Jadi Keynote Speech, Presiden LG Bicara Banyak Soal Kecerdasan Buatan
A
A
A
LAS VEGAS - Presiden LG Electronics Dr. I.P. Park menyampaikan banyak hal terkait Artificial Intelligence (AI ) saat menjadi keynote speech event Consumer Electronics Show 2019 di Las Vegas, Amerika Serikat.
Berbicara di hadapan lebih dari 3,000 tokoh industri, influencer dan jurnalis, manajemen puncak LG ini membawakan pidato berjudul AI for an Even Better Life. Dalam pidatonya, Park mengurai peran tiga pilar utama kecerdasan buatan, yaitu Evolve (berkembang), Connect (terhubung) dan Open (terbuka). “Ketiganya dapat menghasilkan ekosistem AI yang kuat dengan beragam solusi untuk kehidupan,” kata Park dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com.
Dia juga menampilkan berbagai pengembangan teknologi AI dari LG yang telah diimplementasikan untuk mendukung berbagai skenario hidup keseharian. Ini pertama kalinya LG menyampaikan keynote speech pada sejarah penyelenggaraan CES.
Saat menyampaikan paparannya, Park ditemani salah satu hasil pengembangan teknologi AI-nya, LG CLOi GuideBot. LG CLOi pun menjadi primadona karena tercatat menjadi robot pertama yang membantu proses penyampaian pembukaan CES.
Park memulai ceramahnya dengan sebuah pertanyaan kepada audiens, “Apakah teknologi membuat hidup Anda lebih baik?” Kemudian dia mengatakan, selama 100 tahun terakhir, peralatan elektronik rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci dan penyedot debu telah meminimalisir waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sama hingga 75%.
Namun di sisi lain, jumlah tenaga kerja kognitif yang terlibat telah meningkat secara signifikan. “Jawabannya terletak pada AI. Namun hanya bila kita dapat mencapai kecerdasan sesungguhnya,” ujarnya lagi.
Sejak 2017, LG telah memperkenalkan penamaan khusus LG ThinQ yang menjadi merek perusahaan untuk portofolio produk dengan menggunakan AI. Termasuk di dalamnya AC, mesin cuci, TV, smartphone hingga robot penyedot debu.
Dalam pidatonya ini, Park mempresentasikan inovasi terkini LG pada berbagai perangkat elektronik yang dilakukan melalui penguatan AI. Melalui chip AI tercanggih saat ini, sebuah mesin cuci dapat belajar dan bahkan melakukan “self-healing” dengan kemampuan mendeteksi dan melakukan perbaikan malfungsi secara otomatis tanpa adanya keterlibatan operasi lainnya.
“Namun, saya ingin bicara lebih dari sekadar pengembangan,” ujar Park. “Kami berambisi untuk melampaui peran LG saat ini sebagai produsen elektronik consumer terkemuka. Kami ingin berubah menjadi inovator gaya hidup yang dapat melayani cara hidup yang benar-benar cerdas,” ujarnya lagi.
Melalui pernyataan visi LG pada era kecerdasan buatan ini, Park memaparkan keberadaan ketiga gagasan besar – Evolve, Connect dan Open – akan memperkuat teknologi AI bagi transformasi tiap aspek dalam hidup sehari-hari. Produk LG ThinQ akan berkembang seiring waktu dengan mempelajari pengguna, terhubung dengan kehidupannya, dan membuka ekosistem bagi inovasi dengan memperkuat kemitraan serta kerja sama untuk menciptakan kehidupan lebih baik.
Park juga memberi penekanan pada pentingnya perkembangan (evolve) kecerdasan pada produk elektronik consumer. Syarat bagi perangkat AI untuk berkembang melampaui pengenalan suara sederhana dan dapat menjalankan tugas secara otomatis, menurutnya, memerlukan kemampuan perangkat untuk memahami tujuan dan niat pengguna dibalik perintahnya.
“Pemahaman kontekstual ini bakal dapat terbangun melalui akumulasi interaksi AI dengan penggunanya,” imbuhnya.
Di bagian lain, LG juga memperluas wawasan konsumennya dengan menciptakan pengalaman baru di dalam mobil. Beriring dengan revolusi pengemudian otonom, LG berusaha memperluas definisi kendaraan dari sebuah alat transportasi menjadi sebuah ruang bergerak.
Solusi AI dalam kabin mobil LG akan mendukung penggunanya untuk memanfaatkan waktu dengan mengubah mobil menjadi ruang pertemuan, bioskop bahkan sebuah butik belanja personal. “Untuk menciptakan pengalaman dalam mobil seperti ini membutuhkan berbagai solusi yang luas yang melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak. Disinilah pentingnya kita memiliki kolaborasi terbuka,” sebut Park memaparkan upaya berkelanjutan LG untuk memfasilitasi budaya inovasi terbuka.
