Skandal Cambridge Analytica Justru Untungkan Facebook

Senin, 21 Mei 2018 - 12:46 WIB
Skandal Cambridge Analytica...
Skandal Cambridge Analytica Justru Untungkan Facebook
A A A
MENLO PARK - Kita mungkin berpikir para pengguna Facebook akan berbondong-bondong menghapus aplikasinya sehubungan dengan skandal Cambridge Analytica. Terlebih ada data 87 juta akun yang digunakan informasi pribadinya tanpa izin.

Namun sejak berita tentang skandal itu pertama kali terungkap, Facebook sejak itu telah menemukan pedoman baru. Jejaring sosial terpopuler ini mengadopsi beberapa aturan baru dan memblokir lebih dari 200 aplikasi yang terhubung dengan Facebook.

Laman Business Insider, Senin (21/5/2018) melapokan, semua hal yang dilakukan Facebook guna membuat pengguna merasa informasi pribadinya aman dan sistem keamanan benar-benar berfungsi. Menurut sekuritas global rumah Goldman Sachs (berdasarkan data yang dikumpulkan oleh perusahaan riset ComScore) pada bulan lalu di tengah-tengah skandal kebocoran data, Facebook meraup kenaikan 7% dalam jumlah pengguna seluler di AS sehingga menjadi 188,6 juta. Selain itu, waktu yang dihabiskan di Facebook setiap hari oleh pengguna ponsel di Amerika Serikat ini juga meningkat (lihat bagan atas).
Penargetan iklan juga cenderung lebih tinggi sejak skandal itu pecah. Hal ini menunjukkan penghapusan 583 juta akun palsu oleh Facebook tidak menurunkan jangkauan iklan yang dibayar perusahaan.
Skandal Cambridge Analytica Justru Untungkan Facebook

Sebenarnya iklan di Facebook menjangkau lebih banyak orang daripada sebelum berita skandal melanda media. Dengan kata lain, penghapusan akun-akun ini tidak akan berdampak negatif pada Facebook. Akun-akun itu diduga terlibat dalam rencana Rusia untuk memengaruhi pemilih AS selama Pilpres 2016.

Saham Facebook juga terbukti tahan banting. Dari harga USD185,09 pada 18 Maret, sehari sebelum skandal itu pecah, saham diperdagangkan terendah USD149,02 pada 26 Maret sebelum ditutup Jumat di harga USD182,68. Ini berarti penilaian Facebook telah menurun hanya 1,3% selama periode terburuk publisitas yang pernah dihadapi perusahaan.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1355 seconds (0.1#10.140)