Samsung Dapat Rp314 T Jual OLED untuk iPhone X
A
A
A
SEOUL - Apple dan Samsung bersaing di pasar dan bertarung di pengadilan mengenai hak paten. Meskipun memiliki rivalitas sangat tinggi, kedua kompetitor tersebut ternyata punya kerja sama yang saling menguntungkan. Berdasarkan laporkan ET-news, Apple memesan 180 hingga 200 juta layar OLED dari anak perusahaan Samsung, Sam sung Dis play, untuk iPhone. ”Masing-masing layar di perkirakan dihargai USD110 yang berarti nilai transaksinya mencapai USD22 miliar (Rp314 triliun),” demikian dilaporkan ETnews.
Baru-baru ini iPhone X dirilis Apple menjadi ponsel pintar pertama dengan layar OLED, bukan LCD. Samsung juga telah menggunakan layar OLED untuk beberapa produknya.
Saat ini Samsung memonopoli layar OLED di dunia. Akibatnya, Apple pun memiliki pilihan sedikit dan akhirnya memilih Samsung untuk memasok layar OLED. Sebenarnya kesepakatan tersebut bukan kali pertama. Pada awal tahun ini Apple membeli 60 juta layar OLED dari Samsung yang akhirnya menjadi iPhone X.
Berdasarkan laporan ETnews, Apple kelak memesan empat kali lebih banyak di bandingkan pesan an sebelumnya. Mengetahui pesanan melimpah dari Apple, Samsung mempertimbangkan membuka pabrik baru untuk memproses pesanan Apple. Namun, pabrik Samsung saat ini masih mampu memenuhi pesanan Samsung.
Rumor yang berkembang me nyebutkan, Apple akan merilis tiga iPhone baru pada 2018. Dua di antaranya menggunakan layar OLED 5,8 inci dan 6,5 inci. Produk ketiga dikabarkan menggunakan layar LCD de ngan harga yang relatif terjangkau.
Dua iPhone OLED di pastikan akan memaksa Apple membutuhkan lebih banyak OLED. Pabrik elektronik raksasa itu juga membutuhkan layar baru untuk model iPhone X yang akan di jual sepanjang 2018. Untuk itu, penggemar Apple harus berterima kasih kepada Samsung sehingga menjadikan iPhone tetap eksis dan bersaing.
”Konglomerasi Korea Selatan itu menguasai 90% pasar layar OLED. Mereka menjadi pemenang utama pemasok komponen utama iPhone X,” ungkap analis Canalys, TuanAnh Nguyen.
Melansir The Investor, Samsung juga meraih pendapatan dari penjualan produknya sendiri. Samsung diperkirakan akan menjual 21 juta hingga 23 juta unit Galaxy Note 8 dengan nilai jual satuannya mencapai USD929 (Rp12,5 juta). Namun, banyak laporan menyatakan penjualan ponsel pintar Samsung akan mengalami penurunan tahun depan.
Estimasi yang beredar menunjukkan penjualan Samsung menurun hingga 4 juta unit pada 2018 dibandingkan 2017. Sayangnya, Apple tidak ber - ko mentar mengenai hal itu. Samsung juga enggan memberikan konfirmasinya. Baik Apple mau pun Samsung memang merilis ponsel pintar terbaru mereka sebelum musim belanja Natal. Smart phone iPhone X dirilis di AS pa da November dengan harga USD1.000 (Rp13,5 juta). Pada September Samsung merilis Note 8 dengan harga kisaran lebih dari USD900. Kenapa iPhone X menggunakan OLED miliknya Samsung?
Melansir Al Jazeera, OLED memiliki kontras yang le bih kuat dan penyerapan yang lebih baik dibandingkan tek nologi latar lain. Namun, banyak pengguna Apple yang mengeluhkan teknologi layar OLED tersebut. Apple langsung mengklarifikasi banyaknya keluhan teknologi tersebut. Apple mengklaim layar OLED mampu menunjukkan perubahan visual yang drastis.
”Itu bisa memberikan persistensi gambar dan menampilkan gambar di layar yang terkadang meninggalkan sisa samar,” papar Apple. Selain soal layar, yang membedakan Samsung dan Apple adalah tombol home. iPhone X ti dak memilikinya.
