Teknologi 4G di Indonesia Hanya Dipakai untuk Hiburan

Selasa, 19 September 2017 - 21:01 WIB
Teknologi 4G di Indonesia...
Teknologi 4G di Indonesia Hanya Dipakai untuk Hiburan
A A A
BANDUNG - Perkembangan teknologi 4G belum memberi manfaat signifikan bagi kemajuan dan ekonomi masyarakat Indonesia. Kecepatan akses internet, saat ini masih banyak dipakai untuk kepentingan hiburan.

Chairman of Mastel Institut yang juga pengamat telekomunikasi Nonot Harsono mengatakan, kecepatan akses internet berteknologi 4G sekitar 80%-nya masih digunakan untuk keperluan hiburan. Seperti mengakses media sosial, Youtube, dan lainnya.

Sementara, akses untuk kepentingan ekonomi atau menunjang perkembangan masyarakat masih sangat minim. Penggunaan aplikasi angkutan online pun masih sangat minim dan terbatas di kota besar saja.

"Munculnya penjualan online di sisi lain menimbulkan efek pengangguran. Namun kecepatan teknologi 4G 80%-nya masih dipakai hiburan. Tak hanya destruction, mestinya internet mampu mendorong ekonomi masyarakat," jelas dia saat hadir pada acara Obrolan Telko di Madame Sisca, Bandung, Selasa (19/9/2017).

Menurut dia, pemerintah selalu menyerahkan perkembangan teknologi kepada kemanisme pasar. Padahal, belum tentu semua masyarakat memanfaatkan secara maksimal teknologi itu. Mestinya, pemerintah membuat regulasi mengatur penggunaan teknologi seperti 4G.

Nonot mencontohkan, penggunaan jaringan 4G bisa dikhususkan untuk mendigitalisasi nelayan, UKM, atau akses Kartu Indonesia Pintar. "Idealnya negara punya manajemen teknologi. Bagaimana teknologi untuk kemakmuran bangsa," kata dia.

Menurut dia, kendati operator telekomunikasi telah menyediakan jaringan 4G, namun penetrasi penggunaan jaringan internet berkecapatan tinggi itu masih minim. Hal itu terlihat dengan masih mendominasinya penggunaan handphone standar atau bukan smartphone.

Merujuk pada data sejumlah kalangan, lanjut Nonot, populasi pengguna smartphone di Indonesia sekitar 35% dari total user. Dari jumlah itu, 50% masih menggunakan teknologi 2G, sisanya 4G dan 3G. Namun dia belum bisa memastikan berapa jumlah user dimaksud. Karena operator menghitung berdasarkan penjualan sim card.

Sementara itu, Ketua Program Studi Telekomunikasi ITB Ian Joseph Matheus Edward mengatakan, banyak persoalan terkait IT dan produknya yang mestinya mendapat perhatian pemerintah. Terutama terkait dampak ekonomi yang mestinya dirasakan masyarakat atas perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia.

Bukan justru sebaliknya, teknologi komunikasi palah menyebabkan munculnya pengangguran. Penjualan online misalnya, menggerus bisnis ritel langsung. Akibatnya toko dan mal mengalami penurunan penjualan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6739 seconds (0.1#10.140)