Ini Cara Kenali Ban yang Harus Diganti
A
A
A
JAKARTA - Ban merupakan salah satu elemen terpenting pada sebuah kendaraan. Bila kondisi ban kurang diperhatikan tentu saja akan memiliki dampak buruk bagi pengendara itu sendiri.
Terlebih jika kondisi ban sudah aus atau orang sering menyebutnya sudah botak, tentu hal ini lebih berbahaya terlebih dijalan basah. Lalu bagaimana untuk mengetahui kondisi ban yang masih layak pakai.
Pertama, pengendara harus memperhatikan Tread Wear Indicator (TWI) atau penanda keausan ban yang berbentuk tonjolan panjang setinggi 1,6 mm didalam alur tapak ban. Jika tonjolan ini sudah bergesekan dengan permukaan aspal, ini berarti sudah saatnya Anda mengganti ban kendaraan dan TWI biasanya tersebar disekeliling ban.
Lalu apa yang kemudian terjadi dijalan basah ketika ban sudah botak? Yang akan terjadi pada ban adalah hydroplanning. Hal ini terjadi saat lapisan air yang berada diantara ban dan permukaan jalan tidak dapat dialirkan dengan cukup cepat dibawah ban.
Disini permukaan air akan terus menumpuk dan hasilnya kendaraan akan susah dikendalikan karena ban yang menjadi tumpuan tidak lagi dapat menapak sempurna ke permukaan aspal.
Ban modern memiliki tapak ban dengan alur yang dirancang untuk memecah air dari bawah ban. Jika banyaknya air melampaui kemampuan ban mengalirkan ban, maka ban beresiko mengalami hydroplaning, semoga bermanfaat. (Berbagai Sumber)
Terlebih jika kondisi ban sudah aus atau orang sering menyebutnya sudah botak, tentu hal ini lebih berbahaya terlebih dijalan basah. Lalu bagaimana untuk mengetahui kondisi ban yang masih layak pakai.
Pertama, pengendara harus memperhatikan Tread Wear Indicator (TWI) atau penanda keausan ban yang berbentuk tonjolan panjang setinggi 1,6 mm didalam alur tapak ban. Jika tonjolan ini sudah bergesekan dengan permukaan aspal, ini berarti sudah saatnya Anda mengganti ban kendaraan dan TWI biasanya tersebar disekeliling ban.
Lalu apa yang kemudian terjadi dijalan basah ketika ban sudah botak? Yang akan terjadi pada ban adalah hydroplanning. Hal ini terjadi saat lapisan air yang berada diantara ban dan permukaan jalan tidak dapat dialirkan dengan cukup cepat dibawah ban.
Disini permukaan air akan terus menumpuk dan hasilnya kendaraan akan susah dikendalikan karena ban yang menjadi tumpuan tidak lagi dapat menapak sempurna ke permukaan aspal.
Ban modern memiliki tapak ban dengan alur yang dirancang untuk memecah air dari bawah ban. Jika banyaknya air melampaui kemampuan ban mengalirkan ban, maka ban beresiko mengalami hydroplaning, semoga bermanfaat. (Berbagai Sumber)
(dol)