Dia melanjutkan dengan memaparkan kolaborasi LG dengan Adient sebagai pabrikan tempat duduk mobil untuk menciptakan tempat duduk mobil yang pintar. Dalam kesempatan tersebut, dia menyatakan, LG telah memperkenalkan platform sistem operasi webOS sebagai sistem operasi terbuka sejak Maret 2018. “Untuk tahun ini, kami akan menambahkan keterbukaan webOS untuk pengembang di seluruh dunia,” tutur Park.
Park kemudian mempresentasikan ambisi LG untuk membuka potensi teknologi AI pada skala lebih besar dengan keterhubungan berbagai unit secara individual pada sebuah sistem cerdas. Keberadaan LG Robot Service Delivery Platform (RSDP) akan secara sistematis mengoordinasi berbagai robot dalam melihat, mendengar dan mempelajari untuk kemudian dapat mentransformasi dalam managemen lingkungan dan kerja.
Di sisi lain, smart grid berbasis AI membuat kita dapat secara radikal memperbaiki efisiensi penggunaan energi dalam ekosistem, mulai dari produksi, penyimpanan hingga konsumsi. Sementara papan pengumuman cerdas akan bergerak dengan mengubah elemen fisik ruang yang ada seperti dinding dan bahkan lantai, menjadi bagian dari lingkungan.
Dalam penyampaian keynote ini LG juga memperkenalkan para ahli dunia, termasuk founder XPRIZE Foundation Peter Diamandis, periset AI terkemuka Andrew Ng dan Managing Director perusahaan automotif Luxoft Alwin Bakkenes. Turut pula hadir Senior Vice President of Engineering Qualcomm Druga Maladi dan direktur dari Contextual Robotics Institute pada University of Colifornia San Diego Profesor Henrik Christensen.
“LG merupakan kekuatan besar pada baris depan revolusi AI yang akan memberi pengaruh dan hasil pada berbagai industri utama melalui teknologi kesehatan, agrikultur, transportasi dan lainnya,” kata Gary Shapiro, Presiden dan CEO dari Consumer Technology Association yang menjadi penyelenggara perhelatan CES 2019.
“Kami sangat senang untuk mendengar paparan LG mengenai AI untuk kehidupan lebih baik sebagai pidato pembukaan pertamanya dalam sejarah CES,” ucapnya.
Berbicara di hadapan lebih dari 3,000 tokoh industri, influencer dan jurnalis, manajemen puncak LG ini membawakan pidato berjudul AI for an Even Better Life. Dalam pidatonya, Park mengurai peran tiga pilar utama kecerdasan buatan, yaitu Evolve (berkembang), Connect (terhubung) dan Open (terbuka). “Ketiganya dapat menghasilkan ekosistem AI yang kuat dengan beragam solusi untuk kehidupan,” kata Park dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com.
Dia juga menampilkan berbagai pengembangan teknologi AI dari LG yang telah diimplementasikan untuk mendukung berbagai skenario hidup keseharian. Ini pertama kalinya LG menyampaikan keynote speech pada sejarah penyelenggaraan CES.
Saat menyampaikan paparannya, Park ditemani salah satu hasil pengembangan teknologi AI-nya, LG CLOi GuideBot. LG CLOi pun menjadi primadona karena tercatat menjadi robot pertama yang membantu proses penyampaian pembukaan CES.
Park memulai ceramahnya dengan sebuah pertanyaan kepada audiens, “Apakah teknologi membuat hidup Anda lebih baik?” Kemudian dia mengatakan, selama 100 tahun terakhir, peralatan elektronik rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci dan penyedot debu telah meminimalisir waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sama hingga 75%.
Namun di sisi lain, jumlah tenaga kerja kognitif yang terlibat telah meningkat secara signifikan. “Jawabannya terletak pada AI. Namun hanya bila kita dapat mencapai kecerdasan sesungguhnya,” ujarnya lagi.
Sejak 2017, LG telah memperkenalkan penamaan khusus LG ThinQ yang menjadi merek perusahaan untuk portofolio produk dengan menggunakan AI. Termasuk di dalamnya AC, mesin cuci, TV, smartphone hingga robot penyedot debu.
Dalam pidatonya ini, Park mempresentasikan inovasi terkini LG pada berbagai perangkat elektronik yang dilakukan melalui penguatan AI. Melalui chip AI tercanggih saat ini, sebuah mesin cuci dapat belajar dan bahkan melakukan “self-healing” dengan kemampuan mendeteksi dan melakukan perbaikan malfungsi secara otomatis tanpa adanya keterlibatan operasi lainnya.
