Bos YouTube Bela Pengunggah Mayat Korban Bunuh Diri
Jum'at, 16 Februari 2018 - 09:02 WIB
Bos YouTube Bela Pengunggah Mayat Korban Bunuh Diri
A
A
A
JAKARTA - YouTuber Logan Paul memang sempat ramai diperbincangkan akibat sebuah unggahan video yang dirinya lakukan. Seperti diketahui, Paul sempat memperlihatkan mayat korban bunuh diri di hutan Aokigahara, Jepang.
Alhasil Paul pun banjir kecaman dari para netizen yang menganggap hal tersebut seharusnya tidak dilakukan. Bahkan lebih dari tidak sedikit yang meminta pihak YouTube untuk menonaktifkan akun pria tersebut.
Namun CEO YouTube Susan Wojcicki tampaknya justru bersikap sebaliknya. Wojcicki justeu terkesan membela dn menganggap hal tersebut belum menyalahi kebijakan YouTube.
"Kami menghentikan akun setiap saat. Kami memiliki aturan 'three strikes', dan jika ada yang melanggar tiga kali, maka kami menghentikan akun tersebut," kata Susan, diilansir dari CNBC, Kamis (15/2/2018).
Lebih lanjut Susan mengungkapkan, pihaknya tidak bisa begitu saja menarik seseorang dari platform mereka. "Dia (Paul) tidak melakukan apapun yang akan menyebabkan 'three strikes' tersebut. Jadi, kita tidak bisa menarik orang dari platform kita," terangnya.
Susan juga mengatakan bahwa ada perbedaan antara konten yang tidak menyenangkan dan konten yang melanggar kebijakan.
Alhasil Paul pun banjir kecaman dari para netizen yang menganggap hal tersebut seharusnya tidak dilakukan. Bahkan lebih dari tidak sedikit yang meminta pihak YouTube untuk menonaktifkan akun pria tersebut.
Namun CEO YouTube Susan Wojcicki tampaknya justru bersikap sebaliknya. Wojcicki justeu terkesan membela dn menganggap hal tersebut belum menyalahi kebijakan YouTube.
"Kami menghentikan akun setiap saat. Kami memiliki aturan 'three strikes', dan jika ada yang melanggar tiga kali, maka kami menghentikan akun tersebut," kata Susan, diilansir dari CNBC, Kamis (15/2/2018).
Lebih lanjut Susan mengungkapkan, pihaknya tidak bisa begitu saja menarik seseorang dari platform mereka. "Dia (Paul) tidak melakukan apapun yang akan menyebabkan 'three strikes' tersebut. Jadi, kita tidak bisa menarik orang dari platform kita," terangnya.
Susan juga mengatakan bahwa ada perbedaan antara konten yang tidak menyenangkan dan konten yang melanggar kebijakan.
(wbs)
