Jebolan Kampus Dituntut Sanggup Hadapi Revolusi Industri 4.0

Rabu, 10 April 2019 - 04:44 WIB
Jebolan Kampus Dituntut...
Jebolan Kampus Dituntut Sanggup Hadapi Revolusi Industri 4.0
A A A
JAKARTA - Para intelektual muda yang sudah mengantongi gelar sarjana dituntut untuk siap menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Hal ini disampaikan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III.
"Saya mengingatkan para wisudawan UEU untuk selalu meningkatkan softskill dan hardskill dalam menghadapi persaingan global di era Industri 4.0," kata Sailah di hadapan 880 wisudawan program D3, D4, S1 dan profesi dari 10 Fakultas serta program Pascasarjana UEU di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Sailah memberikan sejumlah kunci sukses bagi para lulusan Esa Unggul, yakni dengan menerapkan mereka sidah siap menurut disetiap hurufnya. "Huruf R pertama berarti risk atau risiko. Karena setiap wisudawan selepas lulus akan menemui risiko di dalam mengambil keputusan, entah dipekerjaanya, di pendidikannya atau bahkan di kehidupan pribadinya," tuturnya.

Para lulusan baru (fresh graduated) akan ditempa dan didorong untuk menghadapi risiko tersebut guna menghasilkan pemikiran, ide, ataupun karya dalam setiap risiko yang diambil.

"Kalian yang baru lulus nanti pasti menghadapi risiko dalam mengambil keputusan. Seperti ketika kalian memutuskan untuk berwirausaha tentu ada resikonya, atau setelah lulus kalian ingin melanjutkan pendidikan, maka resikonya kalian mengeluarkan dana lebih. Bahkan ada di antara kalian yang setelah lulus menikah tentu juga mendapatkan rIsiko yang sama besarnya," kata Sailah.

Lebih lanjut dia mengatakan, huruf I dalam kata "RICH" berarti Inovation. Di era disruptif teknologi seperti saat ini para lulusan perguruan tinggi dituntut untuk memecahkan masalah dengan mengedepankan Inovasi dan transformasi. Keduanya bisa menghasilkan solusi pada setiap permasalahan yang ada di masyarakat.

Dia pun menguji para wisudawan, apakah mereka berjiwa inovatif atau tidak, dengan mengajak bernyanyi lagu naik kereta Api. "Naik Kereta Api..." ucap Ilah melantunkan lagu, "tut tut tut.." sambung para wisudwan.

"Ternyata belum berubah yah, masih Tut tut tut bunyinya, Kereta sekarang tidak ada yang bunyinya tut tut tut lagi. Jadi, kita bebicara siap berubah baru hanya di mulut saja, saya berharap kalian terjun di masyarakat harus menerapkan inovasi yang menghasilkan solusi mantap," harap Sailah.

Huruf selanjutnya C yang berarti "Character". Dia menerangkan, Character yang dimaksudkan seorang lulusan perguruan tinggi harus memiliki karakter pribadi yang berjiwa kuat baik secara emosional dan akhlak. Sementara Huruf terakhir dalam RICH yakni "Heart" (hati), Hati yang dimaksudkan disini ialah para lulusan Esa Unggul harus bekerja bukan hanya dengan otak, tapi dengan hati. "Karena ketika kita mengerjakan sesuatu dengan hati, bukan tidak mungkin setiap pekerjaan yang dilakukan akan terasa mudah," harapnya.

Senada dengan Sailah, Rektor Universitas Esa Unggul, Arief Kusuma, berharap para lulusan harus siap memperbaiki diri secara terus menurus. "Karena lulusan Esa Unggul sebagai individu harus siap latih, siap pakai, siap kerja, siap bersaing dan paling penting ialah siap untuk meningkatkan serta mengembangkan diri agar selalu berada satu langkah lebih maju dalam setiap aspek kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja dibandingkan dengan Individu lainnya," imbuhya.

Pihaknya berharap seluruh lulusan yang diwisuda hari ini siap menyumbangkan tenaga dan pikirannya bagi nusa bangsa dan negara. Sekaligus berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan kemajuan negara ini.

Dalam wisuda Esa Unggul kali ini juga turut hadiri Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Prof Ismunandar, Ph.D.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0232 seconds (0.1#10.140)