LG Tinggalkan Teknologi Konvensional

Rabu, 12 April 2017 - 09:25 WIB
LG Tinggalkan Teknologi Konvensional
LG Tinggalkan Teknologi Konvensional
A A A
JAKARTA - Pabrikan Korea Selatan (Korsel), LG telah membenamkan teknologi inverter pada setiap produknya. Melalui teknologi tersebut perangkat home appliance milik LG mampu menghemat listrik sekaligus memberikan kemudahaan dalam penggunaan.

Pemerintah berharap apa yang dilakukan LG Electronics Indonesia bisa memacu perusahaan elektronik lain untuk berbuat sama. Yakni, menghasilkan perangkat rumah tangga berteknologi hemat energi dan ramah lingkungan.

Pada awal kuartal kedua 2017, PT LG Electronics Indonesia menyatakan sudah meninggalkan teknologi konvesionalnya dalam memproduksi home appliance. Mereka kini fokus pada penggunaan teknologi teknologi inverternya.

Jika teknologi inverter yang lain hanya mampu menghemat energi di bawah 60%, perangkat LG diklaim terbukti hemat energi listrik hingga 70%. “Kami tidak hanya memberikan keuntungan hemat energi tapi juga memberikan pengguna kemudahaan untuk menggunakannya,” Presiden Direktur PT LG Electronics Indonesia Jaeyoung Lee kepada wartawan.

Salah satu perangkat yang dihadirkan adalah AC LG Dual Cool Series. Line produk ini diharapkan mendobrak pandangan masyarakat yang cenderung melihat AC inverter hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu yakni pasar premium. AC inverter awalnya hadir sebagai inovasi bagi penyejuk ruangan yang hemat listrik, tapi tetap memberikan proses pendinginan lebih cepat.

Diperkenalkan di Indonesia, AC LG Dual Cool series akan menjadi AC inverter pertama dengan pilihan kapasitas pendinginan paling luas mulai ½ PK, ¾ PK, 1 PK, 1½ PK hingga 2 PK.

“Hadir dengan membawa dua keunggulan utama yaitu Jet Cool dan Multi Watt Option. Melalui keduanya, perangkat dapat menawarkan proses pendinginan yang lebih cepat hingga 30% dan 70% lebih hemat listrik ketimbang AC konvensional,” ujar Arief Sasono Aji, Product Marketing Head Residential AC PT LG Electronics Indonesia.

Sementara itu, Director of Electric Power and Energy Studies Universitas Indonesia, Prof Iwa Garniwa Mulyana mengatakan, sangat sulit mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia yang cenderung boros energi. Padahal, sesuai statistik yang ada keberadaan cadangan sumber energi fosil secara nasional terancam habis bila tak ada ladang minyak atau gas baru.

“Bahan bakar minyak terancam habis dalam 12 tahun ke depan, gas bumi bisa habis dalam 45 tahun lagi, dan batubara terkuras tuntas dalam 80 tahun ke depan. Jadi budaya hemat energi harus segera dimulai,” kata Iwa.

Namun mengubah budaya dari tak peduli energi menjadi hemat energi sangatlah sulit. Karena itu, mengubah budaya negatif tersebut membutuhkan teknologi yang menyokongnya.

“Apa yang diterapkan LG dalam produk elektronik rumah tangganya patut diapresiasi. Sebab dengan teknologi, secara tidak sadar yang bersangkutan sudah menghemat energi. Ditambah konsumsi listrik tertinggi di Indonesia adalah rumah tangga. Jadi mengawali hemat energi dari lingkungan rumah tangga adalah tepat,” ungkap Guru Besar Fakultas Teknik UI ini.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1867 seconds (0.1#10.140)