Samsung pun menghapus tombol home di depan Samsung Galaxy S8 yang dirilis pada April lalu. Baik Apple maupun Samsung meng ganti tombol utama itu dengan cara mereka sendiri.
Apple mengembangkan sistem navigasi baru, sedangkan Ga laxy S8 memutuskan untuk mengimplementasi home button yang sensitif dengan tekanan dan tidak terlihat. Mengenai pengisian baterai nir kabel pada Apple dan Samsung memang bukan hal baru. Itu dikenalkan ponsel Palm pada 2008 dan Lumia milik Nokia pa da 2012.
Samsung merilis peng isian baterai wireless sebelum Apple dengan Galaxy S pada 2013. Kemudian iPhone 8, iPhone 8 plus, dan iPhone X merupakan gawai Apple yang pertama yang menggunakan teknologi tersebut. Sebenarnya, soal rivalitas Apple dan Samsung terlihat dalam pertarungan hak paten sejak 2011. Pada awal 2011 Sam sung mengajukan gugatan hukum melawan Apple di pengadilan Seoul karena pelanggaran paten terkait standar telekomunikasi.
Apple merespons pada Juni 2011 dengan mengajukan gugatan melawan Samsung yang menjiplak desain dan user in terface iPhone dan iPad. Juri persidangan meminta Samsung untuk membayar denda USD930 juta (Rp13,2 triliun) pada persidangan 2012 di San Jose, California. Tapi, Apple gagal membujuk hakim untuk menerbitkan perintah pelarangan penjualan ponsel Samsung.
Pada 2012, Apple dan Samsung dilarang menjual beberapa produk mereka di Korea Selatan karena keduanya saling melanggar hak paten.
Bukan Hanya Samsung
Samsung memang meraih untung besar dengan peningkatan penjualan iPhone X. Tapi, pemasuk perangkat dan komponen teknologi iPhone lain juga mendapatkan keuntungan besar. Fitur terbaru iPhone X, yakni pemindai wajah 3D dan penambangan fungsi realitas, akan meningkatkan pendapatan bagi pemasok Apple. Para analis belum bisa memprediksi siapa pemasok yang mendapatkan keuntungan besar untuk menyuplai baterai, dan memory chips. Kalau layar OLED dipastikan adalah Samsung.
”Apple sepertinya tidak menggunakan pemasok iPhone 7 sebelumnya,” ungkap Jake Saunders, Wakil Presiden ABI Research di Singapura, dilansir BBC.
Untuk model iPhone X, Saun ders mengungkapkan Intel memasok modem yang mengatur lalu lintas data. Intel menjadi pihak pemasok terbesar ketiga. ”Intel memasuki 15% dari peralatan iPhone X,” ung kap Saunders kepada media yang sama.
Kontributor besar lain yang memasok Apple adalah Toshiba dari Jepang, Broadcom and Texas Instrumental dari AS, dan Dialog Semiconductor asal Inggris. Lumentum, perusahaan AS yang memproduksi sensor 3D, juga mendapatkan ke untungan dengan fitur teknologi pemindai wajah.
”Sejak April lalu, kita menerima pesanan untuk teknologi laser senilai USD200 juta (Rp2,8 tri - liun),” ungkap Lumentum. Mereka mengungkap memiliki banyak pelanggan, tetapi banyak analis memperkirakan pesanan dari Apple meningkatkan pendapatan Lumentum. Namun, beberapa pemasok juga dipangkas setelah Apple men desain sendiri kom ponen in ternalnya. Apple men desain prosesor grafis yang lebih cepat, kamera canggih, dan fitur aplikasi realitas.
Sebelumnya, produsen iPhone menggunakan chip graphic dari Imagination Technologies Group, tapi Apple mampu menggunakan teknologinya sendiri. Teknologi fitur realitas merupakan komponen masa depan yang mendapatkan keuntungan besar dengan tender dari Apple.
Menurut Nguyen, pemasok teknologi realitas itu seperti Pokemon Go itu bisa mendapatkan keuntungan besar. ”Masih banyak kesempatan bagi pemasok baru yang fokus pada produk seperti sensor cahaya, penerima cahaya, dan kamera yang menawarkan pengalaman realitas,” ujarnya.
