Advan Bertekad Geser Posisi Oppo dan Samsung

Selasa, 29 Mei 2018 - 09:19 WIB
Advan Bertekad Geser...
Advan Bertekad Geser Posisi Oppo dan Samsung
A A A
SEMARANG - IDC menyatakan tahun lalu pabrikan smartphone lokal Advan sukses berada di posisi tiga penguasa market ponsel di Indonesia. Capaian itu membuat mereka yakin bisa segera menggeser posisi Vivo sebagai runner-up dan Samsung di peringkat pertama.

"Kami menguasai 7,7% pangsa pasar nasional di 2017. Progress kami sangat pesat. Sekarang posisi kami berada di posisi tiga. Dalam waku dekat, kami optimistis bisa menggeser Oppo bahkan Samsung. Kami bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Tjandra Lianto, Marketing Director Advan saat menerima kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara di pabrik smartphone-nya di di Kawasan Industri Candi, Semarang Jawa-Tengah, Senin sore (28/5/3018).

Menkominfo pun menyatakan kebanggaannya kepada Advan karena dinilai mampu membangun pabrik smartphone berkualitas dunia. Kekaguman Menkominfo diutarakan saat meninjau proses pembuatan smartphone dan tablet PC karya anak bangsa tersebut.

Dalam kunjungan itu, menteri yang akrab disapa Chief RA tersebut ditemani oleh petinggi Advan yaitu Rudi Tirta, CEO Advan; Tjandra Lianto, Marketing Director Advan; Andi Gusena, Brand Director Advan.

Rudiantara menyempatkan berbincang dengan para pekerja yang mayoritas berasal dari daerah Semarang dan Jawa Tengah. Para pekerja terampil ini sudah dibekali dengan teknik dan penguasaan teknologi berstandar global.

“Ini yang saya harapkan, perusahaan nasional memiliki komitmen untuk membangun industri di dalam negeri. Komitmen ini perlu didukung oleh segenap masyarakat Tanah Air. Supaya smartphone buatan dalam negeri, seperti Advan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia,” ungkap Rudiantara.

Chief RA pun berharap dengan memiliki pabrik smartphone sendiri, Advan harus punya target menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Memang tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Salah satunya kita harus membangun ekosistem digital berbasis kearifan lokal. Kita juga harus membangun kesadaran massif kepada masyarkat agar lebih menghargai produk karya anak bangsa,” ucap Chief RA di sela-sela kunjungannya.

Kapasitas Produksi
Untuk diketahui pabrik smartphone Advan memiliki luas area sekitar 15.000 meter persegi. Dalam waktu dekat, area tersebut akan diperluas sekitar 3 hektare.

Dengan kondisi pabrik yang ada sekarang, kapasitas produksi mencapai 30.000 unit per bulan.
Pabrik tersebut terdiri dari tiga ruang utama berupa ruang penyimpanan spare part dan dua ruang utama produksi.

Pada ruang utama produksi terdapat 8 line dengan tugas masing-masing mulai dari perakitan, pengetesan sampai pengemasan. Pada tahapan quality control tim R&D Advan melakukan pengujian produk secara komprehensif meliputi tes kemampuan layar, burning room, drop test dan uji daya tahan produk melalui temp & humi test mechine.

Dengan melibatkan sekitar 1.000-an karyawan pabrik, Advan telah berkontribusi secara nyata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Penerapan alih teknologi pabrik Advan memiliki dampak yang positif terhadap peningkatan standar kompetensi karyawan di tengah era persaingan pasar bebas.

“Harapan kami, keberadaan industri mampu membuat masyarakat semakin bangga dengan Advan," harap Tjandra.

Lebih lanjut Tjandra Lianto mengatakan, pabrik merupakan wujud kemapanan Advan dalam membangun industri smartphone. Selain itu, pabrik menjadi media untuk mempermudah perusahaan dalam menghadirkan jajaran produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia,” paparnya.

Di pabrik tersebut, Advan fokus memperkuat transformasi industri yang mencakup tiga aspek utama berupa penerapan alih teknologi yang terstruktur, rekrutmen tenaga kerja yang kompeten serta proses uji produk yang secara teknologi terus ditingkatkan.

Melalui penanaman modal pada industri ini, Advan mewujudkan komitmen mendukung kemajuan teknologi komunikasi Indonesia secara jangka panjang, serta mewujudkan era kebangkitan industri smartphone dalam negeri.

Adapun nilai investasi yang ditanamkan, menurut Tjandra Lianto, kurang lebih perusahaan sudah menghabiskan dana sekitar Rp1 triliun. Dana tersebut menggunakan dana mandiri dari perusahaan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2002 seconds (0.1#10.140)