Penuhi Keinginan Konsumen, Samsung Keluarkan Generasi Live
A
A
A
MULANYA ada Galaxy A30 dan Galaxy A50. Kemudian, Samsung juga mengenalkan Galaxy A10 dan Galaxy A20. Keluarga Galaxy A yang menggantikan J itu punya tujuan spesifik: mengincar segmen millenials yang disebut Samsung sebagai Generasi Live. Sejak lama Samsung memang mendapat sorotan dari konsumen mereka.
Ketika seri S dan Note diminati oleh segmen premium, di kelas entry level dan menengah ponsel mereka dianggap kurang kompetitif dalam hal spesifikasinya dibanding ponsel keluaran pesaingpesaing mereka yang asal Tiongkok itu. Tapi, di 2019 mereka berubah. Vendor asal Korea Selatan itu seperti mendengarkan apa yang diinginkan konsumen.
Keluarga seri A diharapkan menjadi penawar rindu konsumen akan ponsel yang secara spesifikasi kompetitif, memiliki desain menarik dan kekinian, juga bersaing dalam hal harga. Target seri A adalah generasi Live. Yakni, milenials yang memang membeli ponsel tidak hanya untuk bersaing dalam hal fitur. Namun, mereka yang sangat mempertimbangkan fungsi, tampilan, dan tentu saja penggunaan.
Karena itu, generasi Live ini diidentifikasi sebagai mereka yang aktif di sosial media dan membuat konten. Mereka butuh ponsel yang menunjang kegiatan seperti memotret, hingga membuat video. A10 dan A20 memiliki desain yang sangat mirip. Meski, ada cukup banyak perbedaan dari jenis layar yang dipakai, kamera, kapasitas RAM, baterai, dan tipe colokan USBnya. Masing-masing dibanderol Rp1,799 juta (A10) dan Rp2,299 juta (A20). Mungkin bedanya hanya Rp500 ribu.
Tapi, punya pengaruh besar di segmen entry level yang sangat sensitif terhadap harga. Di rentang harganya, kedua ponsel itu sudah bisa dikatakan kompetitif. Lihat saja desain layar waterdrop notch yang disebut Samsung dengan Infinity V. Layar kekinian ini sangat diminati remaja. Yang membedakan keduanya hanya dari jenis layar yang dipakai.
Ketika A10 masih menggunakan IPS LCD 6,2 inci (resolusi 720 x 1520 piksel), maka A20 sudah memakai AMOLED dan sedikit lebih besar 6,4 inci (720 x 1.560 piksel). Beralih ke bagian belakang, materialnya terlihat seperti kaca. Tapi, sebenarnya plastik. Samsung menyebutnya sebagai Glasstic. Yakni, 3D Glass dengan nuansa plasticfeel. Jadi terlihat tidak murahan. Cukup nyaman pula digenggam.
Untuk jeroannya, relatif serupa. Yakni chipset Exynos 7884. Dibedakan dari RAM dan memori internal, dimana A10 menggunakan RAM 2 GB dan 32 GB, sedangkan A20 3 GB dan 32 GB. Prosesornya sendiri sudah cukup piawai untuk misalnya bermain gim berat, walau memang tidak akan mendapatkan penyetelan optimal. Beda lainnya di kamera. Resolusi kamera belakang Galaxy A10 dan Galaxy A20 sama-sama 13 MP dengan lensa berbukaan f/1.9.
Hanya saja, A20 menggunakan sensor ultra-wide 5 MP (f/2.2) yang berfungsi untuk menangkap gambar hingga jangkauan 123 derajat. Inilah yang membuat A20 jadi lebih powerful dibanding A10. Sebab, kamera ultra-wide memungkinkan membuat konten yang lebih variatif. Lantaran bisa menjangkau angle yang lebih luas. Untuk kamera selfie, A10 hanya 5 MP sedangkan A20 8 MP.
Adapun daya tahan baterai A20 terbilang baik, karena sudah menggunakan kapasitas 4.000 mAh. Sementara A10 hanya 3.400 mAh. Jaraknya cukup jauh dan rasanya memang akan cukup berpengaruh terhadap penggunaan sehari-hari. Tapi yang membuat A20 jauh lebih baik dari A10 tentu saja selot USB Type-C yang sudah mendukung fitur fast charging.
