Waspada, Hacker Diyakini Mampu Mematai-matai Melalui Webcam
A
A
A
JAKARTA - Sebuah survei dari Avast, perusahaan yang bergerak dibidang keamanan digital menemukan bahwa 61,7% orang Indonesia khawatir hacker dapat memata-matai mereka melalui kamera komputernya. Kekhawatiran itu sendiri adalah hal yang wajar.
Terlebih, alat meng-hack webcam komputer tersedia secara regular maupun darknet. Bahkan dalam beberapa kasus tersedia gratis.
Meskipun banyak komputer telah dilengkapi lampu yang mengindikasikan webcam telah diaktifkan, nyatanya ada alat yang dapat membuat lampu webcam menjadi tidak aktif. Berdasarkan survei online, yang dilakukan Avast pada Oktober lalu menunjukkan bahwa orang Indonesia sangat sadar bahwa peretas dapat memata-matai mereka tanpa mengaktifkan lampu indikator webcam-nya.
Secara global, dua dari setiap lima (40%) responden tidak menyadari adanya ancaman tersebut. Sementara setengah (50,20%) orang Indonesia mengklaim bahwa mereka mengetahui kemungkinan tersebut.
Banyak kasus yang dialami, seperti mantan Direktur FBI James Comey dan CEO Facebook Mark Zuckerburg, secara fisik menutup webcam untuk mencegah mata-mata yang tidak diinginkan menyaksikannya. Walaupun ada kekhawatiran tinggi, hanya 31,32% orang Indonesia secara fisik menutupi webcam komputer mereka.
"Menutup webcam adalah awal yang baik, tetapi seringkali merepotkan orang yang sering menggunakan kamera komputer mereka," kata Ondrej Vlcek, CTO, EVP and GM Consumer Business di Avast, Rabu (25/10/2017).
Solusi Avast mengakhiri mata-mata webcam untuk selamanya adalah dengan cara memblokir malware dan aplikasi yang tidak tepercaya dari pembajakan webcam. Selanjutnya, pengguna memiliki pilihan untuk memaksa semua aplikasi meminta izin mereka terlebih dahulu sebelum mereka dapat mengakses webcam komputer. Fitur Webcam Shield ada didalam produk Avast Premier dan Webcam Protection terdapat di AVG Internet Security.
Terlebih, alat meng-hack webcam komputer tersedia secara regular maupun darknet. Bahkan dalam beberapa kasus tersedia gratis.
Meskipun banyak komputer telah dilengkapi lampu yang mengindikasikan webcam telah diaktifkan, nyatanya ada alat yang dapat membuat lampu webcam menjadi tidak aktif. Berdasarkan survei online, yang dilakukan Avast pada Oktober lalu menunjukkan bahwa orang Indonesia sangat sadar bahwa peretas dapat memata-matai mereka tanpa mengaktifkan lampu indikator webcam-nya.
Secara global, dua dari setiap lima (40%) responden tidak menyadari adanya ancaman tersebut. Sementara setengah (50,20%) orang Indonesia mengklaim bahwa mereka mengetahui kemungkinan tersebut.
Banyak kasus yang dialami, seperti mantan Direktur FBI James Comey dan CEO Facebook Mark Zuckerburg, secara fisik menutup webcam untuk mencegah mata-mata yang tidak diinginkan menyaksikannya. Walaupun ada kekhawatiran tinggi, hanya 31,32% orang Indonesia secara fisik menutupi webcam komputer mereka.
"Menutup webcam adalah awal yang baik, tetapi seringkali merepotkan orang yang sering menggunakan kamera komputer mereka," kata Ondrej Vlcek, CTO, EVP and GM Consumer Business di Avast, Rabu (25/10/2017).
Solusi Avast mengakhiri mata-mata webcam untuk selamanya adalah dengan cara memblokir malware dan aplikasi yang tidak tepercaya dari pembajakan webcam. Selanjutnya, pengguna memiliki pilihan untuk memaksa semua aplikasi meminta izin mereka terlebih dahulu sebelum mereka dapat mengakses webcam komputer. Fitur Webcam Shield ada didalam produk Avast Premier dan Webcam Protection terdapat di AVG Internet Security.
(mim)