'Dihabisi' AS di Eropa, Huawei Pamer Jaringan 5G di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Raksasa teknologi, Huawei, tak berkutik menghadapi kampanye negatif AS terkait teknologi 5G-nya di daratan Eropa. Negara-negara sekutu Paman Sam, satu per satu meninggalkan mereka dari rencana pengembangan jaringan 5G-nya.
Tapi Huawei masih punya kans besar di luar Benua Biru. Di Indonesia misalnya, mereka baru saja memamerkan penerapan jaringan generasi ke lima atau 5G kepada sejumlah operator di Tanah Air. Huawei membawa teknologinya untuk dijadikan pengalaman digital bagi konsumen Indonesia.
Hal ini dilakukan menyusul tren penerapan dan pertumbuhan perangkat 5G di dunia. "Pameran teknologi ini kami hadirkan sebagai pengalaman digital bagi warga Indonesia untuk mencapai pertumbuhan inovasi jaringan, layanan, dan model bisnis," kata CEO of Huawei Indonesia Carrier Business Andy Ma, dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews di Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Pameran teknologi bertajuk "Indonesia Carrier Seminar & Knowledge Sharing 2019" ditujukan khusus bagi para pelaku industri jaringan yang berlangsung 4-10 April 2019 di Jakarta.
Andy menyebut pameran itu dihadiri lebih dari 760 pemangku kepentingan yang berkaitan dengan teknologi jaringan, termasuk para pimpinan teknologi (CTO) dan pimpinan operasional informasi (CIO) yang menjadi pelanggan Huawei. Ada tiga topik utama yang diusung, yaitu 5G is On, Innovation for New Growth, AI Enables Intelligent Operation.
"Huawei menekankan konsep Intelligent Connectivity yang tentunya akan bergantung pada berbagai faktor seperti dukungan regulasi pemerintah, transformasi digital perusahaan, inovasi bisnis dan teknologi, serta ekosistem digital," tuturnya.
Sebagian besar case sharing dan tren teknologi yang dihadirkan Huawei merupakan teknologi termutakhir yang disajikan dalam perhelatan Mobile World Congress 2019 di Barcelona akhir Februari lalu. Misalnya, penggunaan AR/VR dan Cloud Gaming yang sedang naik daun, atau implementasi AI dan Edge Computing yang akan menjadi kunci kesuksesan berbagai skenario implementasi 5G di masa depan.
Selain itu, dalam sesi berbagi juga dibahas topik seperti penggunaan spektrum 2,6Ghz yang berpotensi menjadi spektrum pertama 5G di Indonesia dan solusi Simplified Lean Site untuk penerapan teknologi 5G yang lebih cepat nantinya.
Tapi Huawei masih punya kans besar di luar Benua Biru. Di Indonesia misalnya, mereka baru saja memamerkan penerapan jaringan generasi ke lima atau 5G kepada sejumlah operator di Tanah Air. Huawei membawa teknologinya untuk dijadikan pengalaman digital bagi konsumen Indonesia.
Hal ini dilakukan menyusul tren penerapan dan pertumbuhan perangkat 5G di dunia. "Pameran teknologi ini kami hadirkan sebagai pengalaman digital bagi warga Indonesia untuk mencapai pertumbuhan inovasi jaringan, layanan, dan model bisnis," kata CEO of Huawei Indonesia Carrier Business Andy Ma, dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews di Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Pameran teknologi bertajuk "Indonesia Carrier Seminar & Knowledge Sharing 2019" ditujukan khusus bagi para pelaku industri jaringan yang berlangsung 4-10 April 2019 di Jakarta.
Andy menyebut pameran itu dihadiri lebih dari 760 pemangku kepentingan yang berkaitan dengan teknologi jaringan, termasuk para pimpinan teknologi (CTO) dan pimpinan operasional informasi (CIO) yang menjadi pelanggan Huawei. Ada tiga topik utama yang diusung, yaitu 5G is On, Innovation for New Growth, AI Enables Intelligent Operation.
"Huawei menekankan konsep Intelligent Connectivity yang tentunya akan bergantung pada berbagai faktor seperti dukungan regulasi pemerintah, transformasi digital perusahaan, inovasi bisnis dan teknologi, serta ekosistem digital," tuturnya.
Sebagian besar case sharing dan tren teknologi yang dihadirkan Huawei merupakan teknologi termutakhir yang disajikan dalam perhelatan Mobile World Congress 2019 di Barcelona akhir Februari lalu. Misalnya, penggunaan AR/VR dan Cloud Gaming yang sedang naik daun, atau implementasi AI dan Edge Computing yang akan menjadi kunci kesuksesan berbagai skenario implementasi 5G di masa depan.
Selain itu, dalam sesi berbagi juga dibahas topik seperti penggunaan spektrum 2,6Ghz yang berpotensi menjadi spektrum pertama 5G di Indonesia dan solusi Simplified Lean Site untuk penerapan teknologi 5G yang lebih cepat nantinya.
(mim)