Menjajal Gelimang Fitur All New Pajero Sport di Pulau Dewata

Minggu, 15 Mei 2016 - 10:21 WIB
Menjajal Gelimang Fitur...
Menjajal Gelimang Fitur All New Pajero Sport di Pulau Dewata
A A A
MEMBUKTIKAN ketangguhan dan kenyamanan SUV terbarunya, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) mengajak beberapa media massa Nasional untuk jajal langsung All New Pajero Sport di pulau Dewata, Bali. Mengusung tema “Explore Dewata with The All New Pajero Sport”, selama 3 hari 2 malam KTB mengajak para wartawan untuk menjelajah Bali mulai dari Denpasar hingga ke Taman Nasional Bali Barat di wilayah Buleleng sejauh 300 km.

Perjalanan kali ini menjadi kesempatan istimewa untuk menguji keunggulan Pajero Sport dengan menempuh beragam jenis rute. Dimulai dari Bandara Ngurah Rai di Kuta, Sindonews bersama 3 rekan mencoba pengalaman berkendara dengan SUV bongsor varian Dakar 4x2 AT ini menembus kepadatan lalu lintas perkotaan, melintasi rute berliku dan menanjak menuju daerah Kintamani, hingga permukaan tak rata saat memasuki Taman Nasional Bali Barat di Buleleng.

Transmisi Pajero Sport Halus

Jalur padat dan beraspal Ibu Kota Propinsi Bali, Denpasar sukses dilalui. Kami memasuki rute menuju Kintamani di wilayah Gunung Batur. Rute yang menanjak dan berliku menjadi salah satu medan pembuktian terhadap penggunaan mesin baru 4N15 2,4 liter yang diusung oleh varian Dakar serta keandalan pengendaliannya.

Dengan torsi puncak hingga 430 Nm pada putaran mesin rendah yang hanya 2.500 rpm membuat mobil ini tak perlu "meraung" kencang saat diperlukan untuk akselerasi. Ini karena dukungan transmisi automatis 8-speed yang telah dilengkapi oleh paddle shift di balik lingkar kemudi.

Pada kondisi jalan menanjak, dan memerlukan momen lebih cepat untuk menyusul mobil di depan, cukup menurunkan gear dengan menekan tuas paddle shift di sebelah kiri, gear transmisi akan turun dan menghasilkan akselerasi yang lebih sigap. Namun, penggunaan Drive by Wire pada pedal gas menghasilkan respon yang sedikit tertunda. Setelah meraih kecepatan yang diinginkan, cukup tekan tuas paddle shift sebelah kanan, dan gear transmisi dengan cepat juga berpindah. Putaran mesin yang relatif rendah sepanjang perjalanan membuat saya yakin jika konsumsi bahan bakar yang dimilikinya juga cukup efisien.

Perjalanan terhenti sejenak di kawasan Gunung dan Danau Batur untuk makan siang, sebelum meneruskan perjalanan menuju Singaraja, dan lanjut ke Buleleng. Setelah makan siang, rute kali ini memiliki medan yang menurun dan berkelok-kelok. Ini tantangan untuk membuktikan pengendalian dan sistem pengereman yang dimiliki oleh Pajero Sport.

Penilaian tak hanya diberikan oleh penyempurnaan sistem suspensi yang dibawa oleh All-new Pajero Sport, namun juga berkat tersematnya fitur Active Stability & Traction Control System (ASTC). Saat menikung cepat di beberapa tikungan tajam, hampir tak terasa gerakan badan Pajero Sport yang berlebih. Sistem kemudi yang ringan serta cukup presisi saat mengarahkan moncong mobil juga menjadikan mobil dengan berat hampir 2 ton ini terasa ringan kala diajak bermanuver.

Pada sistem pengereman, varian Dakar 4x2 yang kami coba telah menggunakan rem depan dan belakang dengan cakram berventilasi. Belum lagi dibenamkan fitur Anti-lock Brake System (ABS), Electronic Brake Force Distribution (EBD) serta Brake Assist (BA) untuk mengantisipasi kejadian tak terduga di jalan raya, agar mobil masih bisa dikendalikan dengan sempurna.

Kali ini pada rute Singaraja – Buleleng, meski diluar perkotaan jalur lintas utara Bali yang cukup padat dengan banyaknya kendaraan wisatawan (bus dan mini bus) yang melintas. Namun, dengan keunggulan rem yang ada menjadikan kami dapat dengan mudah mengikuti mobil pengawal dari Polda Bali yang memimpin rombongan.

Tiba di Taman Nasional Bali Barat, yang mempunyai akses jalan tanah dan bebatuan menjadi pengujian artikulasi suspensi yang dimiliki All New Pajero Sport. Jarak Hotel dari jalan raya hampir 1 km dengan kondisi jalan tak rata, Cukup menarik, tak banyak guncangan yang terjadi di dalam kabin Pajero Sport.

Sesampai di hotel, kami menikmati waktu istirahat sambil menikmati alam Bali yang bikin jatuh cinta dan semakin bersyukur masih menikmati ciptaanNya.

Menjelang senja kita menuju hotel, yang cukup menarik saat dihidupkan lampu. Ya, lampu belakang Pajero Sport terlihat, bagi saya ini semakin menguatkan karakternya, di tengah-tengah persaingan model SUV di Indonesia. Namun soal desain tergantung penilaian masing-masing.

Menikmati SebagAi Penumpang

Setelah beristrirahat satu malam, kami bersama rombongan kembali memulai perjalanan kembali ke Denpasar dengan melewati rute yang hampir sama. Namun, kali ini Sindonews memposisikan sebagai penumpang.

