APJII: 70% Konten Internet di Indonesia Masih Dikuasai Asing
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia memang sangat luar biasa. Namun ternyata, sebagian besar konten yang ada masih dikuasai asing, terlebih untuk sosial media.
Tercatat hanya 30% konten internet lokal yang diakses masyarakat Indonesia, selebihnya konten asing. Sekertaris Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), Henri Kasyfi Soemartono mentakan konten lokal sebenarnya tidak kalah bagus hanya saja perlu dukungan.
"Aplikasi lokal secara kualitas sebenarnya sudah luar biasa, tapi kalu tidak dipakai masyarakat bagaimana bisa mendapat masukan untuk menjadi lebih baik. Contohnya kita lihat Kijang, mobil tersebut karena selama ini terus dipakai oleh masyarakat dan terus mendapat masukan makanya bisa menjadi kijang Innova seperti yang sekarang ini, jafi perlu adanyabjuga dukungan dari masyarakat," ujar Henri, di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Selain itu, Arif menambahkan, pola pikir pengguna juga harus dirubah agar mau menggunakan aplikasi lokal. Sebab walaupun mereka saat ini kurang baik tapi dengan dipakai dan terus menerima masukkan dari pengguna tentu dapat berubah jadi lebih baik dan dapat setara dengan milik asing.
Meski begitu dirjnya juga berharap para pembuat konten lokal dapat terua berinovasi menghadirkan yamg terbaik agar dapat bersaing. Untuk mencapai hal teraebut memang banyak sekali komponen yang harus dipenuhi diantaranya seperti komponen teknis dan financial. Untuk kedua hal tersebut pihak APJII mengaku siap utnuk mendukung kemajuan konten lokal di Indonesia.
Ditanyai apakah sejaih ini pihak Pemerintah sudah cukup membantu dalam perkembangan konten lokal. Dirinya mengatakan, "Dengan adanya aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) saya rasa sudah cukup membantu. Tapi perlu ada hal lain agar masyarakat juga merasa memiliki sehingga mau membangun bersama," ucapnya.
Tercatat hanya 30% konten internet lokal yang diakses masyarakat Indonesia, selebihnya konten asing. Sekertaris Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), Henri Kasyfi Soemartono mentakan konten lokal sebenarnya tidak kalah bagus hanya saja perlu dukungan.
"Aplikasi lokal secara kualitas sebenarnya sudah luar biasa, tapi kalu tidak dipakai masyarakat bagaimana bisa mendapat masukan untuk menjadi lebih baik. Contohnya kita lihat Kijang, mobil tersebut karena selama ini terus dipakai oleh masyarakat dan terus mendapat masukan makanya bisa menjadi kijang Innova seperti yang sekarang ini, jafi perlu adanyabjuga dukungan dari masyarakat," ujar Henri, di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Selain itu, Arif menambahkan, pola pikir pengguna juga harus dirubah agar mau menggunakan aplikasi lokal. Sebab walaupun mereka saat ini kurang baik tapi dengan dipakai dan terus menerima masukkan dari pengguna tentu dapat berubah jadi lebih baik dan dapat setara dengan milik asing.
Meski begitu dirjnya juga berharap para pembuat konten lokal dapat terua berinovasi menghadirkan yamg terbaik agar dapat bersaing. Untuk mencapai hal teraebut memang banyak sekali komponen yang harus dipenuhi diantaranya seperti komponen teknis dan financial. Untuk kedua hal tersebut pihak APJII mengaku siap utnuk mendukung kemajuan konten lokal di Indonesia.
Ditanyai apakah sejaih ini pihak Pemerintah sudah cukup membantu dalam perkembangan konten lokal. Dirinya mengatakan, "Dengan adanya aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) saya rasa sudah cukup membantu. Tapi perlu ada hal lain agar masyarakat juga merasa memiliki sehingga mau membangun bersama," ucapnya.
(wbs)