CEO Qualcomm Steve Mollenkopf Optimistis Lebih Solid pada 2019
A
A
A
CEO Qualcomm Steve Mollenkopf menegaskan tiga prioritas yang ingin mereka capai pada 2019. Prioritas tersebut adalah transisi jaringan 5G di pasar global, mengatasi masalah dengan Apple, dan melanjutkan produk mereka di berbagai portofolio.
Selama 2018, memang banyak sekali tantangan yang didapat Qualcomm. Yang utama, Apple meminta supplier berhenti membayar royalti, kegagalan mengakuisisi NXP, hingga pasar yang menurun. Namun, Mollenkopf optimistis bahwa semua masalah itu membuat Qualcomm lebih solid pada 2019.
Dalam hal pendapatan, pada kuartal 1/2019, pendapatan Qualcomm sebesar USD4,8 miliar, tepat di tengah prediksi USD4,5 miliar-5,3 miliar. Pada kuartal 2, target Qualcomm adalah USD4,4 miliar-USD5,2 miliar.
Mollenkopf berharap akan ada pertumbuhan bagi Qualcomm di sektor baru. Sektor itu adalah jaringan 5G. Ketika semakin banyak operator mengenalkan jaringan 5G di seluruh dunia, ini menjadi sumber pendapatan baru bagi Qualcomm.
“Akan sangat sulit bagi perusahaan maupun kompetitor yang terlambat melakukan transisi ini,” ungkapnya. Karena itu, Mollenkopf sangat jorjoran dalam hal adaposi 5G. Mereka bekerja dengan 18 penyedia OEM untuk meluncurkan handset 5G menggunakan modem rancangan mereka, yakni X50.
Menurut Mollenkopf, perusahaan yang dipimpinnya memiliki keunggulan akan jaringan 5G menggunakan standar milimeter wave maupun frekuensi sub-6 GHz. Snapdragon 855 jelas akan menenagai mayoritas ponsel flagship pada 2019.
OnePlus adalah salah satu pabrikan pertama yang memastikan ponsel mereka siap mengadopsi Snapdragon 855. Tentu saja sulit memprediksi fitur mana saja yang akan digunakan para vendor smartphone. Sebab, yang dilakukan Qualcomm adalah memberikan platform dan sederet fitur yang bisa dipakai.
Sisanya tergantung manufaktur, operator, serta sistem operasi untuk memilih. Yang jelas, kehadiran Snapdragon 855 akan membawa kesegaran baru terhadap industri ponsel tahun depan yang belakangan mulai membosankan.
“Silakan kompetitor kami mencermati kemampuan Snapdragon 855 karena akan banyak hal yang harus mereka kejar,” ujar Mollenkopf. Ketika Snapdragon 845 berpasangan dengan modem X20, maka Snapdragon 855 terbaru dipadu modem baru X24 yang sudah mendukung kecepatan internet hingga 2Gbps (Cat. 20).
“Chip 855 saja tidak bisa digunakan untuk 5G. Harus dipasangkan dengan modem X50. Tetapi, sudah sangat cepat dibanding modem yang ada saat ini,” ungkap Mollenkopf. Idealnya, chip tersebut memang dipadu dengan modem X50 yang memiliki fungsi 5G. Ketika dipadu, Snapdragon 855 mampu mengutilisasi jaringan wave yang sangat cepat serta jaringan sub-6GHz 5G yang memiliki jangkauan luas.
Dengan begitu, jaringan 5G akan berfungsi optimal di chip tersebut. Sejumlah vendor, seperti Motorola, berinovasi lewat clip on modem 5G Moto Mod sehingga ponsel 4G bisa mendapat akses ke jaringan 5G. Mungkin tidak semua konsumen kenal dengan Qualcomm. Tetapi, mereka tentu hafal kata Snapdragon.
Sebab, Snapdragon menjadi salah satu pertimbangan sebagian besar konsumen di Indonesia dalam memilih ponsel. Inilah chip smartphone yang dianggap paling cepat dan tangguh. Snapdragon seri 800 dianggap yang terbaik untuk menenagai ponsel flagship ( premium). Sementara seri 600 menjadi favorit ponsel kelas menengah.
Di dunia, Qualcomm lewat chip Snapdragon mereka disebut rajanya chipset smartphone. Lembaga riset Strategy Analytics mencatat, 42% smartphone dunia menggunakan Snapdragon, diikuti Apple 22% dan MediaTek 15%. Sisanya 21% adalah gabungan merek lain, seperti HiSilicon (Huawei) hingga Samsung LSI.