Tidak hanya membuat proses pengisian daya lebih cepat, namun memindah data pun terasa gegas. Adapun Galaxy A10 cukup dibekali tipe USB 2.0 konvensional. Perbedaan terakhir adalah A20 menggunakan pemindai sidik jari. Sedangkan A10 tidak ada.
Ketika seri S dan Note diminati oleh segmen premium, di kelas entry level dan menengah ponsel mereka dianggap kurang kompetitif dalam hal spesifikasinya dibanding ponsel keluaran pesaingpesaing mereka yang asal Tiongkok itu. Tapi, di 2019 mereka berubah. Vendor asal Korea Selatan itu seperti mendengarkan apa yang diinginkan konsumen.
Keluarga seri A diharapkan menjadi penawar rindu konsumen akan ponsel yang secara spesifikasi kompetitif, memiliki desain menarik dan kekinian, juga bersaing dalam hal harga. Target seri A adalah generasi Live. Yakni, milenials yang memang membeli ponsel tidak hanya untuk bersaing dalam hal fitur. Namun, mereka yang sangat mempertimbangkan fungsi, tampilan, dan tentu saja penggunaan.
Karena itu, generasi Live ini diidentifikasi sebagai mereka yang aktif di sosial media dan membuat konten. Mereka butuh ponsel yang menunjang kegiatan seperti memotret, hingga membuat video. A10 dan A20 memiliki desain yang sangat mirip. Meski, ada cukup banyak perbedaan dari jenis layar yang dipakai, kamera, kapasitas RAM, baterai, dan tipe colokan USBnya. Masing-masing dibanderol Rp1,799 juta (A10) dan Rp2,299 juta (A20). Mungkin bedanya hanya Rp500 ribu.
Tapi, punya pengaruh besar di segmen entry level yang sangat sensitif terhadap harga. Di rentang harganya, kedua ponsel itu sudah bisa dikatakan kompetitif. Lihat saja desain layar waterdrop notch yang disebut Samsung dengan Infinity V. Layar kekinian ini sangat diminati remaja. Yang membedakan keduanya hanya dari jenis layar yang dipakai.
Ketika A10 masih menggunakan IPS LCD 6,2 inci (resolusi 720 x 1520 piksel), maka A20 sudah memakai AMOLED dan sedikit lebih besar 6,4 inci (720 x 1.560 piksel). Beralih ke bagian belakang, materialnya terlihat seperti kaca. Tapi, sebenarnya plastik. Samsung menyebutnya sebagai Glasstic. Yakni, 3D Glass dengan nuansa plasticfeel. Jadi terlihat tidak murahan. Cukup nyaman pula digenggam.
Untuk jeroannya, relatif serupa. Yakni chipset Exynos 7884. Dibedakan dari RAM dan memori internal, dimana A10 menggunakan RAM 2 GB dan 32 GB, sedangkan A20 3 GB dan 32 GB. Prosesornya sendiri sudah cukup piawai untuk misalnya bermain gim berat, walau memang tidak akan mendapatkan penyetelan optimal. Beda lainnya di kamera. Resolusi kamera belakang Galaxy A10 dan Galaxy A20 sama-sama 13 MP dengan lensa berbukaan f/1.9.
Hanya saja, A20 menggunakan sensor ultra-wide 5 MP (f/2.2) yang berfungsi untuk menangkap gambar hingga jangkauan 123 derajat. Inilah yang membuat A20 jadi lebih powerful dibanding A10. Sebab, kamera ultra-wide memungkinkan membuat konten yang lebih variatif. Lantaran bisa menjangkau angle yang lebih luas. Untuk kamera selfie, A10 hanya 5 MP sedangkan A20 8 MP.
Adapun daya tahan baterai A20 terbilang baik, karena sudah menggunakan kapasitas 4.000 mAh. Sementara A10 hanya 3.400 mAh. Jaraknya cukup jauh dan rasanya memang akan cukup berpengaruh terhadap penggunaan sehari-hari. Tapi yang membuat A20 jauh lebih baik dari A10 tentu saja selot USB Type-C yang sudah mendukung fitur fast charging.
Tidak hanya membuat proses pengisian daya lebih cepat, namun memindah data pun terasa gegas. Adapun Galaxy A10 cukup dibekali tipe USB 2.0 konvensional. Perbedaan terakhir adalah A20 menggunakan pemindai sidik jari. Sedangkan A10 tidak ada.
(don)