Sulit Dilacak, Media Komunikasi Teroris Terbukti Pakai Cara Baru

Senin, 14 Mei 2018 - 17:40 WIB
Sulit Dilacak, Media...
Sulit Dilacak, Media Komunikasi Teroris Terbukti Pakai Cara Baru
A A A
JAKARTA - Serangan bom beruntun di Surabaya dalam waktu kurang lebih dari 24 jam yang menewaskan belasan korban jiwa, membuat publik bertanya-tanya gimana cara pelaku teror tersebut berkomunikasi dan melakukan koordinasi. Padahal Telegram salah satu media komunikasi kesukaan teroris sendiri telah diblokir di Indonesia.

Dan perlu diketahui para pelaku teror tidak hanya terpaku pada satu alat untuk berkomunikasi antara sesamanya.

Seperti dilansir situs resmi salah satu badan keamanan siber Amerika Serikat, New Jersey Cybersecurity and Communications Integration Cell (NJCCIC) menyebut:

" Media komunikasi teroris di 2018 menggunakan cara baru yakni dengan menggunakan game online, enkripsi, website gelap, dan cryptocurrency untuk rekrutmen dan menyebarkan propaganda dan ini sulit untuk dilacak," tulis NJCCIC dalam websitenya,

Tak hanya itu NJCCIC juga menegaskan tak hanya berkomunikasi, mereka juga menggunakan media-media tersebut untuk mendorong serangan, memfasilitasi operasi mereka seperti pendanaan, dan memperoleh senjata untuk melakukan serangan fisik terhadap target.

Bahkan tak hanya Telegram para pelaku teror dengan memanfaatkan game online, seperti PlayStation 4 dan Xbox One para peneror beberapa kali mampu merancang aksi keji tersebut.

NJCCIC bahkan membuat pernyataan dalam sebuah wawancara NBC, mengenai kemampuan konsol mengintip ke dalam rumah-rumah penduduk melalui sensor audio dan video.

Jika Anda pengguna PS4, Anda tahu ada beberapa cara untuk berkomunikasi dengan pemain lain. Anda dapat mengirimkan pesan melalui jaringan, menggunakan voice chat atau menggunakan permainan khusus untuk bertukar informasi.

Game online, memang memiliki kemungkinan digunakan para pelaku teror untuk dimanfaatkan sebagai jalur komunikasi alternatif selain menggunakan aplikasi-aplikasi pesan instan semisal Telegram. Berbagai gim online, memiliki fitur chat yang sejatinya, dibuat untuk memudahkan para gamer untuk berkomunikasi.

Namun, fitur tersebut juga menjadi peluang bagi para pelaku teror untuk dimanfaatkan sebagai saluran komunikasi perencanaan aksi terorisme.

Selain memanfaatkan fitur chat yang ada di dalam game online, karena game bisa dikatakan sebagai dunia virtual, berbagai macam pendekatan bisa dilakukan untuk saling bertukar pesan tanpa memanfaatkan fitur chat. Manuver, gerakan, dan berbagai tindakan karakter virtual di dalam game online bisa dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi tanpa perlu sang teroris menuliskan apa yang dipesankan terhadap lawan komunikasinya.
(wbs)
Berita Terkait
Telegram Dapat Banyak...
Telegram Dapat Banyak Fitur Baru, Ada Video Editor dan Stiker Animasi
Tawarkan Layanan Data...
Tawarkan Layanan Data 'Bebas Khawatir', Benarkah akan Ada Operator Baru?
Pandemi COVID-19, Grant...
Pandemi COVID-19, Grant Thornton Jelaskan 3 Tren Bisnis Telekomunikasi 2021
Live.On Ramaikan Jagad...
Live.On Ramaikan Jagad Twitter lewat Tagar #YangAkuMau
Cara Mengirim Aplikasi...
Cara Mengirim Aplikasi Lewat Bluetooth Tanpa Pakai Internet
2021, Pemerintah Targetkan...
2021, Pemerintah Targetkan Menambah BTS 4G di 4.200 Desa
Berita Terkini
China Mulai Uji Coba...
China Mulai Uji Coba Fitur Face ID iPhone 18
12 jam yang lalu
Melatih Bicara dengan...
Melatih Bicara dengan Enterprise AI Learning Agent
16 jam yang lalu
Beragam Kejahatan kini...
Beragam Kejahatan kini Ada di TikTok, Ini Modusnya
18 jam yang lalu
Waspada World ID: Paspor...
Waspada World ID: Paspor Digital Sam Altman Iming-iming Uang, Pakar Ingatkan Risiko Data Biometrik
18 jam yang lalu
Makhluk Ini Kembali...
Makhluk Ini Kembali Lagi setelah 17 Tahun Menghilang
19 jam yang lalu
Jepang Ciptakan Drone...
Jepang Ciptakan Drone yang Bisa Mengarahkan Sambaran Petir
21 jam yang lalu
Infografis
Syarat dan Cara Beli...
Syarat dan Cara Beli Motor Listrik Pakai Aplikasi PLN Mobile
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved