Mastel Minta Perang Terbuka Antar-Operator Dihentikan
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mengimbau operator telekomunikasi berkompetisi secara sehat dan memperhatikan etika bisnis untuk memenangkan persaingan. Mastel meminta perang terbuka di media sosial dihentikan.
“Dalam persaingan itu yang penting adu strategi secara fair dan unjuk kebolehan,” ujar Ketua Umum Mastel Kristiono dalam siaran persnya, Minggu (7/2/2016).
Kristiono mengatakan, operator jangan terjebak dengan komunikasi pemasaran menjatuhkan pesaingnya, apalagi dengan cara yang tidak benar dan tidak sebenarnya, termasuk di media sosial. Untuk diketahui, sejak Telkom melakukan aksi blokir terhadap layanan Netflix, aroma persaingan di layananan broadband mulai menghangat, terutama di media sosial.
Beberapa operator memanfaatkan akun resminya di media sosial untuk menonjolkan keunggulan dimana masih bisa mengakses layanan Netflix. Suasana makin panas sejak Telkom menerapkan skema Fair Usage Policy (FUP) dan mengetatkan unbundling layanan triple play IndiHome bagi pelanggannya.
IndiHome adalah layanan yang bertopang pada infrastruktur Fiber to The Home (FTTH) agar pengguna mampu menawarkan kecepatan akses internet hingga 100 Mbps, konten UseeTV yang sudah didukung gambar High Definition (HD), dan gratis telepon dalam menit tertentu untuk jangkauan lokal atau interlokal. Konsep bundling ini dikenal dengan Triple Play.
Unbundling di sini adalah ketika pelanggan memutuskan berhenti berlangganan internet atau TV kabel, dan memilih hanya berlangganan telepon tetap rumah. Perang opini tak lagi melibatkan akun resmi milik perusahaan, tetapi sudah melibatkan eksekutif dari operator yang menjadi pesaing Telkom.
Dalam akun media sosialnya, salah satu eksekutif operator yang menjadi pesaing Telkom di pasar Fixed Broadband membagi postingan dari community blog yang mengajak tak menggunakan produk IndiHome. Sontak, perang terbuka terjadi sejak Sabtu (6/2) malam di media sosial.
VP Consumer Marketing and Sales Telkom Jemy V Confido dalam akun media sosialnya mem-posting kalimat yang mencoba menenangkan suasana. “Kami di Telkom menyadari perlunya memberikan layanan yang lebih baik bagi pelanggan dan harga yang lebih murah bila memungkinkan. Kami juga berusaha untuk respect dan fair terhadap pesaing. Kami paham bahwa pesaing juga berusaha memberikan layanan kepada pelanggan. Semoga kita bisa bersaing secara sehat dan terhormat,” tulisnya, di jejaring sosial itu.
Sekadar diketahui, Telkom adalah salah satu pemain kuat di Triple Play dengan jumlah pelanggan sekitar 1,2 juta pengguna. Potensi menjadi besar semakin terbuka jika berhasil memigrasikan pelanggan telepon rumah yang berjumlah sekitar 10 juta pengguna ke Triple Play.
Pesaing Telkom di Triple Play adalah First Media, Biznet, MyRepublic, dan lainnya. Selain itu, pemain 4G seperti Smartfren juga mencoba menggoyang pasar residensial dengan menawarkan paket unlimited untuk mengakses layanan streaming.
“Dalam persaingan itu yang penting adu strategi secara fair dan unjuk kebolehan,” ujar Ketua Umum Mastel Kristiono dalam siaran persnya, Minggu (7/2/2016).
Kristiono mengatakan, operator jangan terjebak dengan komunikasi pemasaran menjatuhkan pesaingnya, apalagi dengan cara yang tidak benar dan tidak sebenarnya, termasuk di media sosial. Untuk diketahui, sejak Telkom melakukan aksi blokir terhadap layanan Netflix, aroma persaingan di layananan broadband mulai menghangat, terutama di media sosial.
Beberapa operator memanfaatkan akun resminya di media sosial untuk menonjolkan keunggulan dimana masih bisa mengakses layanan Netflix. Suasana makin panas sejak Telkom menerapkan skema Fair Usage Policy (FUP) dan mengetatkan unbundling layanan triple play IndiHome bagi pelanggannya.
IndiHome adalah layanan yang bertopang pada infrastruktur Fiber to The Home (FTTH) agar pengguna mampu menawarkan kecepatan akses internet hingga 100 Mbps, konten UseeTV yang sudah didukung gambar High Definition (HD), dan gratis telepon dalam menit tertentu untuk jangkauan lokal atau interlokal. Konsep bundling ini dikenal dengan Triple Play.
Unbundling di sini adalah ketika pelanggan memutuskan berhenti berlangganan internet atau TV kabel, dan memilih hanya berlangganan telepon tetap rumah. Perang opini tak lagi melibatkan akun resmi milik perusahaan, tetapi sudah melibatkan eksekutif dari operator yang menjadi pesaing Telkom.
Dalam akun media sosialnya, salah satu eksekutif operator yang menjadi pesaing Telkom di pasar Fixed Broadband membagi postingan dari community blog yang mengajak tak menggunakan produk IndiHome. Sontak, perang terbuka terjadi sejak Sabtu (6/2) malam di media sosial.
VP Consumer Marketing and Sales Telkom Jemy V Confido dalam akun media sosialnya mem-posting kalimat yang mencoba menenangkan suasana. “Kami di Telkom menyadari perlunya memberikan layanan yang lebih baik bagi pelanggan dan harga yang lebih murah bila memungkinkan. Kami juga berusaha untuk respect dan fair terhadap pesaing. Kami paham bahwa pesaing juga berusaha memberikan layanan kepada pelanggan. Semoga kita bisa bersaing secara sehat dan terhormat,” tulisnya, di jejaring sosial itu.
Sekadar diketahui, Telkom adalah salah satu pemain kuat di Triple Play dengan jumlah pelanggan sekitar 1,2 juta pengguna. Potensi menjadi besar semakin terbuka jika berhasil memigrasikan pelanggan telepon rumah yang berjumlah sekitar 10 juta pengguna ke Triple Play.
Pesaing Telkom di Triple Play adalah First Media, Biznet, MyRepublic, dan lainnya. Selain itu, pemain 4G seperti Smartfren juga mencoba menggoyang pasar residensial dengan menawarkan paket unlimited untuk mengakses layanan streaming.
(dmd)