Karena itu, Snapdragon 855 yang menjadi penerus 845 sangat dinanti vendor dan konsumen. Chip inilah yang akan menentukan tren perkembangan smartphone masa depan, termasuk fiturfitur apa saja yang bisa dan mungkin dibenamkan di ponsel pintar pada 2019.
Selama 2018, memang banyak sekali tantangan yang didapat Qualcomm. Yang utama, Apple meminta supplier berhenti membayar royalti, kegagalan mengakuisisi NXP, hingga pasar yang menurun. Namun, Mollenkopf optimistis bahwa semua masalah itu membuat Qualcomm lebih solid pada 2019.
Dalam hal pendapatan, pada kuartal 1/2019, pendapatan Qualcomm sebesar USD4,8 miliar, tepat di tengah prediksi USD4,5 miliar-5,3 miliar. Pada kuartal 2, target Qualcomm adalah USD4,4 miliar-USD5,2 miliar.
Mollenkopf berharap akan ada pertumbuhan bagi Qualcomm di sektor baru. Sektor itu adalah jaringan 5G. Ketika semakin banyak operator mengenalkan jaringan 5G di seluruh dunia, ini menjadi sumber pendapatan baru bagi Qualcomm.
“Akan sangat sulit bagi perusahaan maupun kompetitor yang terlambat melakukan transisi ini,” ungkapnya. Karena itu, Mollenkopf sangat jorjoran dalam hal adaposi 5G. Mereka bekerja dengan 18 penyedia OEM untuk meluncurkan handset 5G menggunakan modem rancangan mereka, yakni X50.
Menurut Mollenkopf, perusahaan yang dipimpinnya memiliki keunggulan akan jaringan 5G menggunakan standar milimeter wave maupun frekuensi sub-6 GHz. Snapdragon 855 jelas akan menenagai mayoritas ponsel flagship pada 2019.
OnePlus adalah salah satu pabrikan pertama yang memastikan ponsel mereka siap mengadopsi Snapdragon 855. Tentu saja sulit memprediksi fitur mana saja yang akan digunakan para vendor smartphone. Sebab, yang dilakukan Qualcomm adalah memberikan platform dan sederet fitur yang bisa dipakai.
Sisanya tergantung manufaktur, operator, serta sistem operasi untuk memilih. Yang jelas, kehadiran Snapdragon 855 akan membawa kesegaran baru terhadap industri ponsel tahun depan yang belakangan mulai membosankan.
“Silakan kompetitor kami mencermati kemampuan Snapdragon 855 karena akan banyak hal yang harus mereka kejar,” ujar Mollenkopf. Ketika Snapdragon 845 berpasangan dengan modem X20, maka Snapdragon 855 terbaru dipadu modem baru X24 yang sudah mendukung kecepatan internet hingga 2Gbps (Cat. 20).
“Chip 855 saja tidak bisa digunakan untuk 5G. Harus dipasangkan dengan modem X50. Tetapi, sudah sangat cepat dibanding modem yang ada saat ini,” ungkap Mollenkopf. Idealnya, chip tersebut memang dipadu dengan modem X50 yang memiliki fungsi 5G. Ketika dipadu, Snapdragon 855 mampu mengutilisasi jaringan wave yang sangat cepat serta jaringan sub-6GHz 5G yang memiliki jangkauan luas.
Dengan begitu, jaringan 5G akan berfungsi optimal di chip tersebut. Sejumlah vendor, seperti Motorola, berinovasi lewat clip on modem 5G Moto Mod sehingga ponsel 4G bisa mendapat akses ke jaringan 5G. Mungkin tidak semua konsumen kenal dengan Qualcomm. Tetapi, mereka tentu hafal kata Snapdragon.
Sebab, Snapdragon menjadi salah satu pertimbangan sebagian besar konsumen di Indonesia dalam memilih ponsel. Inilah chip smartphone yang dianggap paling cepat dan tangguh. Snapdragon seri 800 dianggap yang terbaik untuk menenagai ponsel flagship ( premium). Sementara seri 600 menjadi favorit ponsel kelas menengah.
Di dunia, Qualcomm lewat chip Snapdragon mereka disebut rajanya chipset smartphone. Lembaga riset Strategy Analytics mencatat, 42% smartphone dunia menggunakan Snapdragon, diikuti Apple 22% dan MediaTek 15%. Sisanya 21% adalah gabungan merek lain, seperti HiSilicon (Huawei) hingga Samsung LSI.
Karena itu, Snapdragon 855 yang menjadi penerus 845 sangat dinanti vendor dan konsumen. Chip inilah yang akan menentukan tren perkembangan smartphone masa depan, termasuk fiturfitur apa saja yang bisa dan mungkin dibenamkan di ponsel pintar pada 2019.
(don)