Kaum Adam dan Hawa Rela Obral Data Sensitif di Situs Kencan Online

Kamis, 16 November 2017 - 12:01 WIB
Kaum Adam dan Hawa Rela Obral Data Sensitif di Situs Kencan Online
Kaum Adam dan Hawa Rela Obral Data Sensitif di Situs Kencan Online
A A A
JAKARTA - Cinta itu buta. Pernyataan ini memang benar adanya. Lihat saja bagaimana kaum adam dan hawa rela mengobral hal-hal pribadinya saat menggunakan situs kencan online dengan harapan bisa mendapatkan pasangan.

Penelitian dari Kaspersky Lab menunjukkan,“berbagi” secara berlebihan di situs kencan online dapat berujung pada hal yang mungkin tidak Anda sangka. Tidak hanya membuka kesempatan untuk mendapatkan pasangan, keberanian itu juga dapat membuka pintu bagi para penipu dan penjahat siber untuk beraksi.

Nyatanya 1 dari 10 pengguna situs kencan online (13%) mengakui bahwa mereka berbagi data-data pribadi guna memulai pembicaraan, sehingga menempatkan diri mereka pada situasi yang berisiko. Hal ini mungkin tampak tidak berbahaya dan merupakan cara untuk mendapatkan pasangan dengan lebih cepat.

Namun masih ada pengguna layanan kencan online yang rela membagikan informasi milik mereka yang sangat pribadi dan sensitif tanpa berpikir dua kali. Bahkan banyak yang sengaja mempublikasikannya di profil mereka.

Seperempat pengguna atau 25% mengaku berbagi nama lengkap mereka secara terbuka di profil; 1 dari 10 bahkan berbagi alamat rumah dan rincian tentang pekerjaan atau bertukar rahasia dengan cara ini, dan di proporsi yang sama ada juga berbagi foto telanjang diri mereka di profil, yakni memperlihatkan lebih dari yang mereka sadari.

"Sama seperti Anda yang tidak akan memberi tahu alamat rumah dan nomor telepon kepada orang asing di jalan. Atau saat Anda bertemu pertama kali dengan orang asing tersebut, pengguna situs kencan online seharusnya bertanggung jawab atas keamanan data-data mereka dan tidak menganggapnya sudah aman dan tidak tersentuh dalam situs atau aplikasi. Saran ini tidak hanya berlaku untuk situs kencan online saja, tapi pengguna internet harus melindungi diri dan informasi pribadi mereka secara online di mana pun mereka berada," Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab di Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Mochola menjelaskan, pengguna cenderung memberikan informasi pribadi tersebut kepada mereka yang cocok dengan mereka di dunia kencan online. Sebanyak 16% memberikan rincian pribadi ke pasangan yang cocok tersebut, dengan satu dari sepuluh melakukannya hanya dalam hitungan beberapa menit atau jam setelah berkenalan. Sebanyak 15% mengatakan kepada orang-orang ini hal-hal yang memalukan tentang diri mereka sendiri dan 14% memberikan foto-foto pribadi atau foto diri mereka sendiri kepada pasangan yang "cocok".

Padahal jika jatuh ke tangan yang salah, informasi ini dapat digunakan untuk mengeksploitasi pengguna dengan cara mengakses akun dan perangkat mereka, atau bahkan untuk tujuan pemerasan dimana penjahat siber menuntut uang dari korbannya.

Di samping kebutuhan untuk berbagi begitu banyak informasi, lanjut dia, sebagai pengguna internet aktif, orang-orang yang melakukan kencan online kemungkinan terkena ancaman siber lebih sering. Penelitian menunjukkan bahwa 41% individu yang menggunakan kencan online mengalami beberapa bentuk insiden keamanan TI, seperti perangkat atau akun diretas atau ditargetkan oleh ransomware dibandingkan dengan 20% orang yang tidak melakukan kencan online. Oleh karena itu, mereka lebih rentan dan rentan diserang.

Hal ini berujung pada keprihatinan dan pengguna kencan online semakin merasa khawatir akan keselamatannya saat melakukan kencan online. Sebanyak 63% merasa khawatir terhadap perangkat yang mereka gunakan untuk kencan online terinfeksi dan 61% khawatir tentang data-data mereka dicuri atau bocor dari aplikasi kencan atau layanan itu sendiri.

Yang mengejutkan ada 55% pengguna mengalami beberapa bentuk ancaman atau masalah saat melakukan kencan online, mulai dari ancaman online hingga offline. Tetapi terlepas dari semua ini, masih sedikitnya pengguna situs kencan online yang menggunakan metode sederhana guna melindungi dirinya sendiri. "Hanya 21% yang tidak mengizinkan aplikasi kencan untuk mengakses data-data di perangkat mereka dan hanya 27% menggunakan solusi keamanan atau antivirus," pungkasnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0714 seconds (0.1#10.140)
pixels