Ramai Berita Hoax, Ini Jawaban Google Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Berita palsu (Hoax) kini semakin banyak berseliweran di internet yang terkadang menimbulkan dampak yang negatif bagi masyarakat. Bahkan tidak sedikit berita yang bersifat provokatif untuk menebar kebencian.
Dalam hal ini tentu saja perlu adanya pencegahan dari pihak-pihak terkait guna melakukan filter berita Hoax agar tidak semakin meresahkan. Hadir dalam acara Year in Search 2016, salah satu raksasa teknologi dunia maya, Google memberikan tanggapannya.
Managing Director Google Indonesia, Tony Keusgen mengungkapkan, Google cukup memberikan kontribusi terhadap isu seperti ini. Hanya saja Google belum dapat mengontrol secara penuh informasi yang disebar. Pasalnya posisi Google saat ini hanya sebagai penghimpun.
"Memang ada beberapa pihak yang menyebar informasi hoax, semuanya dikumpulkan Google. Sampai saat ini, kami akui belum bisa mengontrol itu semua," ujar Keusgen, di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Sementara itu Putri Silalahi, Products Communication Lead Google Indonesia mengatakan bahwa Google memiliki beberapa tools bermanfaat yang dapat digunakan pengguna.
"Kita mengandalkan Flag dari para user. Flag biasa digunakan untuk melaporkan konten negatif. Jika laporan telah terproses, link akan langsung di-block," ungkapnya.
Selain mengandalkan flag, Google juga mendorong para publisher untuk mendaftarkan perusahaan mereka agar dapat terverifikasi. Sebab, media yang sudah terverifikasi dapat menjadi sumber berita terpercaya bagi netizen Indonesia.
Terakhir, dirinya mengharapkan agar media dapat menjadi penyedia sumber informasi terpercaya bagi masyarakat. "Google dan Media harus saling bekerjasama untuk menciptakan ekosistem yang baik," tandasnya.
Dalam hal ini tentu saja perlu adanya pencegahan dari pihak-pihak terkait guna melakukan filter berita Hoax agar tidak semakin meresahkan. Hadir dalam acara Year in Search 2016, salah satu raksasa teknologi dunia maya, Google memberikan tanggapannya.
Managing Director Google Indonesia, Tony Keusgen mengungkapkan, Google cukup memberikan kontribusi terhadap isu seperti ini. Hanya saja Google belum dapat mengontrol secara penuh informasi yang disebar. Pasalnya posisi Google saat ini hanya sebagai penghimpun.
"Memang ada beberapa pihak yang menyebar informasi hoax, semuanya dikumpulkan Google. Sampai saat ini, kami akui belum bisa mengontrol itu semua," ujar Keusgen, di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Sementara itu Putri Silalahi, Products Communication Lead Google Indonesia mengatakan bahwa Google memiliki beberapa tools bermanfaat yang dapat digunakan pengguna.
"Kita mengandalkan Flag dari para user. Flag biasa digunakan untuk melaporkan konten negatif. Jika laporan telah terproses, link akan langsung di-block," ungkapnya.
Selain mengandalkan flag, Google juga mendorong para publisher untuk mendaftarkan perusahaan mereka agar dapat terverifikasi. Sebab, media yang sudah terverifikasi dapat menjadi sumber berita terpercaya bagi netizen Indonesia.
Terakhir, dirinya mengharapkan agar media dapat menjadi penyedia sumber informasi terpercaya bagi masyarakat. "Google dan Media harus saling bekerjasama untuk menciptakan ekosistem yang baik," tandasnya.
(dol)