Bocah Enam Tahun Berhasil Bobol Sistem Keamanan iPhone
A
A
A
ARKANSAS - Teknologi Touch ID milik iPhone kerap kali disebut sebagai yang teraman untuk saat ini. Pasalnya dengan fitur pemindai sidik jari yang disematkan membuat perangkat besutan Apple ini sulit untuk dibobol.
Baru-baru ini hal tersebut pun terbantahkan, seorang anak berumur enam tahun di Arkansas, Amerika Serikat berhasil membuka iPhone milik ibunya yang terkunci fitur Touch ID. Menariknya lagi, bocah bernama Ashlynd ini membelanjakan hadiah natal melalui ponsel ibunya. Alhasil sang ibu harus merelakan uangnya terpakai sekitar USD 250 atau setara dengan Rp3,3 juta untuk membeli barang-barang berbau Pokemon di Amazon.
Dilansir dari BGR, Rabu (28/12/2016), ternyata Ashlynd bukanlah anak yang mahir untuk membobol sistem keamanan. Hanya saja anak ini memanfaatkan jari ibunya yang sedang tertidur untuk membuka iPhone.
Ibu dari Ashlynd sendiri sempat mengira dirinya menjadi korban peretasan. Namun belakangan dia sadar bahwa pelaku pembobolan iPhone miliknya adalah anaknya sendiri.
Meski telah terbukti, sang anak ternyata tidak merasa bersalah atas apa yang telah dilakukan. Justru Ashlynd bangga dan senang karena barang yang dipesannya akan segera dikirim kerumah.
Persoalan semacam ini sebenarnya sudah banyak sitemukan dari para pengguna iPhone ataupun perangkat lain yang memiliki fitur serupa. Maka tidak sedikit pengguna yang meminta perusahaan teknologi untuk menerapkan notifikasi ketika ada transaksi tidak biasa.
Baru-baru ini hal tersebut pun terbantahkan, seorang anak berumur enam tahun di Arkansas, Amerika Serikat berhasil membuka iPhone milik ibunya yang terkunci fitur Touch ID. Menariknya lagi, bocah bernama Ashlynd ini membelanjakan hadiah natal melalui ponsel ibunya. Alhasil sang ibu harus merelakan uangnya terpakai sekitar USD 250 atau setara dengan Rp3,3 juta untuk membeli barang-barang berbau Pokemon di Amazon.
Dilansir dari BGR, Rabu (28/12/2016), ternyata Ashlynd bukanlah anak yang mahir untuk membobol sistem keamanan. Hanya saja anak ini memanfaatkan jari ibunya yang sedang tertidur untuk membuka iPhone.
Ibu dari Ashlynd sendiri sempat mengira dirinya menjadi korban peretasan. Namun belakangan dia sadar bahwa pelaku pembobolan iPhone miliknya adalah anaknya sendiri.
Meski telah terbukti, sang anak ternyata tidak merasa bersalah atas apa yang telah dilakukan. Justru Ashlynd bangga dan senang karena barang yang dipesannya akan segera dikirim kerumah.
Persoalan semacam ini sebenarnya sudah banyak sitemukan dari para pengguna iPhone ataupun perangkat lain yang memiliki fitur serupa. Maka tidak sedikit pengguna yang meminta perusahaan teknologi untuk menerapkan notifikasi ketika ada transaksi tidak biasa.
(dol)