoba untuk 'menyesatkan' dunia teknologi.

Mereka mengklaim, dalam artikelnya yang diterbitkan pada 4 Oktober 2018, dikatakan bahwa yang disebut 'peretas Cina' telah menanamkan microchip di server perusahaan besar AS. Sekarang, ketika banyak negara Eropa telah berusaha untuk melonggarkan posisinya, ada alasan untuk berpikir media ini berspekulasi tentang beberapa masalah sejarah di momen sensitif.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9182 seconds (0.1#10.140)