Lindungi Data Pengguna, WhatsApp Gunakan Enkripsi Terbaru
A
A
A
LOS ANGELES - WhatsApp (WA) melaporkan menggunakan enkripsi terbaru untuk melindungi keamanan foto, video, chatting group dan panggilan suara, selain pesan teks, yang dikirim pengguna lebih dari 1 miliar di seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk melindungi dan memberikan keamanan data komunikasi pengguna yang rentan peretasan.
Sebelumnya, layanan media sosial yang dimiliki Facebook Inc ini mulai menerapkan enkripsi "end to lend" untuk pesan standar yang dikirim smartphone Android pada 2014.
Dilansir dari Los Angeles Times, Rabu (6/4/2016), enkripsi yang ada sekarang dapat bekerja di semua bentuk komunikasi pada aplikasi ponsel Android, Apple Inc's iPhone dan perangkat lainnya.
Enkripsi telah menjadi subjek hangat yang diperdebatkan, di mana otoritas AS memperingatkan bahwa penjahat dan hacker dapat menggunakannya untuk menyembunyikan jejak mereka.
Co-founder WhatsApp Jan Koum, yang dibesarkan di Uni Soviet mengatakan, pihaknya percaya orang harus memiliki enkripsi yang mudah digunakan sebagai perlindungan terhadap hacker dan pencuri identitas, serta pemerintah yang memata-matai warga negara mereka sendiri.
Penggunaan WhatsApp dengan enkripsi telah menyebabkan gesekan di Brasil, di mana pihak berwenang baru-baru ini merilis eksekutif Facebook setelah perusahaan mengatakan itu tidak dapat menguraikan pesan pengguna yang terenkripsi. Hal tersebut karena enkripsi end-to-end otomatis meng-encode setiap pesan dengan algoritma yang dapat dibuka hanya oleh pengirim dan penerima.
Sejumlah layanan yang kurang populer, termasuk Signal, Wickr dan Telegram, menggunakan enkripsi end-to-end. Sementara yang lainnya tidak menggunakan sama sekali.
Sementara itu, Google Inc, Facebook dan Yahoo Inc menggunakan enkripsi yang kurang luas untuk melindungi email dan pesan, tapi mempertahankan kemampuan untuk memindai pesan pada titik-titik tertentu dan dapat dibuka di bawah kontrol perintah pengadilan.
Apple menggunakan enkripsi end-to-end untuk layanan iMessage, tetapi beberapa ahli mengatakan metode WhatsApp mungkin lebih aman karena memberikan kode keamanan yang pengirim dan penerima dapat gunakan untuk memverifikasi pesan dari seseorang yang mereka kenal - bukan dari hacker yang menyamar sebagai teman.
WhatsApp menggunakan teknologi enkripsi dari Open Wishper Systems, sebuah kelompok usaha di San Francisco yang mengembangkan perangkat lunak dengan pendanaan dari swasta dan hibah pemerintah, termasuk program Departemen Luar Negeri AS.
Sebelumnya, layanan media sosial yang dimiliki Facebook Inc ini mulai menerapkan enkripsi "end to lend" untuk pesan standar yang dikirim smartphone Android pada 2014.
Dilansir dari Los Angeles Times, Rabu (6/4/2016), enkripsi yang ada sekarang dapat bekerja di semua bentuk komunikasi pada aplikasi ponsel Android, Apple Inc's iPhone dan perangkat lainnya.
Enkripsi telah menjadi subjek hangat yang diperdebatkan, di mana otoritas AS memperingatkan bahwa penjahat dan hacker dapat menggunakannya untuk menyembunyikan jejak mereka.
Co-founder WhatsApp Jan Koum, yang dibesarkan di Uni Soviet mengatakan, pihaknya percaya orang harus memiliki enkripsi yang mudah digunakan sebagai perlindungan terhadap hacker dan pencuri identitas, serta pemerintah yang memata-matai warga negara mereka sendiri.
Penggunaan WhatsApp dengan enkripsi telah menyebabkan gesekan di Brasil, di mana pihak berwenang baru-baru ini merilis eksekutif Facebook setelah perusahaan mengatakan itu tidak dapat menguraikan pesan pengguna yang terenkripsi. Hal tersebut karena enkripsi end-to-end otomatis meng-encode setiap pesan dengan algoritma yang dapat dibuka hanya oleh pengirim dan penerima.
Sejumlah layanan yang kurang populer, termasuk Signal, Wickr dan Telegram, menggunakan enkripsi end-to-end. Sementara yang lainnya tidak menggunakan sama sekali.
Sementara itu, Google Inc, Facebook dan Yahoo Inc menggunakan enkripsi yang kurang luas untuk melindungi email dan pesan, tapi mempertahankan kemampuan untuk memindai pesan pada titik-titik tertentu dan dapat dibuka di bawah kontrol perintah pengadilan.
Apple menggunakan enkripsi end-to-end untuk layanan iMessage, tetapi beberapa ahli mengatakan metode WhatsApp mungkin lebih aman karena memberikan kode keamanan yang pengirim dan penerima dapat gunakan untuk memverifikasi pesan dari seseorang yang mereka kenal - bukan dari hacker yang menyamar sebagai teman.
WhatsApp menggunakan teknologi enkripsi dari Open Wishper Systems, sebuah kelompok usaha di San Francisco yang mengembangkan perangkat lunak dengan pendanaan dari swasta dan hibah pemerintah, termasuk program Departemen Luar Negeri AS.
(dmd)