Didesak untuk Lebih Sensitif, Twitter Siap Ketatkan Kebijakan

Rabu, 18 Oktober 2017 - 22:01 WIB
Didesak untuk Lebih...
Didesak untuk Lebih Sensitif, Twitter Siap Ketatkan Kebijakan
A A A
NEW YORK - CEO Twitter Jack Dorsey berjanji akan memperketat aturan terhadap jejaring sosial miliknya. Hal ini sesuai dengan lampiran email yang telah dikirimkan ke dewan keamanan belum lama ini.

Email tersebut berisi rencana Twitter untuk memperlakukan simbol kebencian sebagai “media sensitif”. Namun seperti apa simbol kebencian yang dimaksudkan, Twitter tidak dirinci dalam email-nya.

Dua kategori baru lainnya yang beredar di Twitter seperti Kelompok kekerasan atau organisasi yang menggunakan kekerasan untuk kepentingan tertentu, serta men-tweet kekerasan. Perusahaan mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil tindakan terhadap ancaman yang membahayakan pengguna.

Meski begitu, bagian dari update kebijakan Twitter tersebut akan menindak tweet yang dianggap mengancam, meski bahasanya masih tampak samar. Update kebijakan ini disebut akan dirilis dalam beberapa minggu mendatang.

“Kami berharap pendekatan kami dan perubahan yang akan datang, serta kolaborasi kami dengan Dewan Kepercayaan dan Keselamatan, menunjukkan betapa seriusnya kami memikirkan kembali peraturan kami," bunyi pernyataan Twitter, dilansir dari CNN, Rabu (18/10/2017)

Hal ini sebenarnya dilakukan setelah sebuah protes muncul dari beberapa pengguna. Pekan lalu, aktris Rose McGowan diblokir sementara karena dinilai melanggar kebijakan Twitter dimana ia mencantumkan nomor pribadi seseorang seperti disebut Twitter.

Hal ini rupanya mengundang reaksi dari berbagai pengguna lain yang tak menilai tindakan Twitter tidak tepat. Rose McGowan sendiri men-tweet atas pembelaan sebuah skandal seksual. Alhasil netizen perempuan menyuarakan tweet bertanda pagar (tagar/hastag) #WomenBoycottTwitter untuk mendukung Rose McGowan.

Ini merupakan keluhan terbaru dari pengguna kepada Twitter. Microblogging itu sendiri telah lama dikritik karena tdak mengambil tindakan efektif terhadap hate speech di platform-nya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6032 seconds (0.1#10.140)