Ponsel Xiaomi Mi 8 Lite Ringan, tapi Bukan Kelas Bulu
A
A
A
Namanya memang Xiaomi Mi 8 Lite. Namun, ponsel yang dibanderol Rp3 jutaan ini jelas bukan kelas bulu. Di rentang harganya, spesifikasinya cukup mumpuni. Desainnya pun lumayan. Seperti apa? Desain Xiaomi Mi 8 Lite punya notch. Kamera depannya hanya satu, tetapi ukuran notch-nya cukup besar karena ada ponsel lain yang menggunakan waterdrop notch yang lebih mungil.
Tetapi, ada opsi untuk menyembunyikan notch-nya. Buat saya, tidak mengganggu, sih. Bezel-nya cukup tipis walau memang ada sedikit dagu. Di bagian belakang, ada pembaca sidik jari, dua lensa kamera, dan lampu kilat LED. Bagian belakangnya kaca dengan cover alumunium. Karena kaca, tentu mudah sekali meninggalkan bekas sidik jari dan licin.
Tetapi tenang, ada cover plastik yang membuat ponsel tetap bersih dan kesat saat dipegang. Posisi tombol volume dan power pas berada di kanan, sedangkan selot SIM ada di kiri. Di bawah ada USB Type-C dan grill speaker ganda. Audionya kencang walau suaranya tipis. Di ponsel ini tidak ada headphone jack meski ada dongle sehingga earphone 3,5 mm bisa tetap digunakan. Sisanya, di kotak ada charger , kabel, dan silicon case .
Layar
Mi 8 Lite menggunakan layar 6,26 inci FHD+ IPS LCD. Tidak istimewa, tetapi cukup. Kecerahannya maksimal di indoor dan kurang baik saat di bawah cahaya matahari langsung. Maklum, panelnya LCD yang tidak sebaik AMOLED di bawah cahaya terang. Tidak ada tombol home fisik. Navigasi dilakukan lewat layar. Display 2.280 x 1.080 (FHD+), aspect ratio 19:9, dan kerapatan piksel 403 ppi sudah cukup untuk bermain gim, mengedit gambar, dan menonton film. Warna dan kontrasnya bisa diatur manual.
Software
Mi 8 Lite menggunakan Android 8.1 Oreo dan MIUI 10. Ada beberapa fitur yang saya suka, seperti Dual Apps (menggunakan aplikasi untuk dua akun berbeda), Mi Drop (transfer file nirkabel), serta Second Space (memisahkan profil, misalnya kerja dan bermain). Ikon-ikonnya segar dan nyaman di mata. Tentu saja tetap ada akses ke layanan Google, seperti Play Store, Chrome, YouTube, bahkan Google Assistant dengan menekan tombol home beberapa detik.
Performa
Mi 8 Lite memakai Snapdragon 660 dengan 14 nm, memiliki CPU empat inti 2.2 GHz Cortex-A73, dan empat inti 1.8 GHz Cortex-A53. Grafiknya ditunjang 512 GPU. Untuk ponsel kelas menengah sebenarnya sudah cukup, meski untuk bermain PUBG masih kurang luwes dan smooth. Rasanya sangat berbeda dengan ponsel premium. Mi 8 Lite hanya mendapat penyetelan medium. Ada 4 GB RAM dan 64 GB memori internal, plus selot microSD. Skor Antutunya mendapat 143,306 atau kira-kira setara Snapdragon 820 dan ponsel kelas premium keluaran 2016.
Baterai
Ponsel ini menggunakan baterai 3.350 mAh yang cukup standar di layar 6,26 inci. Apakah tahan seharian? Tergantung penggunaan. Terpenting bagi saya, Mi 8 Lite sudah mendukung USB-C yang membuat proses pengisian daya dan pemindahan data lebih cepat, juga mendukung Quick Charge 3.0.
Kamera
Ponsel ini memang mengedepankan kamera selfie karena kamera depannya 24 MP, sedangkan kamera belakang hanya 12 MP dan 5 MP. Untuk kedalaman dan bokeh, memang bokehnya tidak selalu berhasil dan kualitas kamera tidak terlalu istimewa. Namun, dengan bantuan AI, sudah cukup untuk memotret dan membuat video.
