Ambisi Putra Almarhum PM Lebanon Menantang Instagram
A
A
A
AYMAN Hariri memang bukan CEO perusahaan teknologi biasa. Dia adalah putra almarhum Perdana Menteri Lebanon yang sekarang dijabat kakaknya. Sekarang nama Ayman populer lewat aplikasi media sosial yang sedang ngetren, Vero.
Sebelum Vero, Ayman menjalankan bisnis perusahaan konstruksi di Saudi Arabia, terutama setelah ayahnya, Rafic Hariri, dibunuh di kantornya pada 2005. Namun, akhirnya dia tetap kembali ke Amerika untuk mengejar mimpinya di bidang teknologi.
Vero diluncurkan pada 2015 sebagai alternatif Facebook dan Instagram. Dua pekan lalu, aplikasi tersebut tiba-tiba booming menjadi aplikasi gratis terpopuler di Apple dan Play Store. Sebenarnya aplikasi tersebut tidak terlalu berbeda dengan Instagram dan Facebook. Hanya, tidak ada algoritma sehingga posting-an dilihat secara berurutan, juga tidak ada iklan.
Ayman,39, melihat bagaimana teman-temannya di Facebook punya sikap berbeda dari kehidupan nyata. "Di kehidupan nyata, kita tidak punya audiensi. Kita bereaksi terhadap orang berbeda, berdasarkan tingkat keintiman kita kepada orang itu. Menurut saya, media sosial terbaik adalah yang bisa eksis di antara kehidupan nyata," ungkapnya.
Nah, Vero berupaya untuk mereplikasi hal tersebut. Menariknya, pengguna bisa memberikan label kepada orang lain untuk menciptakan keintiman hubungan, misalnya teman, rekan kerja, sahabat, follower dan lainnya. Label tersebut hanya bisa dilihat pengguna. Selanjutnya, sama seperti Path, Facebook, dan IG, pengguna bisa berbagi musik, tautan, film, TV, buku, gambar, dan masih banyak lagi.
Nantinya Ayman mengaku mengenakan biaya pendaftaran. Tetapi, gratis untuk 1 juta pengguna pertama. Dia tidak menyebut berapa biaya pendaftarannya. Di Apple Store, Vero hanya mendapat rating 2.1 dari 5 bintang karena user complain terhadap bugs dan lag. Beberapa kali Vero bahkan tidak dapat diakses.
Tidak ada yang tahu bagaimana Vero menjadi viral. Ayman percaya traksinya didapat dari word of mouth berbagai komunitas, mulai komunitas cosplay, fotografi, tato, dan masih banyak lagi yang mempromosikan aplikasi tersebut. Namun, Vero tidak membayar satu orang pun untuk mempromosikan aplikasi mereka. Beberapa musisi, brand, dan aktor memang menjual barang dan membuat konten secara spesifik di Vero. Mereka juga beriklan secara masif di Instagram.
Mewarisi kekayaan ayahnya, kini Ayman memiliki kekayaan USD1,33 miliar, menurut Forbes. Pada 2017, perusahaan keluarga Saudi Oger ditutup. Ada dua kali kerusuhan gara-gara gaji yang tidak dibayar. "Sangat disayangkan kejadian terebut," ujar Ayman yang meninggalkan perusahaan sebelum terjadi kerusuhan. "Situasinya sangat kompleks dan kami tidak pernah membayangkan hal tersebut akan terjadi," ungkapnya.
Pada 2017 pula, Ayman menjual 42% sahamnya senilai USD530 juta di GroupMed, perusahaan keluarga yang bergerak di investment banking, asuransi, serta real estat di tujuh negara, termasuk Timur Tengah dan Eropa. Selanjutnya, dia mendirikan perusahaan investasi untuk startup Red Sea Ventures yang berbasis di New York. Di nama perusahaan, ada Scott Birnbaum sebagai pendiri. Birnbaum merupakan co-founder Vero. Red Sea Ventures telah berinvestasi di lebih dari 30 perusahaan, termasuk Nest Labs, yang kemudian diakuisisi Google pada 2014.
Ayman mengakui bahwa passion-nya di bidang teknologi karena dia mengambil Jurusan Ilmu Komputer di Georgetown University. Pada 2001, dia meluncurkan Epok, startup teknologi bersama venture capitalist Scott Birnbaum yang juga merupakan co-founder Vero. Ayman bukan pendiri pertama yang berusaha menantang raksasa media sosial seperti Facebook dan Instagram. Sudah ada aplikasi seperti Peach dan Ello yang mengusung konsep serupa, tetapi menghilang setelah viral.
