Developer Indonesia Berjaya di SDC 2018

Selasa, 13 November 2018 - 09:40 WIB
Developer Indonesia Berjaya di SDC 2018
Developer Indonesia Berjaya di SDC 2018
A A A
APLIKASI Wrist Camera buatan developer asal Indonesia, Kema Studio, mendunia setelah menjadi pemenang di Samsung Developer Conference. Wrist Camera meraih penghargaan Best Gear Apps 2018.

Bagaimana kisahnya? Berbeda dengan developer yang sudah serius, Kema Studio hanya beranggotakan tiga orang, yakni Kemas Dimas sebagai developer, Arini sebagai desainer, dan Dinda sebagai watchface creator.

Mulanya mereka memang mengembangkan aplikasi di platform Android sebelum beralih ke platform Tizen wearables pada awal 2018. Cerita di balik awal mereka membuat aplikasi wearables cukup unik. Pada akhir 2017,

Dimas mendapat inspirasi dari Arie Affianto, Samsung Developer Warrior, yang berkesempatan mengikuti Samsung Developer Conference (SDC) 2017 di San Francisco.

Saat itu Arie menyebut soal pasar aplikasi smartwatch Samsung yang memiliki potensi tinggi. Dari situ, Kema Studio kemudian secara eksklusif mengembangkan aplikasi bagi wearables Samsung sejak 2018.

Sejak terjun ke pasar wearables Samsung, aplikasiaplikasi dari studio tersebut sudah diunduh lebih dari 250.000 kali di seluruh dunia. Aplikasinya yang pertama dan paling populer adalah Wrist Camera yang tersedia untuk smartwatch Samsung Galaxy Watch, Gear Sport, Gear S3 dan S2, serta Gear Fit2. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat mengontrol dan melihat preview kamera smartphone melalui Samsung Gear.

Riset Pasar dan Selera Konsumen

Bagi Kemas Dimas dan ketiga rekannya, riset pasar dan selera konsumen adalah kunci kesuksesan aplikasi Wrist Camera. Aplikasi tersebut dikembangkan setelah melakukan riset pasar pada ekosistem Galaxy, juga meneliti jenis aplikasi yang disukai konsumen.

Melihat wefie atau group selfie semakin populer, mereka mengembangkan aplikasi tersebut untuk mengoperasikan kamera smartphone dari pergelangan tangan pengguna dengan pengoperasian yang intuitif dan mudah dipahami.

Di samping riset pasar, Kema Studio juga menyusun strategi pemasaran sebaik mungkin. Dimas menghubungi tim Galaxy Apps agar aplikasinya dapat ditampilkan di halaman utama pasar aplikasi tersebut.

Berbekal penilaian positif dari pengguna aplikasinya, permohonan promosi ini disetujui dan banner Wrist Camera dipasang di halaman utama. Menurut Dimas, promosi ini sangat membantu menarik pengguna baru.

Dalam dua minggu, penggunanya melonjak hingga tiga kali lipat. Ditambah dengan promosi untuk mencoba aplikasi gratis, semakin banyak pengguna yang mengunduh Wrist Camera.

Tercatat hingga kini 40% penggunanya berasal dari Amerika Serikat, disusul pengguna dari Jerman di peringkat kedua. Sedangkan, pengguna dari Indonesia berada pada kelompok 15 besar negara.

Selain meluncurkan aplikasi ini untuk Galaxy Watch dengan antarmuka bulat, Kema Studio juga mengembangkan desain antarmuka khusus untuk Gear Fit, langkah yang jarang dilakukan developer lain sehingga membuat aplikasi ini menjadi unik.

Pada aplikasi Wrist Camera disematkan suatu fitur yang tidak banyak muncul di aplikasi lain, yaitu sebuah tombol yang terlihat sangat jelas sebagai fitur bantuan yang mudah diakses.

Konsumen yang ingin menyampaikan keluhan atau se-kadar mendiskusikan fitur yang ada dapat langsung menghubungi Kema Studio hanya dengan menyentuh tombol dan akan langsung mendapat respons dalam 48 jam ke depan. Dengan memikirkan segala aspek, aplikasi ini menjadi favorit di kalangan konsumen, terbukti dengan penilaian melalui rating aplikasinya.

“Bagi kami, mendapatkan penghargaan sebagai Best Gear Apps 2018 di Samsung Developer Conference berarti jerih payah kami selama ini menghasilkan sesuatu yang berguna bagi konsumen, khususnya pengguna Samsung smartwatch ,” ujar Dimas.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3003 seconds (0.1#10.140)