Perakitan Apple dilaksanakan di China. Negara itu menjadi pabrik iPhone terbesar di dunia yang dijalankan perusahaan Taiwan, Foxconn. Kini Apple melirik India. Tahun ini Apple berencana mem pro duk si iPhone di Negara Bagian Karnataka, India Selatan. (Andika Hendra)
Baru-baru ini iPhone X dirilis Apple menjadi ponsel pintar pertama dengan layar OLED, bukan LCD. Samsung juga telah menggunakan layar OLED untuk beberapa produknya.
Saat ini Samsung memonopoli layar OLED di dunia. Akibatnya, Apple pun memiliki pilihan sedikit dan akhirnya memilih Samsung untuk memasok layar OLED. Sebenarnya kesepakatan tersebut bukan kali pertama. Pada awal tahun ini Apple membeli 60 juta layar OLED dari Samsung yang akhirnya menjadi iPhone X.
Berdasarkan laporan ETnews, Apple kelak memesan empat kali lebih banyak di bandingkan pesan an sebelumnya. Mengetahui pesanan melimpah dari Apple, Samsung mempertimbangkan membuka pabrik baru untuk memproses pesanan Apple. Namun, pabrik Samsung saat ini masih mampu memenuhi pesanan Samsung.
Rumor yang berkembang me nyebutkan, Apple akan merilis tiga iPhone baru pada 2018. Dua di antaranya menggunakan layar OLED 5,8 inci dan 6,5 inci. Produk ketiga dikabarkan menggunakan layar LCD de ngan harga yang relatif terjangkau.
Dua iPhone OLED di pastikan akan memaksa Apple membutuhkan lebih banyak OLED. Pabrik elektronik raksasa itu juga membutuhkan layar baru untuk model iPhone X yang akan di jual sepanjang 2018. Untuk itu, penggemar Apple harus berterima kasih kepada Samsung sehingga menjadikan iPhone tetap eksis dan bersaing.
”Konglomerasi Korea Selatan itu menguasai 90% pasar layar OLED. Mereka menjadi pemenang utama pemasok komponen utama iPhone X,” ungkap analis Canalys, TuanAnh Nguyen.
Melansir The Investor, Samsung juga meraih pendapatan dari penjualan produknya sendiri. Samsung diperkirakan akan menjual 21 juta hingga 23 juta unit Galaxy Note 8 dengan nilai jual satuannya mencapai USD929 (Rp12,5 juta). Namun, banyak laporan menyatakan penjualan ponsel pintar Samsung akan mengalami penurunan tahun depan.
Estimasi yang beredar menunjukkan penjualan Samsung menurun hingga 4 juta unit pada 2018 dibandingkan 2017. Sayangnya, Apple tidak ber - ko mentar mengenai hal itu. Samsung juga enggan memberikan konfirmasinya. Baik Apple mau pun Samsung memang merilis ponsel pintar terbaru mereka sebelum musim belanja Natal. Smart phone iPhone X dirilis di AS pa da November dengan harga USD1.000 (Rp13,5 juta). Pada September Samsung merilis Note 8 dengan harga kisaran lebih dari USD900. Kenapa iPhone X menggunakan OLED miliknya Samsung?
Melansir Al Jazeera, OLED memiliki kontras yang le bih kuat dan penyerapan yang lebih baik dibandingkan tek nologi latar lain. Namun, banyak pengguna Apple yang mengeluhkan teknologi layar OLED tersebut. Apple langsung mengklarifikasi banyaknya keluhan teknologi tersebut. Apple mengklaim layar OLED mampu menunjukkan perubahan visual yang drastis.
”Itu bisa memberikan persistensi gambar dan menampilkan gambar di layar yang terkadang meninggalkan sisa samar,” papar Apple. Selain soal layar, yang membedakan Samsung dan Apple adalah tombol home. iPhone X ti dak memilikinya.
Samsung pun menghapus tombol home di depan Samsung Galaxy S8 yang dirilis pada April lalu. Baik Apple maupun Samsung meng ganti tombol utama itu dengan cara mereka sendiri.