Koleksi Ribuan Komik Langka
Ayman Hariri ternyata adalah seorang geek. Dia sangat tertarik dengan superhero dan komik. Bahkan, selama 16 tahun terakhir, dia mengoleksi ribuan komik. Tidak hanya banyak, tetapi juga komik langka. Dia menyebutnya "Koleksi Mustahil" karena komik miliknya hampir tidak mungkin didapatkan lagi, termasuk edisi Action Comics #1, yang menandai penampilan pertama Superman.
"Saya serius mengoleksi komik sejak 2000. Saat itu saya memutuskan untuk memiliki satu kepingan sejarah," ujarnya.
Namun, mengapa harus komik? Hariri mengaku sangat menyukai apa yang direpresentasikan komik. "Sehari sebelum komik dijual di toko, karakter-karakter di dalamnya tidak ada. Sehari sebelumnya, tokoh-tokoh di komik itu tidak hanya eksis, tetapi mengendap di imajinasi banyak orang dan memberi kan dampak besar di dunia," ungkapnya sembari menyebut, di berbagai belahan dunia hanya sedikit sekali yang tidak tahu siapa Superman, Spider-Man, dan Batman.
Beberapa koleksi langkanya, Detective #27 (pertama munculnya Batman), Batman #1 (pertama munculnya Joker dan Catwoman), dan Showcase #4 (pertama munculnya Flash), serta lebih 1.000 komik langka yang dia miliki bahkan dipamerkan di tur dunia di beberapa negara. Hariri melihat sosok superhero sebagai sisi positif kemanusiaan.
"Karakter-karakter di komik mengedepankan sisi positif dan luar biasa bagi kemanusiaan, menunjukkan individu-individu manusia yang diberkati dengan kekuatan dan menggunakan kekuatan itu untuk membantu manusia lainnya dan memberikan dampak positif," paparnya.
Hariri menggunakan jasa perusahaan di Amerika untuk mendapatkan dan mengevaluasi komik-komiknya, juga mempercayakan mereka untuk mencari edisi komik yang mendapatkan rating tinggi dan memiliki nilai bagus dari organisasi penilai buku komik internasional.
"Saya beruntung bisa mendapatkan komik Action #1 yang menjadi penampilan pertama Superman. Inilah uniknya. Sehari sebelum komik itu diterbitkan pada 1938, ide tentang superhero berkostum tidak ada. Sekarang semua orang paham apa artinya, karena kita bersama mereka dalam waktu yang lama," katanya.
Dia juga melihat sosok Man of Steel di ayahnya, Perdana Menteri Lebanon yang dibunuh 10 tahun lalu. "Dia adalah pahlawan terbesar saya," katanya.
Sebelum Vero, Ayman menjalankan bisnis perusahaan konstruksi di Saudi Arabia, terutama setelah ayahnya, Rafic Hariri, dibunuh di kantornya pada 2005. Namun, akhirnya dia tetap kembali ke Amerika untuk mengejar mimpinya di bidang teknologi.
Vero diluncurkan pada 2015 sebagai alternatif Facebook dan Instagram. Dua pekan lalu, aplikasi tersebut tiba-tiba booming menjadi aplikasi gratis terpopuler di Apple dan Play Store. Sebenarnya aplikasi tersebut tidak terlalu berbeda dengan Instagram dan Facebook. Hanya, tidak ada algoritma sehingga posting-an dilihat secara berurutan, juga tidak ada iklan.
Ayman,39, melihat bagaimana teman-temannya di Facebook punya sikap berbeda dari kehidupan nyata. "Di kehidupan nyata, kita tidak punya audiensi. Kita bereaksi terhadap orang berbeda, berdasarkan tingkat keintiman kita kepada orang itu. Menurut saya, media sosial terbaik adalah yang bisa eksis di antara kehidupan nyata," ungkapnya.
Nah, Vero berupaya untuk mereplikasi hal tersebut. Menariknya, pengguna bisa memberikan label kepada orang lain untuk menciptakan keintiman hubungan, misalnya teman, rekan kerja, sahabat, follower dan lainnya. Label tersebut hanya bisa dilihat pengguna. Selanjutnya, sama seperti Path, Facebook, dan IG, pengguna bisa berbagi musik, tautan, film, TV, buku, gambar, dan masih banyak lagi.
Nantinya Ayman mengaku mengenakan biaya pendaftaran. Tetapi, gratis untuk 1 juta pengguna pertama. Dia tidak menyebut berapa biaya pendaftarannya. Di Apple Store, Vero hanya mendapat rating 2.1 dari 5 bintang karena user complain terhadap bugs dan lag. Beberapa kali Vero bahkan tidak dapat diakses.
