WhatsApp Tegaskan Soal Keamanan Tidak Ada 'Pintu Belakang'
A
A
A
CALIFORNIA - Pengguna WhatsApp mendadak panik pada Jumat (13/1), setelah ada sebuah laporan yang menyatakan bahwa layanan WhatsApp memiliki “backdoor” alias pintu belakang yang memungkinkan pesan dapat disadap.
Laporan yang ditulis Guardian, mengatakan “keamanan backdoor” dapat memungkinkan pemerintah untuk mencegat pesan dalam WhatsApp.
Media yang berbasis di London, Inggris itu, mengutip kerentanan WhatsApp dari sebuah posting blog Tobias Boelter, yang menjelaskan bagaimana struktur keamanan WhatsApp berpotensi dapat memungkinkan seseorang mencegat pesan dengan berpura-pura menjadi penerima.
Bahkan, kerentanan ini disebut adalah pilihan desain yang dibuat oleh WhatsApp sehingga chatting dapat mengalir tanpa gangguan.
Namun para ahli kriptografi dan WhatsApp menampik postingan Boelter. Dan menyebut klaim tersebut palsu. WhatsApp mengatakan aplikasi mereka aman.
Melansir dari CNN, Sabtu (14/1/2017), WhatsApp mengatakan mereka mengenkripsi pesan pada perangkat. Jadi, ketika pesan dikirim ke penerima yang baru saja mendapat telepon baru atau telah menginstal aplikasi, pesan tersebut mengapung di data WhatsApp, kemudian sampai perangkat penerima diaktifkan dan kemudian pesan tersebut disampaikan.
“WhatsApp tidak memberikan pemerintah "backdoor" ke dalam sistem dan akan melawan setiap permintaan pemerintah untuk membuat pintu belakang. Keputusan desain ini untuk mencegah jutaan pesan hilang dan menjawab berita Guardian. WhatsApp menawarkan pemberitahuan keamanan untuk mengingatkan pengguna mengenai potensi risiko keamanan,” ujar juru bicara perusahaan seperti dilansir TechCrunch, Sabtu (14/1/2017).
Laporan yang ditulis Guardian, mengatakan “keamanan backdoor” dapat memungkinkan pemerintah untuk mencegat pesan dalam WhatsApp.
Media yang berbasis di London, Inggris itu, mengutip kerentanan WhatsApp dari sebuah posting blog Tobias Boelter, yang menjelaskan bagaimana struktur keamanan WhatsApp berpotensi dapat memungkinkan seseorang mencegat pesan dengan berpura-pura menjadi penerima.
Bahkan, kerentanan ini disebut adalah pilihan desain yang dibuat oleh WhatsApp sehingga chatting dapat mengalir tanpa gangguan.
Namun para ahli kriptografi dan WhatsApp menampik postingan Boelter. Dan menyebut klaim tersebut palsu. WhatsApp mengatakan aplikasi mereka aman.
Melansir dari CNN, Sabtu (14/1/2017), WhatsApp mengatakan mereka mengenkripsi pesan pada perangkat. Jadi, ketika pesan dikirim ke penerima yang baru saja mendapat telepon baru atau telah menginstal aplikasi, pesan tersebut mengapung di data WhatsApp, kemudian sampai perangkat penerima diaktifkan dan kemudian pesan tersebut disampaikan.
“WhatsApp tidak memberikan pemerintah "backdoor" ke dalam sistem dan akan melawan setiap permintaan pemerintah untuk membuat pintu belakang. Keputusan desain ini untuk mencegah jutaan pesan hilang dan menjawab berita Guardian. WhatsApp menawarkan pemberitahuan keamanan untuk mengingatkan pengguna mengenai potensi risiko keamanan,” ujar juru bicara perusahaan seperti dilansir TechCrunch, Sabtu (14/1/2017).
(ven)