Pemikiran Keliru Hancurkan Harapan Korban Kejahatan Siber Keuangan

Rabu, 22 Februari 2017 - 09:03 WIB
Pemikiran Keliru Hancurkan...
Pemikiran Keliru Hancurkan Harapan Korban Kejahatan Siber Keuangan
A A A
JAKARTA - Setiap tahun ribuan pengguna internet menjadi korban kejahatan siber yang membuat mereka kehilangan banyak dana. Penelitian dari Kaspersky Lab menunjukkan bahwa lebih dari setengah (52%) pengguna internet yang pernah kehilangan uang karena ulah penjahat siber berakhir dengan tidak pernah kembalinya dana yang dicuri.

Dengan kecanggihan serta berbagai bentuk ancaman keuangan online terhadap konsumen yang terus tumbuh, kini kerugian yang dialami tiap tahunnya dari aksi dari penipuan online, pencurian identitas dan hacking bisa mencapai hingga miliaran. Dengan banyaknya kasus yang tidak dilaporkan, maka jumlah dana yang sebenarnya dikeluarkan kemungkinan secara signifikan bisa lebih tinggi.

"Penjahat siber terus mencari cara-cara terbaru untuk mengeksploitasi dan menipu konsumen dan itulah mengapa penting sekali bagi pengguna internet agar mereka tetap waspada. Para penjahat siber bisa melakukan kejahatan keuangan melalui malware, phishing dan yang lainnya. Jika Anda menjadi target dan dana Anda dicuri, jangan pernah beranggapan bahwa Anda akan selalu mendapatkan kembali secara utuh dana tersebut," ujar Vyacheslav Zakorzhevsky, Head of the Anti-Malware Research Team di Kaspersky Lab, dalam keterangan resminya, Selasa (21/2/2017).

Dari penelitian terungkap betapa mahalnya akibat yang ditimbulkan serangan ini terhadap pengguna internet, dan betapa menariknya dana yang besar ini bagi para penjahat siber. Rata-rata, pengguna internet bisa kehilangan dana mulai dari US$476 per serangan dan bahkan satu dari sepuluh orang yang disurvei mengatakan mereka kehilangan lebih dari US$ 5.000.

Sebagian besar pengguna internet mengatakan mereka melakukan aktivitas keuangan online (81%) dan hanya di bawah setengah (44%) menyimpan data keuangan pada perangkat yang terkoneksi internet. Karena semakin banyaknya pengguna yang mengelola keuangan mereka secara online, maka semakin banyak pula penjahat siber yang mencari peluang untuk mendapatkan dana, sehingga penting bagi pengguna untuk memiliki keamanan internet yang kuat dan mumpuni untuk melindungi diri mereka sendiri serta dana mereka. Namun demikian, hanya 60% dari pengguna internet yang melindungi semua perangkat mereka.

Perilaku terhadap keamanan online dipengaruhi oleh pemikiran keliru, pengguna menganggap dana yang hilang akan otomatis dikembalikan kepada mereka. Hampir setengah (45%) mengatakan bahwa mereka beranggapan dana yang hilang tersebut akan diganti oleh pihak bank, dikarenakan tindak kejahatan siber keuangan, tanpa masalah. Tetapi hasil survei menunjukkan, lebih dari setengah (52%) pengguna yang terkena imbas dari aksi tersebut tidak menerima kembali keseluruhan dana mereka yang dicuri.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0707 seconds (0.1#10.140)