Tidak ada yang tahu bagaimana Vero menjadi viral. Ayman percaya traksinya didapat dari word of mouth berbagai komunitas, mulai komunitas cosplay, fotografi, tato, dan masih banyak lagi yang mempromosikan aplikasi tersebut. Namun, Vero tidak membayar satu orang pun untuk mempromosikan aplikasi mereka. Beberapa musisi, brand, dan aktor memang menjual barang dan membuat konten secara spesifik di Vero. Mereka juga beriklan secara masif di Instagram.
Mewarisi kekayaan ayahnya, kini Ayman memiliki kekayaan USD1,33 miliar, menurut Forbes. Pada 2017, perusahaan keluarga Saudi Oger ditutup. Ada dua kali kerusuhan gara-gara gaji yang tidak dibayar. "Sangat disayangkan kejadian terebut," ujar Ayman yang meninggalkan perusahaan sebelum terjadi kerusuhan. "Situasinya sangat kompleks dan kami tidak pernah membayangkan hal tersebut akan terjadi," ungkapnya.
Pada 2017 pula, Ayman menjual 42% sahamnya senilai USD530 juta di GroupMed, perusahaan keluarga yang bergerak di investment banking, asuransi, serta real estat di tujuh negara, termasuk Timur Tengah dan Eropa. Selanjutnya, dia mendirikan perusahaan investasi untuk startup Red Sea Ventures yang berbasis di New York. Di nama perusahaan, ada Scott Birnbaum sebagai pendiri. Birnbaum merupakan co-founder Vero. Red Sea Ventures telah berinvestasi di lebih dari 30 perusahaan, termasuk Nest Labs, yang kemudian diakuisisi Google pada 2014.
Ayman mengakui bahwa passion-nya di bidang teknologi karena dia mengambil Jurusan Ilmu Komputer di Georgetown University. Pada 2001, dia meluncurkan Epok, startup teknologi bersama venture capitalist Scott Birnbaum yang juga merupakan co-founder Vero. Ayman bukan pendiri pertama yang berusaha menantang raksasa media sosial seperti Facebook dan Instagram. Sudah ada aplikasi seperti Peach dan Ello yang mengusung konsep serupa, tetapi menghilang setelah viral.
Koleksi Ribuan Komik Langka
Ayman Hariri ternyata adalah seorang geek. Dia sangat tertarik dengan superhero dan komik. Bahkan, selama 16 tahun terakhir, dia mengoleksi ribuan komik. Tidak hanya banyak, tetapi juga komik langka. Dia menyebutnya "Koleksi Mustahil" karena komik miliknya hampir tidak mungkin didapatkan lagi, termasuk edisi Action Comics #1, yang menandai penampilan pertama Superman.
"Saya serius mengoleksi komik sejak 2000. Saat itu saya memutuskan untuk memiliki satu kepingan sejarah," ujarnya.
Namun, mengapa harus komik? Hariri mengaku sangat menyukai apa yang direpresentasikan komik. "Sehari sebelum komik dijual di toko, karakter-karakter di dalamnya tidak ada. Sehari sebelumnya, tokoh-tokoh di komik itu tidak hanya eksis, tetapi mengendap di imajinasi banyak orang dan memberi kan dampak besar di dunia," ungkapnya sembari menyebut, di berbagai belahan dunia hanya sedikit sekali yang tidak tahu siapa Superman, Spider-Man, dan Batman.
Beberapa koleksi langkanya, Detective #27 (pertama munculnya Batman), Batman #1 (pertama munculnya Joker dan Catwoman), dan Showcase #4 (pertama munculnya Flash), serta lebih 1.000 komik langka yang dia miliki bahkan dipamerkan di tur dunia di beberapa negara. Hariri melihat sosok superhero sebagai sisi positif kemanusiaan.
"Karakter-karakter di komik mengedepankan sisi positif dan luar biasa bagi kemanusiaan, menunjukkan individu-individu manusia yang diberkati dengan kekuatan dan menggunakan kekuatan itu untuk membantu manusia lainnya dan memberikan dampak positif," paparnya.
Hariri menggunakan jasa perusahaan di Amerika untuk mendapatkan dan mengevaluasi komik-komiknya, juga mempercayakan mereka untuk mencari edisi komik yang mendapatkan rating tinggi dan memiliki nilai bagus dari organisasi penilai buku komik internasional.
"Saya beruntung bisa mendapatkan komik Action #1 yang menjadi penampilan pertama Superman. Inilah uniknya. Sehari sebelum komik itu diterbitkan pada 1938, ide tentang superhero berkostum tidak ada. Sekarang semua orang paham apa artinya, karena kita bersama mereka dalam waktu yang lama," katanya.
Dia juga melihat sosok Man of Steel di ayahnya, Perdana Menteri Lebanon yang dibunuh 10 tahun lalu. "Dia adalah pahlawan terbesar saya," katanya.
(amm)