Aplikasi Ini Bisa Bikin Jasa Debt Collector dan Mata Elang Bangkrut
A
A
A
BEIJING - Jika di Indonesia jasa depkolektor dan mata elang masih dibutuhkan oleh perusahaan jasa keuangan untuk menagih utang. Maka demgam perkembangan teknologo di China jasa mata elang sangatlah tidak dibutuhkan, pasalnya China punya aplikasi untuk mendeteksi orang punya utang atau penunggak cicilan kredit
Seperti dilansir dari China Daily China telah meluncurkan aplikasi yang memberi tahu para penggunanya jika ada seseorang yang berutang berada dalam jarak 457 meter dari lokasi mereka. Aplikasi ini juga mendorong warga untuk melaporkan orang yang berutang tersebut jika mereka terlihat tidak mampu membayar.
Pengadilan di provinsi Hebei Tiongkok memperkenalkan program mini WeChat, yang secara harfiah dinamai “peta penunggak utang,” yang dikelola pemerintah. Pengadilan mengklaim bahwa aplikasi tersebut menyediakan sarana tambahan untuk “menegakkan keputusan kami dan menciptakan lingkungan yang dapat dipercaya secara sosial.”
Nantinya, seorang penduduk bisa dilihat via sistem, seberapa baik dalam mematuhi peraturan, tidak menyebar hoaks online, dan lain sebagainya. Sistem tersebut akan diterapkan berbasis aplikasi pesan instan khas China, yakni WeChat.
“Upaya itu adalah bagian dari usaha kami untuk menciptakan lingkungan kredibel,” kata juru bicara Pengadilan Hebei.
Aplikasi ini menyediakan peta bagi para pengguna dan pelacakan radar di layar “penunggak utang”, yang lokasi-lokasi tepatnya ditandai dengan jarum-jarum penanda. Mengetuk masing-masing penanda tersebut akan mengungkapkan informasi pribadi orang yang berutang.
Ia juga memperingatkan penggunanya dengan flash peringatan ketika pengutang ada di sekitar mereka.
Tidak jelas berapa banyak utang seseorang harus termasuk di dalamnya untuk menarik minat melakukan pelanggaran privasi ini, perilaku apa yang menandakan ketidakmampuan untuk membayar utang, atau bagaimana pengguna aplikasi dapat melaporkan seorang pengutang yang mereka duga boros secara finansial.
sistem kredit sosial telah santer dikabarkan akan diaplikasikan di China, beberapa waktu silam. Masyarakat bakal mendapat skor berdasarkan kehidupan masing-masing.
Hal tersebut akan mempermudah kontrol ketika seseorang sebenarnya mampu membayar utang tetapi memilih tak melakukannya.
Kendati demikian, Foreign Policy menulis bahwa sistem kredit sosial yang diterapkan tidaklah nyata. Mereka menyebut bahwa otoritas di Negeri Tirai Bambu itu tidak menyetel skor apapun untuk menentukan setiap aspek kehidupan para penduduk.
Sebelumnya, mereka tercatat bahwa Dewan China berencana mengimplementasikannya pada 2020. Konsep kredit sosial menilai kepatuhan penduduk terhadap kewajiban sosial dan ekonomi yang ditentukan secara hukum dan melakukan komitmen kontrak.
Pemerintah China bekerja sama dengan berbagai agensi. Pelanggar serius akan masuk daftar hitam yang diterbitkan di platform nasional terpadu bernama Credit China. Mereka bisa mengalami berbagai ketidaknyamanan oleh kebijakan pemerintah.
Seperti dilansir dari China Daily China telah meluncurkan aplikasi yang memberi tahu para penggunanya jika ada seseorang yang berutang berada dalam jarak 457 meter dari lokasi mereka. Aplikasi ini juga mendorong warga untuk melaporkan orang yang berutang tersebut jika mereka terlihat tidak mampu membayar.
Pengadilan di provinsi Hebei Tiongkok memperkenalkan program mini WeChat, yang secara harfiah dinamai “peta penunggak utang,” yang dikelola pemerintah. Pengadilan mengklaim bahwa aplikasi tersebut menyediakan sarana tambahan untuk “menegakkan keputusan kami dan menciptakan lingkungan yang dapat dipercaya secara sosial.”
Nantinya, seorang penduduk bisa dilihat via sistem, seberapa baik dalam mematuhi peraturan, tidak menyebar hoaks online, dan lain sebagainya. Sistem tersebut akan diterapkan berbasis aplikasi pesan instan khas China, yakni WeChat.
“Upaya itu adalah bagian dari usaha kami untuk menciptakan lingkungan kredibel,” kata juru bicara Pengadilan Hebei.
Aplikasi ini menyediakan peta bagi para pengguna dan pelacakan radar di layar “penunggak utang”, yang lokasi-lokasi tepatnya ditandai dengan jarum-jarum penanda. Mengetuk masing-masing penanda tersebut akan mengungkapkan informasi pribadi orang yang berutang.
Ia juga memperingatkan penggunanya dengan flash peringatan ketika pengutang ada di sekitar mereka.
Tidak jelas berapa banyak utang seseorang harus termasuk di dalamnya untuk menarik minat melakukan pelanggaran privasi ini, perilaku apa yang menandakan ketidakmampuan untuk membayar utang, atau bagaimana pengguna aplikasi dapat melaporkan seorang pengutang yang mereka duga boros secara finansial.
sistem kredit sosial telah santer dikabarkan akan diaplikasikan di China, beberapa waktu silam. Masyarakat bakal mendapat skor berdasarkan kehidupan masing-masing.
Hal tersebut akan mempermudah kontrol ketika seseorang sebenarnya mampu membayar utang tetapi memilih tak melakukannya.
Kendati demikian, Foreign Policy menulis bahwa sistem kredit sosial yang diterapkan tidaklah nyata. Mereka menyebut bahwa otoritas di Negeri Tirai Bambu itu tidak menyetel skor apapun untuk menentukan setiap aspek kehidupan para penduduk.
Sebelumnya, mereka tercatat bahwa Dewan China berencana mengimplementasikannya pada 2020. Konsep kredit sosial menilai kepatuhan penduduk terhadap kewajiban sosial dan ekonomi yang ditentukan secara hukum dan melakukan komitmen kontrak.
Pemerintah China bekerja sama dengan berbagai agensi. Pelanggar serius akan masuk daftar hitam yang diterbitkan di platform nasional terpadu bernama Credit China. Mereka bisa mengalami berbagai ketidaknyamanan oleh kebijakan pemerintah.
(wbs)