Teknologi Karya Anak Bangsa ini Bikin Peternak Ikan Lebih Mudah
A
A
A
SURABAYA - Ada kabar gembira bagi peternak ikan Indonesia. Salah satu karya anak bangsa yakni FishGator yang belum lama ini memenangi kontes teknologi tingkat Asia hingga internasional, mulai diproduksi secara massal. Tahun ini pula, kecanggihan alat budidaya ikan itu sudah bisa dimanfaatkan oleh para petani.
Fishgator merupakan platform berbasis Internet of Thing (IoT), untuk budidaya ikan berbasis artificial Inteligent (Ai) dan Sistem Manajemen Data. Fishgator memiliki beberapa fitur diantaranya, Automatic Feeder yang berfungsi sebagai sistem pemberi makan otomatis pada ikan berbasis manajemen pakan.
"Pakan ikan bisa diatur sesuai yang dibutuhkan ikan,” kata Founder FishGator Yudhis Thiro Kabul Yunior kepada sindonews.com, di GECO Coworking Space, Komplek AJBS, Surabaya, Rabu (06/2).
Fitur berikutnya, kata Yudhis, adalah sistem monitoring kualitas air berbasis IoT yg dapat dipantau menggunakan smartphone. Alat ini juga dilengkapi dengan teknologi sistem sirkulasi circlebubble yang merupakan sistem sirkulasi oksigen, berfungsi menstabilkan kadar oksigen dalam air.
"Jadi petani sudah gak perlu repot-repot lagi datang untuk ngecek karena sudah ada pesan notifikasi dari hp. Dan ini sangat cocok buat petani millenial,"ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Talita Kum Indonesia, Irwanto Limarno menjelaskan inovasi budidaya ikan ini menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Ia yakin teknologi ini bisa diterima oleh pembudidaya ikan, karena sudah terbukti berhasil diaplikasikan disejumlah wilayah diantaranya Jember, Bondowoso dan Banyuwangi.
Dengan menggunakan FishGator, petani ikan mendapat keuntungan berlipat. Dari 1000 bibit ikan yang ditebar pada satu kolam Biofloc, hasilnya 70 persen lebih tinggi dari pada cara-cara konvensional yakni hanya 50 persen kebawah.
"Ini adalah produk anak bangsa, anak Surabaya. Inilah tekad saya kenapa mau mengembangkan sampai tingkat nasional,"tegasnya. Untuk tahun ini, Irwanto akan memasarkan 500 sampai 1000 unit alat.
Konsultan bisnis ini mengaku sudah memiliki stratregi untuk memasarkan FishGator yang dibandrol dengan harga sekitar 8 juta itu. Ia akan memberikan kemudahan pada petani dengan sistim beli putus, sewa dan bagi hasil. Selain itu juga akan menggeber workshop ke daerah-daerah yang memiliki potensi budidaya ikan.
"Kami juga akan mengenalkan ke pesantren-pesantren, karena kami yakin pesantren memiliki potensi besar,"ungkapnya. Kehadiran teknologi budidaya ikan berbasis Internet of Thing (IOT) ini diharapkan kaum millenial mau menggeluti dunia pertanian ikan.
Fishgator merupakan platform berbasis Internet of Thing (IoT), untuk budidaya ikan berbasis artificial Inteligent (Ai) dan Sistem Manajemen Data. Fishgator memiliki beberapa fitur diantaranya, Automatic Feeder yang berfungsi sebagai sistem pemberi makan otomatis pada ikan berbasis manajemen pakan.
"Pakan ikan bisa diatur sesuai yang dibutuhkan ikan,” kata Founder FishGator Yudhis Thiro Kabul Yunior kepada sindonews.com, di GECO Coworking Space, Komplek AJBS, Surabaya, Rabu (06/2).
Fitur berikutnya, kata Yudhis, adalah sistem monitoring kualitas air berbasis IoT yg dapat dipantau menggunakan smartphone. Alat ini juga dilengkapi dengan teknologi sistem sirkulasi circlebubble yang merupakan sistem sirkulasi oksigen, berfungsi menstabilkan kadar oksigen dalam air.
"Jadi petani sudah gak perlu repot-repot lagi datang untuk ngecek karena sudah ada pesan notifikasi dari hp. Dan ini sangat cocok buat petani millenial,"ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Talita Kum Indonesia, Irwanto Limarno menjelaskan inovasi budidaya ikan ini menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Ia yakin teknologi ini bisa diterima oleh pembudidaya ikan, karena sudah terbukti berhasil diaplikasikan disejumlah wilayah diantaranya Jember, Bondowoso dan Banyuwangi.
Dengan menggunakan FishGator, petani ikan mendapat keuntungan berlipat. Dari 1000 bibit ikan yang ditebar pada satu kolam Biofloc, hasilnya 70 persen lebih tinggi dari pada cara-cara konvensional yakni hanya 50 persen kebawah.
"Ini adalah produk anak bangsa, anak Surabaya. Inilah tekad saya kenapa mau mengembangkan sampai tingkat nasional,"tegasnya. Untuk tahun ini, Irwanto akan memasarkan 500 sampai 1000 unit alat.
Konsultan bisnis ini mengaku sudah memiliki stratregi untuk memasarkan FishGator yang dibandrol dengan harga sekitar 8 juta itu. Ia akan memberikan kemudahan pada petani dengan sistim beli putus, sewa dan bagi hasil. Selain itu juga akan menggeber workshop ke daerah-daerah yang memiliki potensi budidaya ikan.
"Kami juga akan mengenalkan ke pesantren-pesantren, karena kami yakin pesantren memiliki potensi besar,"ungkapnya. Kehadiran teknologi budidaya ikan berbasis Internet of Thing (IOT) ini diharapkan kaum millenial mau menggeluti dunia pertanian ikan.
(wbs)