“Namun, saya ingin bicara lebih dari sekadar pengembangan,” ujar Park. “Kami berambisi untuk melampaui peran LG saat ini sebagai produsen elektronik consumer terkemuka. Kami ingin berubah menjadi inovator gaya hidup yang dapat melayani cara hidup yang benar-benar cerdas,” ujarnya lagi.
Melalui pernyataan visi LG pada era kecerdasan buatan ini, Park memaparkan keberadaan ketiga gagasan besar – Evolve, Connect dan Open – akan memperkuat teknologi AI bagi transformasi tiap aspek dalam hidup sehari-hari. Produk LG ThinQ akan berkembang seiring waktu dengan mempelajari pengguna, terhubung dengan kehidupannya, dan membuka ekosistem bagi inovasi dengan memperkuat kemitraan serta kerja sama untuk menciptakan kehidupan lebih baik.
Park juga memberi penekanan pada pentingnya perkembangan (evolve) kecerdasan pada produk elektronik consumer. Syarat bagi perangkat AI untuk berkembang melampaui pengenalan suara sederhana dan dapat menjalankan tugas secara otomatis, menurutnya, memerlukan kemampuan perangkat untuk memahami tujuan dan niat pengguna dibalik perintahnya.
“Pemahaman kontekstual ini bakal dapat terbangun melalui akumulasi interaksi AI dengan penggunanya,” imbuhnya.
Di bagian lain, LG juga memperluas wawasan konsumennya dengan menciptakan pengalaman baru di dalam mobil. Beriring dengan revolusi pengemudian otonom, LG berusaha memperluas definisi kendaraan dari sebuah alat transportasi menjadi sebuah ruang bergerak.
Solusi AI dalam kabin mobil LG akan mendukung penggunanya untuk memanfaatkan waktu dengan mengubah mobil menjadi ruang pertemuan, bioskop bahkan sebuah butik belanja personal. “Untuk menciptakan pengalaman dalam mobil seperti ini membutuhkan berbagai solusi yang luas yang melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak. Disinilah pentingnya kita memiliki kolaborasi terbuka,” sebut Park memaparkan upaya berkelanjutan LG untuk memfasilitasi budaya inovasi terbuka.
Dia melanjutkan dengan memaparkan kolaborasi LG dengan Adient sebagai pabrikan tempat duduk mobil untuk menciptakan tempat duduk mobil yang pintar. Dalam kesempatan tersebut, dia menyatakan, LG telah memperkenalkan platform sistem operasi webOS sebagai sistem operasi terbuka sejak Maret 2018. “Untuk tahun ini, kami akan menambahkan keterbukaan webOS untuk pengembang di seluruh dunia,” tutur Park.
Park kemudian mempresentasikan ambisi LG untuk membuka potensi teknologi AI pada skala lebih besar dengan keterhubungan berbagai unit secara individual pada sebuah sistem cerdas. Keberadaan LG Robot Service Delivery Platform (RSDP) akan secara sistematis mengoordinasi berbagai robot dalam melihat, mendengar dan mempelajari untuk kemudian dapat mentransformasi dalam managemen lingkungan dan kerja.
Di sisi lain, smart grid berbasis AI membuat kita dapat secara radikal memperbaiki efisiensi penggunaan energi dalam ekosistem, mulai dari produksi, penyimpanan hingga konsumsi. Sementara papan pengumuman cerdas akan bergerak dengan mengubah elemen fisik ruang yang ada seperti dinding dan bahkan lantai, menjadi bagian dari lingkungan.
Dalam penyampaian keynote ini LG juga memperkenalkan para ahli dunia, termasuk founder XPRIZE Foundation Peter Diamandis, periset AI terkemuka Andrew Ng dan Managing Director perusahaan automotif Luxoft Alwin Bakkenes. Turut pula hadir Senior Vice President of Engineering Qualcomm Druga Maladi dan direktur dari Contextual Robotics Institute pada University of Colifornia San Diego Profesor Henrik Christensen.
“LG merupakan kekuatan besar pada baris depan revolusi AI yang akan memberi pengaruh dan hasil pada berbagai industri utama melalui teknologi kesehatan, agrikultur, transportasi dan lainnya,” kata Gary Shapiro, Presiden dan CEO dari Consumer Technology Association yang menjadi penyelenggara perhelatan CES 2019.
“Kami sangat senang untuk mendengar paparan LG mengenai AI untuk kehidupan lebih baik sebagai pidato pembukaan pertamanya dalam sejarah CES,” ucapnya.
(mim)