Apalagi, ponsel ini sudah bisa merekam video 4K di 30 fps dan 1080p di 60 fps. Plus, 1080p di 30 fps dengan electronic image stabilization. Fitur favorit saya adalah slow motion 240 fps di 720p, lumayan untuk ponsel kelas menengah bawah. Kamera selfie 24 MP juga sudah dilengkapi AI untuk pencahayaan hingga beauty mode. Mungkin ponsel ini memang lebih cocok bagi para penggemar Xiaomi yang doyan selfie .
Tetapi, ada opsi untuk menyembunyikan notch-nya. Buat saya, tidak mengganggu, sih. Bezel-nya cukup tipis walau memang ada sedikit dagu. Di bagian belakang, ada pembaca sidik jari, dua lensa kamera, dan lampu kilat LED. Bagian belakangnya kaca dengan cover alumunium. Karena kaca, tentu mudah sekali meninggalkan bekas sidik jari dan licin.
Tetapi tenang, ada cover plastik yang membuat ponsel tetap bersih dan kesat saat dipegang. Posisi tombol volume dan power pas berada di kanan, sedangkan selot SIM ada di kiri. Di bawah ada USB Type-C dan grill speaker ganda. Audionya kencang walau suaranya tipis. Di ponsel ini tidak ada headphone jack meski ada dongle sehingga earphone 3,5 mm bisa tetap digunakan. Sisanya, di kotak ada charger , kabel, dan silicon case .
Layar
Mi 8 Lite menggunakan layar 6,26 inci FHD+ IPS LCD. Tidak istimewa, tetapi cukup. Kecerahannya maksimal di indoor dan kurang baik saat di bawah cahaya matahari langsung. Maklum, panelnya LCD yang tidak sebaik AMOLED di bawah cahaya terang. Tidak ada tombol home fisik. Navigasi dilakukan lewat layar. Display 2.280 x 1.080 (FHD+), aspect ratio 19:9, dan kerapatan piksel 403 ppi sudah cukup untuk bermain gim, mengedit gambar, dan menonton film. Warna dan kontrasnya bisa diatur manual.
Software
Mi 8 Lite menggunakan Android 8.1 Oreo dan MIUI 10. Ada beberapa fitur yang saya suka, seperti Dual Apps (menggunakan aplikasi untuk dua akun berbeda), Mi Drop (transfer file nirkabel), serta Second Space (memisahkan profil, misalnya kerja dan bermain). Ikon-ikonnya segar dan nyaman di mata. Tentu saja tetap ada akses ke layanan Google, seperti Play Store, Chrome, YouTube, bahkan Google Assistant dengan menekan tombol home beberapa detik.
Performa
Mi 8 Lite memakai Snapdragon 660 dengan 14 nm, memiliki CPU empat inti 2.2 GHz Cortex-A73, dan empat inti 1.8 GHz Cortex-A53. Grafiknya ditunjang 512 GPU. Untuk ponsel kelas menengah sebenarnya sudah cukup, meski untuk bermain PUBG masih kurang luwes dan smooth. Rasanya sangat berbeda dengan ponsel premium. Mi 8 Lite hanya mendapat penyetelan medium. Ada 4 GB RAM dan 64 GB memori internal, plus selot microSD. Skor Antutunya mendapat 143,306 atau kira-kira setara Snapdragon 820 dan ponsel kelas premium keluaran 2016.
Baterai
Ponsel ini menggunakan baterai 3.350 mAh yang cukup standar di layar 6,26 inci. Apakah tahan seharian? Tergantung penggunaan. Terpenting bagi saya, Mi 8 Lite sudah mendukung USB-C yang membuat proses pengisian daya dan pemindahan data lebih cepat, juga mendukung Quick Charge 3.0.
Kamera
Ponsel ini memang mengedepankan kamera selfie karena kamera depannya 24 MP, sedangkan kamera belakang hanya 12 MP dan 5 MP. Untuk kedalaman dan bokeh, memang bokehnya tidak selalu berhasil dan kualitas kamera tidak terlalu istimewa. Namun, dengan bantuan AI, sudah cukup untuk memotret dan membuat video.
Apalagi, ponsel ini sudah bisa merekam video 4K di 30 fps dan 1080p di 60 fps. Plus, 1080p di 30 fps dengan electronic image stabilization. Fitur favorit saya adalah slow motion 240 fps di 720p, lumayan untuk ponsel kelas menengah bawah. Kamera selfie 24 MP juga sudah dilengkapi AI untuk pencahayaan hingga beauty mode. Mungkin ponsel ini memang lebih cocok bagi para penggemar Xiaomi yang doyan selfie .
(don)