Komputasi Awan Mendukung Agen Travel Bertransformasi Secara Digital

Selasa, 20 Desember 2016 - 16:16 WIB
Komputasi Awan Mendukung...
Komputasi Awan Mendukung Agen Travel Bertransformasi Secara Digital
A A A
JAKARTA - Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) menyatakan terdapat 7.000 perusahaan travel yang telah terdaftar di Indonesia pada 2016, jumlah ini meningkat 75% dibandingkan 2013 dengan 4.000 perusahaan. Pesatnya pertumbuhan ini mendorong perusahaan travel untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasional perusahaan agar tetap mampu bersaing.

Menjawab akan kebutuhan tersebut PT Reka Sinergi Pratama memperkenalkan Opsigo, sebuah online booking tools yang mengintegrasikan data dari berbagai vendor biro perjalanan seperti airlines, hotel, car rental, dan paket tour.

"Industri travel merupakan industri kedua tertinggi yang menerapkan teknologi di dalam kegiatan bisnis, setelah industri finansial dan perbankan. Serupa dengan industri perbankan yang kini lebih mengandalkan mesin ATM dibandingkan teller, maka industri travel juga mulai mengurangi ketergantungan proses kerja tenaga ticketing dan menggantinya dengan sistem online booking tools," ujar Chief Executive Officer, PT Reka Sinergi Pratama, Edward Nelson Jusuf, dalam keterangan resminya, Selasa (20/12/2016).

Dalam hal ini Opsigo menawarkan dua produk yang disesuaikan dengan skala bisnis biro perjalanan. Untuk perusahaan yang lebih kecil dapat menggunakan Opsigo Lite dengan biaya bulanan sebesar Rp2.000.000,- (di dalamnya sudah termasuk 500 transaksi ticketing), sedangkan untuk skala bisnis yang lebih besar dapat menggunakan Opsigo dengan biaya bulanan sebesar Rp3.000.000,- (di dalamnya sudah termasuk 1.000 transaksi ticketing). Kelebihan tiket yang diterbitkan akan dikenakan biaya transaksi tambahan.

Dalam hal ini Opsigo memanfaatkan teknologi komputasi awan Microsoft Azure sebagai mesin virtual (Virtual Machine) untuk memproses setiap transaksi serta menyimpan data transaksi.

"Microsoft Azure memberikan kemampuan skalabilitas yang sangat fleksibel di mana proses auto scale akan disesuaikan dengan banyaknya jumlah transaksi yang dilakukan. Di saat transaksi sedikit, server pun akan melakukan optimalisasi dengan mengurangi kemampuannya. Di saat transaksi meningkat, kemampuan komputasi akan meningkat sejalan dengan kapasitas yang diperlukan. Dengan demikian, biaya operasional kami dapat ditekan secara optimal," ungkap Edward.
(dol)
Berita Terkait
Antisipasi Hoaks dengan...
Antisipasi Hoaks dengan Memeriksa Fakta dan Berita di Internet
Berbekal eSIM Traveling...
Berbekal eSIM Traveling 5G, Liburan di Luar Negeri Makin Mudah Akses Internet
Menjaga Stabilitas Jaringan...
Menjaga Stabilitas Jaringan lewat Netmonk Internet Quality 
Serba 99 Ribu Ditambah...
Serba 99 Ribu Ditambah Cashback, Promo Kuota Internet Siap Diserbu di Aplikasi MotionPay!
Pemda Dinilai Bikin...
Pemda Dinilai Bikin Mahal Biaya Akses Internet di Indonesia
Apjatel Ungkap Penyebab...
Apjatel Ungkap Penyebab Tingginya Biaya Akses Internet di Daerah
Berita Terkini
Raksasa Teknologi Terguncang:...
Raksasa Teknologi Terguncang: Apple Kehilangan USD300 Miliar Akibat Tarif Trump
1 hari yang lalu
Perbandingan Nintendo...
Perbandingan Nintendo Switch 2 dan Nintendo Switch: Harga, Spesifikasi, Desain, dan Fitur
1 hari yang lalu
Inilah Rusa Kutub Belang...
Inilah Rusa Kutub Belang Langka Norwegia yang Menghebohkan Dunia
1 hari yang lalu
Fosil Hewan Tertua di...
Fosil Hewan Tertua di Dunia Dickinsonia Ini Berumur 558 Juta Tahun!
1 hari yang lalu
Daftar Terlengkap Game...
Daftar Terlengkap Game Nintendo Switch 2 2025: Tanggal Rilis, Harga, dan Fitur
1 hari yang lalu
Alasan Jangan FOMO Pre-Order...
Alasan Jangan FOMO Pre-Order Nintendo Switch 2 Sekarang!
1 hari yang lalu
Infografis
3 Negara yang Mendukung...
3 Negara yang Mendukung Rusia jika Perang Dunia III Terjadi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved