Terbilang Terlambat, Pemindai Sidik Jari di Layar Galaxy S10 Punya Kelebihan
A
A
A
JAKARTA - Fingerprint Scanner atau pemindai sidik jari di bawah layar sudah menjadi tren handphone Android sejak tahun lalu. Terbilang terlambat, tapi Samsung memberikan pemindai sidik jari yang berbeda dibandingkan kompetitor pada Galaxy S10 yang hari ini diboyong ke Indonesia.
Samsung Galaxy S10 and S10 Plus adalah ponsel pertama yang menggunakan teknologi ultrasonic in-screen fingerprint buatan Qualcomm. Pendeknya, teknologi tersebut menggunakan gelombang ultrasonik untuk membaca sidik jari.
Sama seperti alat pencitraan ultrasound yang dipakai di rumah sakit, teknologi 3D Sonic Sensor bekerja dengan memantulkan gelombang suara ke permukaan kulit.
Klaim Qualcomm, teknologi ini lebih cepat dan lebih aman dibanding optical fingerprint sensor yang jamak digunakan di ponsel pintar saat ini. Kok bisa? Sebab ultrasonic reader membaca permukaan kulit dalam bentuk 3D. Tidak sebatas gambar 2D yang biasa digunakan oleh optical reader yang memakai cahaya.
Penggunaan teknologi ultrasonic dan pemindai optical untuk sidik jari menjadi relevan karena keamanan biometrik menjadi sangat penting. In-screen fingerprint reader merupakan tren baru dalam desain ponsel karena tidak mengambil ruang di bodi ponsel. Sesuai dengan konsep layar dan bezel yang minim.
Di Qualcomm Tech Summit di Hawaii, AS, pada Desember 2018 lalu, Qualcomm Senior Vice President of Mobile Technology, Alex Katouzian mengatakan, keamanan dan biometrik akan terus diintegrasikan dalam perangkat mobile. “Inilah masa depan teknologi pemindai sidik jari,” ungkapnya.
Sensor sidik jari ultrasonik menggantikan iris scanning sebagai keamanan biometrik utama di Galaxy S10 dan S10 Plus. Sedangkan Galaxy S10e menggunakan optical fingerprint reader di tombol power-nya.
Cara Kerja Sensor Sidik Jari Ultrasonik:
- Pemindai sidik jari 3D Sonic Sensor dikembangkan oleh Qualcomm, menggunakan gelombang suara untuk membaca sidik jari.
- Tren fingeprint sensor di dalam layar meluas sejak 2018, disebut in-screen fingerprint reader.
- Sensor ultrasonik dibenamkan ke dalam salah satu dari beberapa lapisan di layar ponsel.
- Jari tetap menyentuh permukaan layar (bukan sensor), namun kulit mengirim sinyal listrik yang lantas mengaktifkan sensor.
- Sensor mengirim gelombang suara ke kulit, membaca dengan detil permukaan kulit termasuk ridges dan valley. Informasi tersebut dipantulkan kembali ke prosesor.
- Gelombang suara (sound waves) juga bisa mendeteksi aliran darah. Sehingga akan menolak memindai jari yang terluka. Atau, jari yang tidak memiliki aliran darah.
- Jika optical fingerprint reader membaca gambar 2D, maka 3D Sonic Sensor memindai jari dalam 3D.
- Qualcomm mengklaim ultrasonic fingerprint sensor bisa membaca hingga permukaan jari hingga kedalaman 4mm.
Samsung Galaxy S10 and S10 Plus adalah ponsel pertama yang menggunakan teknologi ultrasonic in-screen fingerprint buatan Qualcomm. Pendeknya, teknologi tersebut menggunakan gelombang ultrasonik untuk membaca sidik jari.
Sama seperti alat pencitraan ultrasound yang dipakai di rumah sakit, teknologi 3D Sonic Sensor bekerja dengan memantulkan gelombang suara ke permukaan kulit.
Klaim Qualcomm, teknologi ini lebih cepat dan lebih aman dibanding optical fingerprint sensor yang jamak digunakan di ponsel pintar saat ini. Kok bisa? Sebab ultrasonic reader membaca permukaan kulit dalam bentuk 3D. Tidak sebatas gambar 2D yang biasa digunakan oleh optical reader yang memakai cahaya.
Penggunaan teknologi ultrasonic dan pemindai optical untuk sidik jari menjadi relevan karena keamanan biometrik menjadi sangat penting. In-screen fingerprint reader merupakan tren baru dalam desain ponsel karena tidak mengambil ruang di bodi ponsel. Sesuai dengan konsep layar dan bezel yang minim.
Di Qualcomm Tech Summit di Hawaii, AS, pada Desember 2018 lalu, Qualcomm Senior Vice President of Mobile Technology, Alex Katouzian mengatakan, keamanan dan biometrik akan terus diintegrasikan dalam perangkat mobile. “Inilah masa depan teknologi pemindai sidik jari,” ungkapnya.
Sensor sidik jari ultrasonik menggantikan iris scanning sebagai keamanan biometrik utama di Galaxy S10 dan S10 Plus. Sedangkan Galaxy S10e menggunakan optical fingerprint reader di tombol power-nya.
Cara Kerja Sensor Sidik Jari Ultrasonik:
- Pemindai sidik jari 3D Sonic Sensor dikembangkan oleh Qualcomm, menggunakan gelombang suara untuk membaca sidik jari.
- Tren fingeprint sensor di dalam layar meluas sejak 2018, disebut in-screen fingerprint reader.
- Sensor ultrasonik dibenamkan ke dalam salah satu dari beberapa lapisan di layar ponsel.
- Jari tetap menyentuh permukaan layar (bukan sensor), namun kulit mengirim sinyal listrik yang lantas mengaktifkan sensor.
- Sensor mengirim gelombang suara ke kulit, membaca dengan detil permukaan kulit termasuk ridges dan valley. Informasi tersebut dipantulkan kembali ke prosesor.
- Gelombang suara (sound waves) juga bisa mendeteksi aliran darah. Sehingga akan menolak memindai jari yang terluka. Atau, jari yang tidak memiliki aliran darah.
- Jika optical fingerprint reader membaca gambar 2D, maka 3D Sonic Sensor memindai jari dalam 3D.
- Qualcomm mengklaim ultrasonic fingerprint sensor bisa membaca hingga permukaan jari hingga kedalaman 4mm.
(mim)