Apple mengembangkan sistem navigasi baru, sedangkan Ga laxy S8 memutuskan untuk mengimplementasi home button yang sensitif dengan tekanan dan tidak terlihat. Mengenai pengisian baterai nir kabel pada Apple dan Samsung memang bukan hal baru. Itu dikenalkan ponsel Palm pada 2008 dan Lumia milik Nokia pa da 2012.
Samsung merilis peng isian baterai wireless sebelum Apple dengan Galaxy S pada 2013. Kemudian iPhone 8, iPhone 8 plus, dan iPhone X merupakan gawai Apple yang pertama yang menggunakan teknologi tersebut. Sebenarnya, soal rivalitas Apple dan Samsung terlihat dalam pertarungan hak paten sejak 2011. Pada awal 2011 Sam sung mengajukan gugatan hukum melawan Apple di pengadilan Seoul karena pelanggaran paten terkait standar telekomunikasi.
Apple merespons pada Juni 2011 dengan mengajukan gugatan melawan Samsung yang menjiplak desain dan user in terface iPhone dan iPad. Juri persidangan meminta Samsung untuk membayar denda USD930 juta (Rp13,2 triliun) pada persidangan 2012 di San Jose, California. Tapi, Apple gagal membujuk hakim untuk menerbitkan perintah pelarangan penjualan ponsel Samsung.
Pada 2012, Apple dan Samsung dilarang menjual beberapa produk mereka di Korea Selatan karena keduanya saling melanggar hak paten.
Bukan Hanya Samsung
Samsung memang meraih untung besar dengan peningkatan penjualan iPhone X. Tapi, pemasuk perangkat dan komponen teknologi iPhone lain juga mendapatkan keuntungan besar. Fitur terbaru iPhone X, yakni pemindai wajah 3D dan penambangan fungsi realitas, akan meningkatkan pendapatan bagi pemasok Apple. Para analis belum bisa memprediksi siapa pemasok yang mendapatkan keuntungan besar untuk menyuplai baterai, dan memory chips. Kalau layar OLED dipastikan adalah Samsung.
”Apple sepertinya tidak menggunakan pemasok iPhone 7 sebelumnya,” ungkap Jake Saunders, Wakil Presiden ABI Research di Singapura, dilansir BBC.
Untuk model iPhone X, Saun ders mengungkapkan Intel memasok modem yang mengatur lalu lintas data. Intel menjadi pihak pemasok terbesar ketiga. ”Intel memasuki 15% dari peralatan iPhone X,” ung kap Saunders kepada media yang sama.
Kontributor besar lain yang memasok Apple adalah Toshiba dari Jepang, Broadcom and Texas Instrumental dari AS, dan Dialog Semiconductor asal Inggris. Lumentum, perusahaan AS yang memproduksi sensor 3D, juga mendapatkan ke untungan dengan fitur teknologi pemindai wajah.
”Sejak April lalu, kita menerima pesanan untuk teknologi laser senilai USD200 juta (Rp2,8 tri - liun),” ungkap Lumentum. Mereka mengungkap memiliki banyak pelanggan, tetapi banyak analis memperkirakan pesanan dari Apple meningkatkan pendapatan Lumentum. Namun, beberapa pemasok juga dipangkas setelah Apple men desain sendiri kom ponen in ternalnya. Apple men desain prosesor grafis yang lebih cepat, kamera canggih, dan fitur aplikasi realitas.
Sebelumnya, produsen iPhone menggunakan chip graphic dari Imagination Technologies Group, tapi Apple mampu menggunakan teknologinya sendiri. Teknologi fitur realitas merupakan komponen masa depan yang mendapatkan keuntungan besar dengan tender dari Apple.
Menurut Nguyen, pemasok teknologi realitas itu seperti Pokemon Go itu bisa mendapatkan keuntungan besar. ”Masih banyak kesempatan bagi pemasok baru yang fokus pada produk seperti sensor cahaya, penerima cahaya, dan kamera yang menawarkan pengalaman realitas,” ujarnya.
Perakitan Apple dilaksanakan di China. Negara itu menjadi pabrik iPhone terbesar di dunia yang dijalankan perusahaan Taiwan, Foxconn. Kini Apple melirik India. Tahun ini Apple berencana mem pro duk si iPhone di Negara Bagian Karnataka, India Selatan. (Andika Hendra)
(nfl)