Hacker Bisa Curi Data-data Pribadi Cukup Lewat Nama
Selasa, 26 Januari 2016 - 20:33 WIB
Hacker Bisa Curi Data-data Pribadi Cukup Lewat Nama
A
A
A
CALIFORNIA - Akses informasi pribadi menjadi salah satu hal yang paling diwaspadai. Tapi kecanggihan hacker kini bisa mencuri semua itu cukup lewat nama, email atau bahkan alamat.
Dikutip dari Theblaze, Selasa (26/1/2016), tapi sulit dibayangkan jika pencurian yang dilakukan mengatasnamakan situs terkenal. Seperti yang terjadi dengan salah seorang pelanggan Amazon, Eric Springer.
Springer mengungkapkan, bahwa semua hacker dapat mencuri informasi akun Anda nama, alamat email dan alamat surat. Semua data itu yang kerap dianggap data yang biasa diberikan.
Beberapa bulan yang lalu, Springer menerima email automatis dari Amazon. Isinya perusahaan berterima kasih karena menghubungi layanan pelanggan. Menariknya, hal ini cukup membingungkan, karena Springer tidak pernah dihubungi Amazon.
Setelah menghubingi Amazon dan meminta transkrip percakapan online, ia diduga telah melakukan menggunakan pelayanan. Springer menemukan dirinya bahwa hacker berpura-pura menjadi dirinya menggunakan layanan pelanggan sebagai "pintu belakang" untuk mendapatkan berbagai informasi akun penting.
Melalui nama, email dan alamat palsu, hacker justru bisa mendapatkan alamat rinci Springer sesungguhnya. Dan semua informasi pribadinya dapat terbuka.
Dikutip dari Theblaze, Selasa (26/1/2016), tapi sulit dibayangkan jika pencurian yang dilakukan mengatasnamakan situs terkenal. Seperti yang terjadi dengan salah seorang pelanggan Amazon, Eric Springer.
Springer mengungkapkan, bahwa semua hacker dapat mencuri informasi akun Anda nama, alamat email dan alamat surat. Semua data itu yang kerap dianggap data yang biasa diberikan.
Beberapa bulan yang lalu, Springer menerima email automatis dari Amazon. Isinya perusahaan berterima kasih karena menghubungi layanan pelanggan. Menariknya, hal ini cukup membingungkan, karena Springer tidak pernah dihubungi Amazon.
Setelah menghubingi Amazon dan meminta transkrip percakapan online, ia diduga telah melakukan menggunakan pelayanan. Springer menemukan dirinya bahwa hacker berpura-pura menjadi dirinya menggunakan layanan pelanggan sebagai "pintu belakang" untuk mendapatkan berbagai informasi akun penting.
Melalui nama, email dan alamat palsu, hacker justru bisa mendapatkan alamat rinci Springer sesungguhnya. Dan semua informasi pribadinya dapat terbuka.
(dyt)
