Hal yang Dibutuhkan Indonesia Hadapi Industri 4.0
A
A
A
BANDUNG - Memasuki era 4.0, hal itu setidaknya membuat industri dan masyarakat bersiap untuk memasuki dunia Internet of Things (IoT), cloud, big data dan serba otomatis.
Namun menurut Managing Director Nielsen Indonesia, Agus Nurudin, bahwa masih banyak hal yang harus digodok lagi untuk memasuki 4.0 ini, baik dari sisi industri maupun masyarakatnya.
"Saya jujur aja itu (teknologi) penting untuk kita ikuti, tapi yang harus kita tau adalah tahapan yang cocok untuk Indonesia itu yang mana," kata Agus disela acara Paragon Innovation Summit 2018, Bandung, Sabtu (13/10/2018).
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa saat ini sebenarnya yang relevan dengan Indonesia yaitu 2.0 atau 3.0. Menurutnya hanya beberapa industri yang siap memasuki era 4.0, misalnya yang berbasis teknologi.
"Kayak gojek, itu dia punya potensi kesana dalam waktu dekat," ujarnya.
Selain itu banyak sekali tantangan yang harus dihadapi bagi masyarakat dan perusahaan sendiri, keduanya harus sama-sama sadar bahwa industri akan berjalan sangat efisien dengan teknologi.
Hal yang sebenarnya dibutuhkan untuk benar-benar disiapkan mulai sekarang adalah sumber daya manusia yang jago dibidangnya, Agus menghimau bagi meraka yang memiliki skil biasa saja harus siap-siap tergeser, karena daya saing yang akan semakin ketat.
"Jadi yang perlu kita siapkan adalah pekerjaan-pekerjaan dengan kualitas yang memang sesuai dengan kualifikasi masyarakat Indonesia," tambahnya.
Indonesia sendiri masih ada di peringkat ke-85 dalam hal inovasi, hal itu didapatkan Agus melalui data Global Innovation Index 2018.
"Pesan saya berdamailah dengan kemajuan teknologi, terus berinovasi. Inovasi dan sukses itu tidak instan. Kalau mau berinovasi harus berani mengambil resiko," tutup Agus.
Namun menurut Managing Director Nielsen Indonesia, Agus Nurudin, bahwa masih banyak hal yang harus digodok lagi untuk memasuki 4.0 ini, baik dari sisi industri maupun masyarakatnya.
"Saya jujur aja itu (teknologi) penting untuk kita ikuti, tapi yang harus kita tau adalah tahapan yang cocok untuk Indonesia itu yang mana," kata Agus disela acara Paragon Innovation Summit 2018, Bandung, Sabtu (13/10/2018).
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa saat ini sebenarnya yang relevan dengan Indonesia yaitu 2.0 atau 3.0. Menurutnya hanya beberapa industri yang siap memasuki era 4.0, misalnya yang berbasis teknologi.
"Kayak gojek, itu dia punya potensi kesana dalam waktu dekat," ujarnya.
Selain itu banyak sekali tantangan yang harus dihadapi bagi masyarakat dan perusahaan sendiri, keduanya harus sama-sama sadar bahwa industri akan berjalan sangat efisien dengan teknologi.
Hal yang sebenarnya dibutuhkan untuk benar-benar disiapkan mulai sekarang adalah sumber daya manusia yang jago dibidangnya, Agus menghimau bagi meraka yang memiliki skil biasa saja harus siap-siap tergeser, karena daya saing yang akan semakin ketat.
"Jadi yang perlu kita siapkan adalah pekerjaan-pekerjaan dengan kualitas yang memang sesuai dengan kualifikasi masyarakat Indonesia," tambahnya.
Indonesia sendiri masih ada di peringkat ke-85 dalam hal inovasi, hal itu didapatkan Agus melalui data Global Innovation Index 2018.
"Pesan saya berdamailah dengan kemajuan teknologi, terus berinovasi. Inovasi dan sukses itu tidak instan. Kalau mau berinovasi harus berani mengambil resiko," tutup Agus.
(wbs)