Mudah Terbakar, Samsung Akhirnya Recall Galaxy Note 7
A
A
A
JAKARTA - Samsung Electronics Co Ltd memutuskan untuk me-recall dan mengganti seluruh baterai smartphone Galaxy Note 7 yang rentan terbakar serta menghentikan sementara produk unggulannya di 10 pasar. Hal ini menjadi pukulan telak bagi perusahaan di tengah kebangkitan bisnis mobile.
Kepala bisnis smartphone Korea Selatan, Koh Dong-jin menyampaikan penyesalannya atas recall yang akan memengaruhi pasar termasuk di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Namun, khusus di China tidak terpengaruh karena memiliki model baterai yang berbeda.
Samsung tercatat telah menjual Galaxy Note 7 sebanyak 2,5 juta unit. Pabrikan berencana tidak hanya mengganti beterai ponsel yang telah dijual kepada konsumen, tetapi juga unit di ritel.
"Saya tidak bisa mengomentari persis berapa banyak biaya, tapi itu terasa sakit karena jumlahnya besar," kata Koh, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (9/2/2016).
Jumlah recall ini belum pernah terjadi sebelumnya pada Samsung, sebagai sebuah kebanggaan atas kecakapan manufaktur. Sebab itu, masalah pada Galaxy Note 7 menjadi pukulan keras terhadap reputasi Samsung.
Para analis mengatakan perusahaan harus bertindak cepat untuk meminimalkan kerusakan smartphone, setelah serangkaian keberhasilan produk yang telah membalikkan penurunan pasar di dunia.
"Saya lebih prihatin tentang potensi penurunan penjualan dari biaya recall. Recall kemungkinan menjadi pukulan terhadap laba," ujar analis Korea Investment & Securities, Jay Yoo.
Samsung mengatakan proses ini diperkirakan akan dimulai sekitar dua minggu. Perusahaan akan memperpanjang periode pengembalian dana pelanggan yang terkena dampak dan menawarkan pertukaran unit ponsel Samsung lain.
Credit Suisse berpendapat skenario terburuk dari recall atau penundaan pengiriman bisa menghapus 1,5 triliun won (USD1,34 miliar) dari estimasi laba operasi 2016 sebesar 30,2 triliun won.
Sementara Analis HI Securities James Song berpandangan biaya penggantian mungkin agak terbatas karena Samsung bisa mendaur ulang komponen baterai ponsel yang rusak.
"Hal pintar untuk Samsung menggantikan model yang terkena dampak, tidak menawarkan perbaikan. Itu membantu meningkatkan kepercayaan konsumen dan membantu mengurangi potensi penurunan penjualan di masa depan," katanya.
Kepala bisnis smartphone Korea Selatan, Koh Dong-jin menyampaikan penyesalannya atas recall yang akan memengaruhi pasar termasuk di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Namun, khusus di China tidak terpengaruh karena memiliki model baterai yang berbeda.
Samsung tercatat telah menjual Galaxy Note 7 sebanyak 2,5 juta unit. Pabrikan berencana tidak hanya mengganti beterai ponsel yang telah dijual kepada konsumen, tetapi juga unit di ritel.
"Saya tidak bisa mengomentari persis berapa banyak biaya, tapi itu terasa sakit karena jumlahnya besar," kata Koh, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (9/2/2016).
Jumlah recall ini belum pernah terjadi sebelumnya pada Samsung, sebagai sebuah kebanggaan atas kecakapan manufaktur. Sebab itu, masalah pada Galaxy Note 7 menjadi pukulan keras terhadap reputasi Samsung.
Para analis mengatakan perusahaan harus bertindak cepat untuk meminimalkan kerusakan smartphone, setelah serangkaian keberhasilan produk yang telah membalikkan penurunan pasar di dunia.
"Saya lebih prihatin tentang potensi penurunan penjualan dari biaya recall. Recall kemungkinan menjadi pukulan terhadap laba," ujar analis Korea Investment & Securities, Jay Yoo.
Samsung mengatakan proses ini diperkirakan akan dimulai sekitar dua minggu. Perusahaan akan memperpanjang periode pengembalian dana pelanggan yang terkena dampak dan menawarkan pertukaran unit ponsel Samsung lain.
Credit Suisse berpendapat skenario terburuk dari recall atau penundaan pengiriman bisa menghapus 1,5 triliun won (USD1,34 miliar) dari estimasi laba operasi 2016 sebesar 30,2 triliun won.
Sementara Analis HI Securities James Song berpandangan biaya penggantian mungkin agak terbatas karena Samsung bisa mendaur ulang komponen baterai ponsel yang rusak.
"Hal pintar untuk Samsung menggantikan model yang terkena dampak, tidak menawarkan perbaikan. Itu membantu meningkatkan kepercayaan konsumen dan membantu mengurangi potensi penurunan penjualan di masa depan," katanya.
(dmd)