Pada varian Pajero Sport Dakar yang kami tumpangi, desain kabin mempunyai dashboard dengan sentuhan panel kayu dan material tempat duduk berlapis kulit. Posisi duduk di bangku baris pertama cukup ideal bagi saya yang memiliki tinggi badan 170 cm.

Pandangan ke arah depan juga cukup leluasa, dan berkat pengaturan posisi tempat duduk yang fleksibel, membuat luas ruang kaki dapat diatur, tanpa mengorbankan ruang kaki bagi penumpang di belakangnya. Beberapa ruang penyimpanan juga tersedia di depan, antara lain laci berkapasitas besar di bagian depan, ruang penyimpanan di trim pintu, serta dua cup holder di bagian konsol tengah. Serta di bagian sisi konsol tengah juga terdapat ruang penyimpanan kecil untuk ponsel dan kotak besar di antara tempat duduk depan.

Head unit yang dimiliki varian ini sama dengan milik varian Exceed, head unit ini memiliki layar sentuh 6,5 inci bertipe WVGA dengan resolusi yang cukup memuaskan. Layar sentuh cukup responsif, termasuk mengijinkan Anda untuk menggeser tampilan, tak hanya sekedar menyentuhnya.

Head unit ini menawarkan AM/FM Group, kemampuan memutar DVD dan CD berformat MP3, sistem koneksi Bluetooth untuk dipasangkan dengan smartphone, ataupun koneksi dengan iPod, iPhone dan iPad. Port USB juga tersedia, namun fitur yang cukup memuaskan adalah tersedianya sistem navigasi berbasis GPS. Untuk pengemudi, kemudahan mengatur sistem audio disuguhkan adanya tombol Audio Steering Switch di lingkar kemudi.

Varian ini mempunyai dua zona pengaturan penyejuk kabin (AC) untuk sisi penumpang kanan dan kiri depan, sementara di belakang, penumpang baris kedua juga mendapatkan tombol mandiri untuk mengatur AC.

Untuk akses memasuki kabin, pada pilar A dan pilar B terdapat 'assist grip' yang mudah diraih oleh penumpang, sebagai kompensasi ground clearence yang tinggi. Posisi duduk di bangku baris kedua cukup nyaman, dengan ruang kaki (legroom) dan ruang kepala yang memadai. Meski begitu, untuk penumpang yang memiliki tinggi di atas 170 cm, ruang kepala yang tersisa di baris kedua cukup minim.

Kali ini pada bangku baris ketiga dilipat untuk meyediakan ruang bagasi lebih lapang. Ya, barang yang kami bawa ada 3 koper dengan ukuran 9 liter serta ada coolbox untuk minumaN. Bila dalam kondisi normal (bangku baris ketiga berdiri), barang yang kami bawa tak muat pada begasi yang disediakan. Penilaian ini sangat relatif dan tergantung kebutuhan pengguna.

Kontribusi kenyamanan juga diberikan oleh penggunaan konstruksi suspensi baru yang menghasilkan peredaman lebih halus. Jika basis konstruksi suspensi yang dimiliki oleh Pajero Sport generasi sebelumnya serupa dengan yang dimiliki oleh pickup double cabin Mitsubishi Triton, maka pada generasi terbaru ini, suspensinya dirancang khusus untuk memberikan kenyamanan bagi penumpangnya.

Menariknya dengan suspensi yang lebih lembut dibandingkan Pajero Sport lama, mobil ini juga memberikan pengendalian yang lebih baik. Saat bermanuver di tikungan dengan kecepatan yang relatif tinggi, gejala body roll terasa minim. Salah satu hal yang menunjang kemampuan itu adalah penggunaan batang stabilizer yang lebih besar pada suspensinya.

Berbicara kekedapan kabin juga menjadi keunggulan Pajero Sport karena peningkatan material peredaman kabin. Selain itu, penggunaan mesin baru 4N15 yang bersuara lebih 'tenang' menambah heningnya kabin Pajero Sport saat berkendara. Sindonews sempat terlelap tidur di baris kedua selama satu jam.

Perlu Penyempurnaan

Dari kelebihan dan pembahruan yang diberikan, ada kekurangan pada beberapa detail. Mobil ini tak dilengkapi dengan tombol pintu kunci terpusat (central door lock) di bagian pengemudi, sehingga untuk membuka kunci seluruh pintu, harus membuka tombol kunci di bagian pengemudi. Kemudian, sistem bukaan jendela di bagian penumpang masih belum otomatis dengan satu sentuhan.

Selain itu fungsi tombol otomatis juga tak ada saat menutup sunroof yang ada di varian Dakar, sehingga Sindonews harus menahan tombol tersebut saat menutup sunroof. Terakhir, sebagai sebuah SUV bersosok bongsor, bukaan pintu bagasi yang besar dan tinggi juga cukup menyulitkan bagi mereka yang memiliki tinggi badan kurang dari 165 cm, hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan memberikan fungsi penutupan pintu bagasi secara elektrik, paling tidak untuk Pajero Sport varian termewah.

Menambahkan kekurangan lain diluar detail yang ada pada kabin, yaitu desain panel A pada sisi kemudi masih terasa mengganggu dan cenderung menghasilkan blindspot saat melakukan manuver ke kiri.

Biasanya, prinsipal akan melakukan penyempurnaan pada generasi selanjutnya. Pasalnya kekurangan detail kecil menjadi pekerjaan rumah yang mudah bagi Mitsubishi. Meskipun begitu untuk saat ini masih banyak keunggulan yang ditawarkan oleh Pajero Sport terbaru ini dibanding kompetitornya, itu sebagai pilihan bagi Anda.
(dol)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1565 seconds (0.1#10.140)