Swatch Sasar Pasar Arloji Surabaya
A
A
A
SURABAYA - PT Swatch Group Indonesia menambah lagi satu gerai Rado di Tunjungan Plaza (TP) Surabaya. Ini merupakan gerai kedua setelah Jakarta. Tahun depan, produsen dan distributor jam tangan asal Swiss juga akan menambah satu lagi gerai di Jakarta.
Vice President PT Swatch Group Indonesia, Raina Safira mengatakan, permintaan jam tangan tiap tahun terus meningkat. Bahkan, produk Rado tiap tahun rata-rata mengalami kenaikan penjualan diangka double digit. Ini menunjukkan pasar jam tangan tidak pernah lesu.
“Kehadiran smartwatch tidak banyak mengganggu penjualan jam manual. Karena memang segmen pasar dan kebutuhannya berbeda,” katanya disela-sela launching gerai Rado di TP, Jum’at (4/5/2018).
Dia menambahkan, Rado secara khusus menyasar segmen menengah atas. Untuk harga dikisaran mulai dari Rp10 juta hingga Rp60 juta. Dari rentang harga tersebut, yang paling laku adalah dikisaran harga Rp15 juta hingga Rp25 juta. Kontribusi penjualan produk Rado direntang harga tersebut berkontribusi sekitar 60% dari total penjualan Rado. “Surabaya merupakan merupakan pasar yang sangat potensial. Rata-rata pembeli ketika masuk ke gerai Rado, pasti akan membeli,” ujarnya.
Sementara itu, Head of Marketing Communication PT Navya Retail Indonesia, selaku pemilik gerai Rado di TP, Chris Andre mengatakan, produk jam tangan manual tidak akan mati. Pasalnya, jam tangan manual sudah berubah fungsi. Dari sebelumnya sebagai alat penunjuk waktu, berubah ke arah kebutuhan akan gaya hidup. “Jam tangan manual tidak akan lekang oleh waktu. Jam tangan itu sudah menjadi aksesori pelengkap gaya hidup. Jam tangan manual juga sudah menjadi alat untuk menunjukkan status sosial,” imbuhnya.
Untuk koleksi jam tangan brand Rado, Chris mengaku jika Rado fokus material jamnya sebagian besar berbahan keramik. Untuk bagian kaca menggunakan shapire. Rado juga memiliki dua pilihan yaitu otomatis tanpa baterai dan menggunakan baterai. Ada banyak pilihan mulai dari untuk wanita, pria dan untuk pasangan. Di gerai ini, terdapat sekitar 200-an model. “Kalau untuk beli, harus inden terlebih dulu karena barangnya harus impor,” pungkasnya.
Vice President PT Swatch Group Indonesia, Raina Safira mengatakan, permintaan jam tangan tiap tahun terus meningkat. Bahkan, produk Rado tiap tahun rata-rata mengalami kenaikan penjualan diangka double digit. Ini menunjukkan pasar jam tangan tidak pernah lesu.
“Kehadiran smartwatch tidak banyak mengganggu penjualan jam manual. Karena memang segmen pasar dan kebutuhannya berbeda,” katanya disela-sela launching gerai Rado di TP, Jum’at (4/5/2018).
Dia menambahkan, Rado secara khusus menyasar segmen menengah atas. Untuk harga dikisaran mulai dari Rp10 juta hingga Rp60 juta. Dari rentang harga tersebut, yang paling laku adalah dikisaran harga Rp15 juta hingga Rp25 juta. Kontribusi penjualan produk Rado direntang harga tersebut berkontribusi sekitar 60% dari total penjualan Rado. “Surabaya merupakan merupakan pasar yang sangat potensial. Rata-rata pembeli ketika masuk ke gerai Rado, pasti akan membeli,” ujarnya.
Sementara itu, Head of Marketing Communication PT Navya Retail Indonesia, selaku pemilik gerai Rado di TP, Chris Andre mengatakan, produk jam tangan manual tidak akan mati. Pasalnya, jam tangan manual sudah berubah fungsi. Dari sebelumnya sebagai alat penunjuk waktu, berubah ke arah kebutuhan akan gaya hidup. “Jam tangan manual tidak akan lekang oleh waktu. Jam tangan itu sudah menjadi aksesori pelengkap gaya hidup. Jam tangan manual juga sudah menjadi alat untuk menunjukkan status sosial,” imbuhnya.
Untuk koleksi jam tangan brand Rado, Chris mengaku jika Rado fokus material jamnya sebagian besar berbahan keramik. Untuk bagian kaca menggunakan shapire. Rado juga memiliki dua pilihan yaitu otomatis tanpa baterai dan menggunakan baterai. Ada banyak pilihan mulai dari untuk wanita, pria dan untuk pasangan. Di gerai ini, terdapat sekitar 200-an model. “Kalau untuk beli, harus inden terlebih dulu karena barangnya harus impor,” pungkasnya.
(wbs)