Terbaru, Galaxy A7 Dilengkapi Tiga Kamera Wide Angle
Selasa, 30 Oktober 2018 - 12:14 WIB
Terbaru, Galaxy A7 Dilengkapi Tiga Kamera Wide Angle
A
A
A
SAMSUNG menaruh fokus besar di lini produk Galaxy A mereka. Terbaru, Galaxy A7, dilengkapi tiga kamera sekaligus. Apa saja fungsinya dan bisakah menarik perhatian milenial?
Di kelas menengah, lini produk Galaxy A jelas penting bagi Samsung. Karena di sinilah mereka harus bersaing dengan ponsel-ponsel China yang membanjiri pasar, yang menawarkan spesifikasi tinggi namun harga terjangkau.
Karena itu, pabrikan asal Korea tersebut harus terus berinovasi agar target mereka para milenial tetap tertarik. Salah satunya dengan menaruh perhatian penting di sektor kamera. Di Galaxy A7, pengguna mendapatkan tiga kamera sekaligus. Sama seperti Huawei P20 Pro yang dibanderol Rp12 jutaan. Meski fungsi masing-masing kamera itu berbeda antara A7 dan P20 Pro. Apa saja fungsinya?
Kamera pertama adalah 24MP dengan bukaan f/1.7. Kamera kedua 5MP untuk kedalaman dengan bukaan f/2.2. Adapun kamera ketiga berlensa lebar (wide angle lens ) 8MP dengan bukaan f/2.4 aperture dan sudut hingga 120 derajat.
Normalnya kamera ponsel memiliki sudut 70 derajat. Untuk kamera depannya sendiri ada 24 MP yang sudah dipadu teknologi pixel binning. Ini memungkinkan smartphone untuk menggabungkan empat piksel ke dalam satu gambar ketika dihadapkan di kondisi pencahayaan rendah. Hasilnya sendiri cukup baik. Hasil tiga kameranya sangat tajam dan warnanya natural.
Saya sendiri sangat suka dengan wide angle karena memberikan hasil foto sangat dramatis. Lebih banyak objek yang bisa direkam ke dalam kamera atau terkadang bisa merangkum momen yang sulit diabadikan dengan ponsel biasa.
Lensa lebar ini juga membuat pengguna tidak perlu lagi membawa-bawa kamera seperti GoPro. Karena sudah bisa mendapatkan hasil serupa. Ketika diuji untuk memotret model, saya sangat menikmati proses mendapatkan berbagai angle yang dramatis.
Menariknya, untuk berganti ke sudut biasa atau malah memanfaatkan live focus demi mendapatkan bokeh maksimal, saya hanya perlu menyentuh tombol di layar. Ini praktis sekali dan menyenangkan.
Infinity Display, Bukan Notch
Ketika Apple merilis iPhone X dengan notch, pasar mengekor. Seolah notch adalah tren baru desain ponsel, tapi Samsung tidak mau jadi pengekor. Mereka tetap percaya dengan desain infinity display yang tidak memiliki notch. Tampilannya memang tetap bagus, elegan, dan relevan dengan model sekarang, tapi kekurangannya adalah ukuran bezel yang tetap terasa lebar.
Cover belakangnya tampak clean (bersih) dan mewah. Tidak ada tombol pemindai sidik jari. Ternyata oleh Samsung diletakkan di tombol power. Mirip langkah yang dilakukan Sony di smartphone mereka. Praktis, walau memang butuh waktu untuk terbiasa.
Layarnya mengusung full HD Super AMOLED 6 inci dengan aspect ratio 18:9. Sudah dilengkapi pula dengan Corning Gorilla Glass 3 serta lengkung 2.5D. Jeroannya menggunakan chip buatan Samsung Exynos 7885 yang dibangun dari arsitektur 14 Nm dan punya delapan inti. Ponsel ini dipasarkan di Indonesia dengan dua varian, yakni 6GB/64GB dibanderol Rp4.499.000 dan 8GB/128GB seharga Rp5.499.000.
Keduanya masih mendukung selot microSD hingga 512GB. Pengguna juga bisa melakukan instalasi aplikasi dari memori eksternal sekaligus memilih menggunakan memori yang mana. Sistem audionya didukung Dolby Atmos yang terasa ketika dihubungkan lewat headphone.
Sisanya Galaxy A7 dibekali baterai 3.300mAh, dual-SIM dengan dukungan 4G VoLTE, dan sensor seperti accelerometer, gyroscope, hingga proximity. Ada tiga varian yang dipasarkan, yakni biru, hitam, dan emas.
Keberadaan tiga kamera di Galaxy A7, terutama fitur wide angle, jelas membawa fitur segar di lini produk Samsung. Ya, beberapa vendor memang berfokus pada desain notch tipis dan screen to body ratio yang lebar sehingga bezel-nya terlihat begitu tipis. Tapi, yang dilakukan Samsung dengan membawa wide angle ini berdampak terhadap hasil foto lebih dramatis. Lebih menarik, tentu pilihan tetap ada di tangan konsumen.
Di kelas menengah, lini produk Galaxy A jelas penting bagi Samsung. Karena di sinilah mereka harus bersaing dengan ponsel-ponsel China yang membanjiri pasar, yang menawarkan spesifikasi tinggi namun harga terjangkau.
Karena itu, pabrikan asal Korea tersebut harus terus berinovasi agar target mereka para milenial tetap tertarik. Salah satunya dengan menaruh perhatian penting di sektor kamera. Di Galaxy A7, pengguna mendapatkan tiga kamera sekaligus. Sama seperti Huawei P20 Pro yang dibanderol Rp12 jutaan. Meski fungsi masing-masing kamera itu berbeda antara A7 dan P20 Pro. Apa saja fungsinya?
Kamera pertama adalah 24MP dengan bukaan f/1.7. Kamera kedua 5MP untuk kedalaman dengan bukaan f/2.2. Adapun kamera ketiga berlensa lebar (wide angle lens ) 8MP dengan bukaan f/2.4 aperture dan sudut hingga 120 derajat.
Normalnya kamera ponsel memiliki sudut 70 derajat. Untuk kamera depannya sendiri ada 24 MP yang sudah dipadu teknologi pixel binning. Ini memungkinkan smartphone untuk menggabungkan empat piksel ke dalam satu gambar ketika dihadapkan di kondisi pencahayaan rendah. Hasilnya sendiri cukup baik. Hasil tiga kameranya sangat tajam dan warnanya natural.
Saya sendiri sangat suka dengan wide angle karena memberikan hasil foto sangat dramatis. Lebih banyak objek yang bisa direkam ke dalam kamera atau terkadang bisa merangkum momen yang sulit diabadikan dengan ponsel biasa.
Lensa lebar ini juga membuat pengguna tidak perlu lagi membawa-bawa kamera seperti GoPro. Karena sudah bisa mendapatkan hasil serupa. Ketika diuji untuk memotret model, saya sangat menikmati proses mendapatkan berbagai angle yang dramatis.
Menariknya, untuk berganti ke sudut biasa atau malah memanfaatkan live focus demi mendapatkan bokeh maksimal, saya hanya perlu menyentuh tombol di layar. Ini praktis sekali dan menyenangkan.
Infinity Display, Bukan Notch
Ketika Apple merilis iPhone X dengan notch, pasar mengekor. Seolah notch adalah tren baru desain ponsel, tapi Samsung tidak mau jadi pengekor. Mereka tetap percaya dengan desain infinity display yang tidak memiliki notch. Tampilannya memang tetap bagus, elegan, dan relevan dengan model sekarang, tapi kekurangannya adalah ukuran bezel yang tetap terasa lebar.
Cover belakangnya tampak clean (bersih) dan mewah. Tidak ada tombol pemindai sidik jari. Ternyata oleh Samsung diletakkan di tombol power. Mirip langkah yang dilakukan Sony di smartphone mereka. Praktis, walau memang butuh waktu untuk terbiasa.
Layarnya mengusung full HD Super AMOLED 6 inci dengan aspect ratio 18:9. Sudah dilengkapi pula dengan Corning Gorilla Glass 3 serta lengkung 2.5D. Jeroannya menggunakan chip buatan Samsung Exynos 7885 yang dibangun dari arsitektur 14 Nm dan punya delapan inti. Ponsel ini dipasarkan di Indonesia dengan dua varian, yakni 6GB/64GB dibanderol Rp4.499.000 dan 8GB/128GB seharga Rp5.499.000.
Keduanya masih mendukung selot microSD hingga 512GB. Pengguna juga bisa melakukan instalasi aplikasi dari memori eksternal sekaligus memilih menggunakan memori yang mana. Sistem audionya didukung Dolby Atmos yang terasa ketika dihubungkan lewat headphone.
Sisanya Galaxy A7 dibekali baterai 3.300mAh, dual-SIM dengan dukungan 4G VoLTE, dan sensor seperti accelerometer, gyroscope, hingga proximity. Ada tiga varian yang dipasarkan, yakni biru, hitam, dan emas.
Keberadaan tiga kamera di Galaxy A7, terutama fitur wide angle, jelas membawa fitur segar di lini produk Samsung. Ya, beberapa vendor memang berfokus pada desain notch tipis dan screen to body ratio yang lebar sehingga bezel-nya terlihat begitu tipis. Tapi, yang dilakukan Samsung dengan membawa wide angle ini berdampak terhadap hasil foto lebih dramatis. Lebih menarik, tentu pilihan tetap ada di tangan konsumen.
(don)
