Facebook dan Google Bertekad Perangi Berita Palsu
A
A
A
LOS ANGELES - Dituding membiarkan berita dan iklan bohong, Facebook dan Google akan mengeluarkan kebijakan dengan cara memblokir iklan dan berita yang tak sesuai dengan faktanya. Psalnya konten palsu dan menyesatkan hanya bertujuan mendapatkan uang dari iklan atau ads dari Google.
Seperti yang dikutip dari PC World, Google dan Facebook mengumumkan kebijakan baru mereka perihal ads atau iklan yang terpasang di situs website. Dalam kebijakan terbarunya, situs website yang memiliki konten pemberitaan palsu atau menyesatkan tak akan bisa lagi menggunakan layanan iklan milik dua raksasa internet tersebut,
Perubahan kebijakan Mesin Pencari Google dan Facebook ini ialah imbas dari kejadian pemilihan presiden Amerika Serikat ke-45 pekan lalu.
Bos Mark Zuckerberg rupanya merasa kurang puas. Belum lama ini Mark melakukan inisiatif dengan menggandeng para komunitas untuk menyaring berita palsu.
"Saya percaya komunitas dapat membantu kami untuk memberitahukan pada kami konten mana yang berharga. Tapi saya juga percaya, kita juga harus dapat menjadi 'wasit' dari kebenaran diri kita sendiri," ujar Mark.
Meski begitu diakui membedakan sebuah kebenaran sebuah berita tidaklah mudah. Menurut Mark, menentukan sebuah kebenaran sangatlah rumit.
"Beberapa informasi palsu memang bisa dibuang seluruhnya, tapi tidak dengan konten dari sumber terpercaya. Konten dari sumber mainstream terkadang memberikan gagasan dasar yang benar tapi detail informasinya salah," ungkapnya.
Pasca kemenangan Donald Trump, jejaring sosial ini memang tengah menjadi sorotan. Fitur News Feed yang bekerja untuk menampilkan konten-konten terpopuler dan dianggap cocok dengan penggunanya dianggap tidak memberikan informasi berimbang.
Seperti yang dikutip dari PC World, Google dan Facebook mengumumkan kebijakan baru mereka perihal ads atau iklan yang terpasang di situs website. Dalam kebijakan terbarunya, situs website yang memiliki konten pemberitaan palsu atau menyesatkan tak akan bisa lagi menggunakan layanan iklan milik dua raksasa internet tersebut,
Perubahan kebijakan Mesin Pencari Google dan Facebook ini ialah imbas dari kejadian pemilihan presiden Amerika Serikat ke-45 pekan lalu.
Bos Mark Zuckerberg rupanya merasa kurang puas. Belum lama ini Mark melakukan inisiatif dengan menggandeng para komunitas untuk menyaring berita palsu.
"Saya percaya komunitas dapat membantu kami untuk memberitahukan pada kami konten mana yang berharga. Tapi saya juga percaya, kita juga harus dapat menjadi 'wasit' dari kebenaran diri kita sendiri," ujar Mark.
Meski begitu diakui membedakan sebuah kebenaran sebuah berita tidaklah mudah. Menurut Mark, menentukan sebuah kebenaran sangatlah rumit.
"Beberapa informasi palsu memang bisa dibuang seluruhnya, tapi tidak dengan konten dari sumber terpercaya. Konten dari sumber mainstream terkadang memberikan gagasan dasar yang benar tapi detail informasinya salah," ungkapnya.
Pasca kemenangan Donald Trump, jejaring sosial ini memang tengah menjadi sorotan. Fitur News Feed yang bekerja untuk menampilkan konten-konten terpopuler dan dianggap cocok dengan penggunanya dianggap tidak memberikan informasi berimbang.
(wbs)