Siemens Fokus Bangun SDM Indonesia untuk Hadapi Digitalisasi
A
A
A
JAKARTA - Untuk memperkuat kapasitas industri nasional, pemerintah Indonesia sedang membangun komitmen dalam pengembangan konten lokal disetiap lini.
Sebagai perusahaan asal München, Jerman, Siemens, menguatkan posisinya di Indonesia dengan membangun beberapa infrastruktur dan program.
Di sela perhelatan The 16th Asia-Pacific Conference of German Business (APK 2018) yang sedang digelar di Jakarta, Siemens sebagai salah satu peserta menyampaikan beberapa proyek yang mereka lakukan di Indonesia.
"Ada tiga proyek yang kami jalani di Indonesia, pertama MOU dengan Doosan untuk PLTU Batu Bara Jawa, kedua pengembangan pabrik gula di Jawa Timur, dan ketiga membangun infrastruktur sistem operasi IoT terbuka berbasis cloud," ungkap Cedrik Neike, Member of the Managing Board Siemens AG dalam acara Press Talk di Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Selain itu Neike juga menyampaikan Siemens melihat bahwa potensi sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat utama untuk mendorong daya saing masa depan dan inovasi Indonesia. Karena itu mereka juga menawarkan beberapa program bagi para SDM di Indonesia.
"Kami menawarkan program Pendidikan dan Pelatihan Teknologi dan Kejuruan (Technical Vocational Education and Training/TVET) di lembaga-lembaga publik dan swasta terpilih di Indonesia," ungkap Neike.
Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia, Prakash Chandran, mengungkapkan bahwa akan ada total 130 siswa setiap tahun yang akan ada dalam bagian dalam pelatihan kejuruan di tahap percontohan.
Jumlah ini akan dipertahankan selama dua tahun, kedepannya akan terus ditinjau dan ditingkatkan.
Masih dari SDM, Siemens juga mengadakan program training of trainer, di mana pelatihan akan dipimpin oleh ahli dari German, kemudian orang yang dilatih diharapkan mampu mendukung pengembangan program selanjutnya.
Siemens juga ingin membawa program pendidikan ke Politeknik dan Universitas di Indonesia dengan pengadaan laboratorium dengan fokus pada elektrifikasi, otomatisasi dan digitalisasi.
"Kami menyediakan laboratorium digital untuk beberapa universitas sehingga mereka dapat merasakan pengalaman untuk nantinya mempersiapkan diri masuk ke industri," tutup Chandran.
Sebagai perusahaan asal München, Jerman, Siemens, menguatkan posisinya di Indonesia dengan membangun beberapa infrastruktur dan program.
Di sela perhelatan The 16th Asia-Pacific Conference of German Business (APK 2018) yang sedang digelar di Jakarta, Siemens sebagai salah satu peserta menyampaikan beberapa proyek yang mereka lakukan di Indonesia.
"Ada tiga proyek yang kami jalani di Indonesia, pertama MOU dengan Doosan untuk PLTU Batu Bara Jawa, kedua pengembangan pabrik gula di Jawa Timur, dan ketiga membangun infrastruktur sistem operasi IoT terbuka berbasis cloud," ungkap Cedrik Neike, Member of the Managing Board Siemens AG dalam acara Press Talk di Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Selain itu Neike juga menyampaikan Siemens melihat bahwa potensi sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat utama untuk mendorong daya saing masa depan dan inovasi Indonesia. Karena itu mereka juga menawarkan beberapa program bagi para SDM di Indonesia.
"Kami menawarkan program Pendidikan dan Pelatihan Teknologi dan Kejuruan (Technical Vocational Education and Training/TVET) di lembaga-lembaga publik dan swasta terpilih di Indonesia," ungkap Neike.
Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia, Prakash Chandran, mengungkapkan bahwa akan ada total 130 siswa setiap tahun yang akan ada dalam bagian dalam pelatihan kejuruan di tahap percontohan.
Jumlah ini akan dipertahankan selama dua tahun, kedepannya akan terus ditinjau dan ditingkatkan.
Masih dari SDM, Siemens juga mengadakan program training of trainer, di mana pelatihan akan dipimpin oleh ahli dari German, kemudian orang yang dilatih diharapkan mampu mendukung pengembangan program selanjutnya.
Siemens juga ingin membawa program pendidikan ke Politeknik dan Universitas di Indonesia dengan pengadaan laboratorium dengan fokus pada elektrifikasi, otomatisasi dan digitalisasi.
"Kami menyediakan laboratorium digital untuk beberapa universitas sehingga mereka dapat merasakan pengalaman untuk nantinya mempersiapkan diri masuk ke industri," tutup Chandran.
(wbs)